Mohon tunggu...
MIFTAKHUL ROKHMAH
MIFTAKHUL ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Impelementasi Pancasila

6 Oktober 2021   12:39 Diperbarui: 6 Oktober 2021   12:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintahan dan juga hukum harus bertindak adil terhadap setiap masyarakat, baik dari orang golongan atas dan juga masyarakat menengah kebawah. 

Sila kedua ini juga menjelaskan tentang bagaimana kita sebagai individu dalam mengambil sikap dalam setiap tindakan. Bagaimana seseorang harus mempunyai karakter dalam dirinya sendiri untuk bertindak ditengah masyarakat saat ini. 

Di dalam Pancasila sila kedua ini juga memberitahu kita untuk tidak bersikap semena-mena kepada setiap orang, kita harus mempunyai sikap yang baik dan tidak memeperlakukan setiap orang dengan buruk, bertindak adil dan tidak membeda-bedakan ataupun diskriminasi tentang hal apapun.

Untuk sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia, kita sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki semboyan bhineka tunggal Ika yang artinya bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh, tidak semata- mata hanya semboyan saja. Tetapi memiliki makna yang begitu dalam bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu dalam hal apapun. 

Perpecahan yang sering dilakukan oleh para teroris yang mengatas namakan agama atau bangsa Indonesia, tidak dapat dibenarkan dalam hal apapun juga. Mereka yang membuat perpecahan di negeri ini tidak melakukannya karena mereka mencintai negeri ini atau karena ingin melindunginya. Tetepi hanya Ingin memecah belah persatuan Yang ada dan menghancurkan perdamaian bangsa Indonesia.

Sila keempat yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permustawaratan perwakilan, maksud dari sila keempat adalah kita sebagai setiap individu berhak untuk berpendapat dan mengemukakan apa yang ada dipikiran mereka. Dalam setiap musyawarah yang ada  setiap manusia berhak  untuk andil didalamnya. 

Dan mengeluarkan isi pikirannya. 

Para pemimpin tidak berhak untuk memutuskan sendiri keputusan yang diambil dalam sebuah kelompok diskusi. Saat ini begitu banyak contoh kasus yang dimana para pemimpinnya mempunyai sikap yang otoriter dan semena- mena. 

Mereka pada awalnya memohon-mohon kepada rakyat agar dipilih untuk menjadi pemimpin dengan menjanjikan kemakmuran, kejayaan, membela yang lema dan masih banyak lagi. 

Tetapi, setelah terpilih dan menjadi seorang pemimpin mereka seakan- akan lupa tentang apa yang dijanjikan, dan mulai untuk tidak peduli kepada rakyat. Terbukti dengan aspirasi- aspirasi yang diberikan oleh rakyat tidak didengarkan oleh mereka. Seakan- akan masyarakat tidak mempunyai hak untuk berbicara dan berpendapat. Padahal suara dan juga keputusan ada ditangan rakyat.

Sila yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana keadilan berlaku untuk setiap rakyat dan juga lapisan masyarakat. Kita sebagai masyarakat Indonesia haruslah bersikap adil kepada semua orang, membela yang benar dan menegur ataupun menghukum yang salah. Tetapi lagi dan lagi rupanya masyarakat belum memahami makna dari sila kelima Pancasila ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun