Pada era digital ini, paradigma pembelajaran telah mengalami transformasi yang signifikan. Inovasi teknologi tak hanya menciptakan perubahan dalam metode pengajaran, tetapi juga menghadirkan pendekatan baru dalam menyampaikan informasi. Salah satu alat yang sering digunakan dalam penyampaian informasi pembelajaran adalah video. Video pembelajaran bukan hanya sekadar hiburan, melainkan menjadi sarana pembelajaran efektif untuk mentransfer pengetahuan dengan cara yang lebih interaktif dan menginspirasi.
Pembelajaran yang efektif selalu melibatkan peran peserta didik sebagai sumber belajar dengan melaksanakan kegiatan untuk menambah pengetahuannya sendiri, sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator dan pendamping siswa dalam belajar. Aktivitas belajar ini akan berpengaruh pada prestasi belajar. Peran seorang guru dalam pembelajaran harus menekankan pada pengembangan potensi, kecerdasan kognisi, emosi, sikap, tanpa melupakan pembentukan karakter peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang menarik dapat dilakukan di dalam ruang kelas dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Hal yang dapat mempertemukan antara teori yang terdapat dalam buku dan kehidupan nyata ditayangkan melalui video pembelajaran yang membuat siswa lebih tertantang (Siska Abdulah, dkk 2023).
Permasalahan yang nyata dalam pembelajaran dapat menambah tingkat pencapaian belajar melalui LKPD kelompok yang menarik dan kontekstual. Selain itu, belajar diskusi secara berkelompok yang heterogen dapat membantu peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuan dan pemahaman yang dikuasai dan dapat meningkatkan keterampilan sosial. Pembelajaran diskusi kelompok  dikemas agar peserta didik dapat menelaah materi dengan permasalahan kontekstual yang nyata di lingkungan sekitar  sehingga proses belajar akan semakin bermakna. Pembelajaran yang bermakna diharapkan dapat meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran yang selalu sama dan berulang menjadikan peserta didik menjadi bosan saat menjalani pembelajaran. Pembelajaran di kelas yang membosankan dan jenuh akan  mempengaruhi motivasi belajar peserta didik (Rohim, 2018). Rendahnya keinginan belajar terhadap mata pelajaran Matematika juga mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Jika keinginan belajar peserta didik tinggi, maka hasil belajar peserta didik pun juga baik. Hal ini karena hasil belajar merupakan hasil yang diwujudkan dalam nilai akibat interaksi antara tindakan belajar dan mengajar. Perlu sebuah inovasi mengenai model pembelajaran yang bervariasi mengenai pembelajaran yang menggunakan permasalahan kontekstual dengan materi Matematika. Pembelajaran yang memperlakukan peserta didik sebagai partisipan aktif bukan sebagai penerima pasif.
Sementara itu, minat belajar Matematika di SMP PGRI Sumberagung Kabupaten Bojonegoro masih rendah, hal ini karena selama pembelajaran Matematika peserta didik belum berperan aktif. Sehingga menimbulkan kejenuhan pada peserta didik. Kondisi ini perlu diperbaiki dengan memberikan sebuah inovasi berupa pembelajaran di dalam kelas yang melibatkan peserta didik aktif dalam pemecahan masalah. Menurut Trianto, (2009), Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang keterampilan pemecahan masalah.
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di SMP PGRI Sumberagung Kabupaten Bojonegoro semester 2 tahun pelajaran 2023/2024, pada kelas VII yang berjumlah 23 peserta didik.  Peserta didik kelas VII dibagi menjadi 5 kelompok sehingga  masing-masing kelompok terdapat 4-5 peserta didik. Pengelompokan peserta didik ini didasarkan pada hasil asesmen diagnostik kognitif di awal pembelajaran. Kelompok disusun secara heterogen agar setiap anggota kelompok yang masih dibawah rata-rata mendapatkan tutor sebaya oleh teman yang memiliki kemampuan lebih di atasnya. Tujuan pengelompokan ini agar peserta didik lebih aktif berdiskusi dan belajar berkolaborasi dengan sesama teman di kelompoknya.
Kegiatan belajar mengajar ini menggunakan materi median suatu data dan memakai model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode ceramah dan diskusi. Problem Based Learning ini memiliki 5 sintak yaitu Orientasi Peserta didik kepada masalah, Mengorganisasikan Peserta didik untuk belajar, Pengumpulan Informasi dan Data, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima sintak ini secara berurutan diterapkan selama pembelajaran.
Sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik dikondisikan dahulu di dalam kelas agar pembelajaran berjalan efektif. Setelah itu, peserta didik juga mendapatkan asesmen diagnostik non kognitif dan kognitif. Asesmen diagnostik kognitif berupa pertanyaan mengenai materi yang pernah dipelajari sebelumnya yaitu tentang sajian suatu data dalam bentuk diagram. Sedangkan untuk asesmen diagnostik non kognitif berupa perasaan yang sedang dirasakan peserta didik saat itu. Peserta didik menjawab secara langsung pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Setelah itu, dilakukan apersepsi berupa menampilkan diagram suatu data. Diagram mengenai tinggi badan dan banyaknya siswa pada suatu data. Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik untuk menumbuhkan rasa ingin tahu materi apa yang akan dipelajari tersebut. Pertanyaan pemantiknya adalah "Berdasarkan data tinggi badan pada diagram batang di atas, maka berapa nilai tengah tinggi badan peserta didik?". Setelah mendapatkan beberapa jawaban dari beberapa peserta didik, kemudian peserta didik diarahkan bahwa hari ini kita akan membahas median dari suatu data.
Peserta didik juga diberitahu bahwa tujuan pembelajaran hari ini adalah Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL), dan pengamatan video pembelajaran, Peserta didik mampu menerapkan konsep dasar bahasan median dari suatu data yang disajikan dengan tepat (C3) dan Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL), Peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan median suatu data yang diberikan dengan benar (C4).
Kegiatan inti ini dilakukan dengan membagi masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi dalam kelompok. Kegiatan diskusi kelompok diawali dengan meyaksikan tayangan video pembelajaran yang ditayangkan oleh guru untuk menambah pemahaman peserta didik terhadap materi. Secara klasikal, peserta didik mengidentifikasi bagaimana menentukan median dari data tinggi badan yang disajikan sebelumnya. Peserta didik menerima informasi tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan median suatu data.