Mohon tunggu...
MIFTAKHUL ROKHMAH
MIFTAKHUL ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Impelementasi Pancasila

6 Oktober 2021   12:39 Diperbarui: 6 Oktober 2021   12:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila, seperti yang kita ketahui merupakan dasar negara Indonesia. 

Yang didalamnya terdapat aturan-aturan, norma, sikap dan dasar hidup setiap manusia yang ada di Indonesia. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 yang digagas oleh Bapak Ir. Soekarno pada sidang pertama BPUPKI. Pancasila yang di dalamnya terdapat lima sila, yaitu yang pertama adalah ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permustawaratan perwakilan, dan yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Pancasila sebelumnya sempat mengalami perubahan - perubahan, seperti pada sila pertama yang sebelumnya berbunyi "ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat - syariat Islam bagi pemeluknya" diubah menjadi ketuhanan yang maha esa. Hal itu dikarenakan negara Indonesia tidak hanya memiliki satu agama saja, yang data menimbulkan polemic dimasa depan. 

Tetapi memiliki banyak agama yang dimana semuanya harus saling menghargai dan toleransi. Tentu saja kita juga harus menghargai perjuangan pahlawan pada masa kemerdekaan dengan menjaga apa yang telah diperjuangkan oleh mereka.

Pancasila sebagai ideologi negara, adalah sebuah pemersatu bangsa Indonesia yang didalamnya terdapat norma-norma yang berlaku. Dan juga sebagai dasar setiap manusia dalam menjalankan kegiatan dalam kehidupan sehari-harinya. 

Dengan adanya Pancasila sebagai ideologi negara, suatu masyarakat dapat mengikuti semua aturan dan juga adat istiadat maupun yang lainnya yang ada di Indonesia dengan baik dan juga benar. Para pahlawan terdahulu tidak membuat Pancasila hanya dengan pemikiran sederhana saja, tetapi memikirkan bagaimana keadaan dan perilaku masyarakat Indonesia di masa depan.

Pancasila sebagai ideology sangat penting dan juga sangat berpengaruh terhadap setiap individu. Sikap-sikap atau perilaku bangsa indonesia bergantung bagaimana mereka memahami dan menerapkan pancasila dalam kehidupan. 

Meskipun begitu masih begitu banyak orang yang berperilaku menyeleweng ataupun tidak menerapkan pancasila dalam kehidupannya. 

Penerapan kelima sila harus diterapkan kedalam kehidupan sehari- hari. Sila yang pertama adalah ketuhanan yang maha esa, hal itu berlaku untuk setiap agama yang ada di indonesia.

Terdapat begitu banyak agama seperti agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan masih banyak  lagi. Sila pertama mengajarkan setiap pemeluk agama untuk mematuhi perintah dan menjauhi larangan Agama yang dianutnya, tidak membeda-bedakan agama, tidak membuat kerusuhan, tidak melakukan aksi teror. Sudah sepatutnya kita saling menghormati perbedaan setiap agama, saling bertoleransi, dan melakukan kewajiban sesuai aturan Yang ada.

Sila yang kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Maksudnya adalah bahwa kita sebagai manusia berhak untuk mendapatkan keadilan atas apapun dan juga dalam hal apapun. 

Pemerintahan dan juga hukum harus bertindak adil terhadap setiap masyarakat, baik dari orang golongan atas dan juga masyarakat menengah kebawah. 

Sila kedua ini juga menjelaskan tentang bagaimana kita sebagai individu dalam mengambil sikap dalam setiap tindakan. Bagaimana seseorang harus mempunyai karakter dalam dirinya sendiri untuk bertindak ditengah masyarakat saat ini. 

Di dalam Pancasila sila kedua ini juga memberitahu kita untuk tidak bersikap semena-mena kepada setiap orang, kita harus mempunyai sikap yang baik dan tidak memeperlakukan setiap orang dengan buruk, bertindak adil dan tidak membeda-bedakan ataupun diskriminasi tentang hal apapun.

Untuk sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia, kita sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki semboyan bhineka tunggal Ika yang artinya bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh, tidak semata- mata hanya semboyan saja. Tetapi memiliki makna yang begitu dalam bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu dalam hal apapun. 

Perpecahan yang sering dilakukan oleh para teroris yang mengatas namakan agama atau bangsa Indonesia, tidak dapat dibenarkan dalam hal apapun juga. Mereka yang membuat perpecahan di negeri ini tidak melakukannya karena mereka mencintai negeri ini atau karena ingin melindunginya. Tetepi hanya Ingin memecah belah persatuan Yang ada dan menghancurkan perdamaian bangsa Indonesia.

Sila keempat yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permustawaratan perwakilan, maksud dari sila keempat adalah kita sebagai setiap individu berhak untuk berpendapat dan mengemukakan apa yang ada dipikiran mereka. Dalam setiap musyawarah yang ada  setiap manusia berhak  untuk andil didalamnya. 

Dan mengeluarkan isi pikirannya. 

Para pemimpin tidak berhak untuk memutuskan sendiri keputusan yang diambil dalam sebuah kelompok diskusi. Saat ini begitu banyak contoh kasus yang dimana para pemimpinnya mempunyai sikap yang otoriter dan semena- mena. 

Mereka pada awalnya memohon-mohon kepada rakyat agar dipilih untuk menjadi pemimpin dengan menjanjikan kemakmuran, kejayaan, membela yang lema dan masih banyak lagi. 

Tetapi, setelah terpilih dan menjadi seorang pemimpin mereka seakan- akan lupa tentang apa yang dijanjikan, dan mulai untuk tidak peduli kepada rakyat. Terbukti dengan aspirasi- aspirasi yang diberikan oleh rakyat tidak didengarkan oleh mereka. Seakan- akan masyarakat tidak mempunyai hak untuk berbicara dan berpendapat. Padahal suara dan juga keputusan ada ditangan rakyat.

Sila yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana keadilan berlaku untuk setiap rakyat dan juga lapisan masyarakat. Kita sebagai masyarakat Indonesia haruslah bersikap adil kepada semua orang, membela yang benar dan menegur ataupun menghukum yang salah. Tetapi lagi dan lagi rupanya masyarakat belum memahami makna dari sila kelima Pancasila ini. 

Terbukti dengan banyaknya kasus- kasus kejahatan yang dimana pelakunya berparas tampan maupun cantik lebih dihormati, dibela dan dipuja- puja, dengan mengatakan bahwa mereka mungkin melakukan kejahatan karena khilaf ataupun terpaksa. Tetapi kejahatan tetaplah sebuah kejahatan, tidak bisa dibenarkan dalam hal apapun. 

Sebaliknya jika terdapat sebuah tindakan kecil yang dilakukan oleh seseorang yang tidak tampan maupun cantik, masyarakat sekarang justru membesar- besarkan masalah atau justru membulinya.

Dari beberapa contoh kasus dan tindakan diatas, kita sebagai rakyat Indonesia sebaiknya lebih memahami dan menanamkan nilai- nilai yang ada dalam Pancasila. 

Dan juga mengamalkannya, menghormati setiap perbedaan, saling menolong dan menyayangi satu sama lain, beribadah sesuai Agama yang dianut masing- masing, dan juga mengimplementasikan makna dari Pancasila itu sendiri. Dengan Pancasila sebagai ideologi negara membuat kita memiliki dasar dan juga acuan dalam mengambil sebuah tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun