Mohon tunggu...
Miftaqul Janah
Miftaqul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai saya Miftaqul Janah. Suka menulis, semoga tulisan saya bermanfaat, Aamiin ☺️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surau di Samping Gereja

23 April 2022   09:13 Diperbarui: 23 April 2022   09:18 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerbung 1 "Surau di Samping Gereja"

Karya Miftaqul Janah

Kisah Awal

 

Malam ini aku tidur bersama Ibu, semenjak Ayahku pergi merantau. Aku sangat sayang sama Ayah, apalagi Ibu sangat mencintai Ayah dengan tulus walaupun berasal dari keluarga sederhana. Aku rasanya rindu sekali, padahal baru saja dua malam kami ditinggal. Siapa yang bisa menggantikan Ayah mendongeng nanti, "Pasti Ibu tidak bisa." ujarku kesal

"Ibu?"

"Iya, nak?"

"Malam ini sebelum tidur aku mau ibu mendongeng dulu"

"Sudah malam nak, ayo cepat tidur saja"

Padahal aku sangat ingin mendengar cerita dongeng dari Ibu, biasanya aku Ayah yang mendongeng, tapi sekarang Ayah tidak ada di rumah.

"Sayang, kamu harus bisa tidur tanpa Ayah yaa nak" mendengar perkataan Ibu, hatiku merasa sedih kembali, tetapi sedihku pasti melebihi sedihnya Ibuku. Pasti Ibu juga rindu dengan Ayah.

"Ibu, kenapa kita tidak ikut Ayah merantau, padahal Ibu sayang dan sangat rindu sama Ayah? Yaa walaupun Adit tahu Ayah merantau juga untuk kita"

"Tidak papa nak, mungkin Ayahmu sudah merencanakan matang-matang untuk pergi merantau sendiri, Ayah pasti akan memberi kabar untuk kita. Kamu harus bisa patuh terhadap nasihat yang diberikan Ayahmu, bukannya setiap malam kamu diberi dongengan sebelum tidur, ambillah pelajaran yang diceritakan oleh Ayahmu itu.

"Humm, baik bu" gumanku serasa patah semangat

Malam berganti fajar, fajar berganti siang, hingga senja turut hadir bergantian....

"Kristino...." panggilku kepada teman akrabku, dia seumuran denganku, kami sedang memasuki tahun ajaran baru kelas VI sekolah dasar.

"Heyy Adit, aku sudah bawa bola, yuk kita ke lapangan dusun sebelah, kita tanding sama-sama" seru Tino

Keseruan di sore hari, anak-anak Dusun Limau yang hobi sekali bermain sepak bola, hingga terkadang lupa waktu dan orang tua mereka selalu menjemput ke lapangan.

Adzan ashar pun berkumandang, "Allahu akbar, Allahu akbar......"

"Wahh, maaf  Kris, aku harus ke Surau, setelah itu mengaji, lain kali kita bisa bermain bersama lagi yaa"

"Okeyy Dit"

Malam pun tiba,

"Permisi Adit, tok tok tok..."

"Sepertinya ada tamu Bu" ujar Adit. Langkah Ibu Adit menyusul keluar membuka pintu.

"Masuk nak Tino, malam-malam ada apa nak? Tumben sekali main ke rumah.

"Buk Minnah, boleh tidak aku menginap semalam saja di sini?" tanya Tino

"Tentu boleh nak, orang tuamu kemana?"

"Ah, Ibu, kayak tidak tahu saja. Ayah sama mama ke luar kota, entahlah cari duit mulu, anaknya tidak pernah diurusi"

"Nak Tino, jangan seperti itu. Ayah mamamu ke luar kota juga untuk masa depanmu, biar ketika nak Tino ingin sekolah yang tinggi, Ayah Mamamu bisa menyekolahkan kamu ke sekolah yang bagus. Jadi jangan bilang seperti tadi yaa..." ujar Ibu adit mencoba menasihati

"Iya bu," ujar Tino dengan wajah lemas.

Usai itu, mereka bertiga makan malam, dengan lauk seadanya, karena diselimuti oleh rasa kasih sayang dari seorang Ibu adit, Tino pun menikmati hidangan yang disajikan dengan senang. Gelitik tawa menghiasi meja makan, tak lupa bunyi detik jarum jam yang tak henti berputar, adzan isya' pun berkumandang.... "Allahu akbar.... Allahu akbar...."

"Nak Tino, Ibu ke Surau dulu ya bersama Adit"

"Tino ikut bu. Nanti Tino menunggu di depan Surau tak apa."

"Boleh" sahutnya dengan semangat.

Dengan rasa nyaman Tino menunggu di depan Surau hingga jama'ah salat isya' selesai.

bersambung..........

Next.... Ditunggu cerita lanjutnya. Apa yang akan terjadi dengan Tino? Jangan lupa klik subscribe untuk mengikuti update-an tulisan kami. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun