Mohon tunggu...
MIFTAKHUN NURONIYYAH
MIFTAKHUN NURONIYYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

saya seorang perempuan yang suka berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kajian Etnobotani dalam Upacara Adat Jawa

2 Juli 2024   11:50 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:00 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

21.

Kedondong (Spondias pinnata Kurtz.)

Buah

Saling   berbagi,  banyak anak banyak rezeki

Berikut adalah deskripsi pemanfaatan tumbuhan yang digunakan pada beberapa upacara adat yang masih dilakukan.

Gambar 2. Upacar Adat

  • Upacara Adat Hajat Laut

     Hajat laut dilakukkan rutin satu tahun sekali setiap hari Jum'at Kliwon di awal bulan Sura sebagai rasa syukur atas hasil laut yang didapatkan di sekitar perairan laut Upacara adat ini merupakan sebuah ritual yang dipimpin oleh beberapa sesepuh adat yang dipercaya dan dianggap mempunyai kemampuan lebih oleh masyarakat dengan rangkaian utama kegiatannya adalah membuat keranda "Dongdang" sebagai tempat menyimpan berbagai macam sesaji, ijab dongdang, kemintan dongdang, dan larung dongdang.

     Upacara adat Hajat Laut menggunakan 11 jenis tumbuhan, yaitu pisang raja (Musa acuminate x balbisiana), pisang ambon (Musa paradisiaca) var. Sapientum (L.) Kunt, pisang emas (Musa acuminata), kelapa (Cocos nucifera L.), mawar merah (Rosa hibrida), melati (Jasminum sambac Ait.), kantil (Michelia champaca L.), kenanga (Canangium odoratum Baill.), sedap malem (Epiphyllum oxipetalum), kertas (Bougainvillea spectabilis Willd.), dan bunga mawar putih (Rosa hibrida). Penggunaan pisang raja (Musa acuminate x balbisiana), pisang ambon(Musa paradisiaca) var. Sapientum (L.) Kunt, pisang emas(Musa acuminata) dalam upacara Hajat Laut menurut masyarakat setempat dikarenakan pisang memiliki simbol atau nilai walaupun berbeda beda tetapi tetap satu tujuan. Simbol ini tercermin dari buah pisang tersisir.

     Kusmintayu (2014) menyebutkan bahwa dalam upacara adat Sedekah Laut yang dilakukan Masyarakat filosofis dan pelaksanaannya seperti Hajat Laut, penggunaan pisang (bahasa Jawa: Gedang) mempunyai makna "gesang ora mun madhang" artinya hidup tidak hanya untuk makan. Sebenarnya pisang yang digunakan dalam upacara adat ini dikenal dengan pisang telon, yang terdiri dari pisang raja, pisang mas, dan pisang hijau (biasanya pisang ambon). 

Pisang raja mempunyai makna "didaya mukti lan mulya" artinya jadilah orang yang sukses baik status sosial maupun hartanya. Pisang mas mempunyai makna "cilik barange, ala rupane, nanging duwe rega" artinya kecil dan jelek bentuknya, tetapi rasanya enak dan harganya tinggi. Pisang hijau mempunyai makna "gawe seneng anak bojo" artinya membahagiakan anak dan istri. 

Selain itu penggunaan bunga atau lebih dikenal dengan kembang telon, yaitu mawar, kenanga, dan kanthil mempunyai makna "urip aja ninggal telung perkara: naluri, agami, nagari"artinya hidup jangan meninggalkan tiga permasalahan, yaitu naluri, agama, dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun