Mohon tunggu...
Miftah FaridM
Miftah FaridM Mohon Tunggu... Penulis, Praktisi, Mahasiswa -

Mahasiswa Politik dan Pemerintah UGM

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Wacana Globalisasi

17 Mei 2017   07:08 Diperbarui: 17 Mei 2017   08:58 2263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Singkat Globalisasi

Sejarah dari munculnya fenomena globalisasi perlu dibahas terlebih dahulu untuk mengetahui latar belakang dari muculnya globalisasi. Selain itu dengan mengetahui sejarah munculnya globalisasi kita juga akan mengatahui struktur yang bekerja dibalik globalisasi yatu struktur politik dan ideologi.

Globalisasi dalam ranah ekonomi muncul dengan indikasi adanya perdagangan internasional. Munculnya perusahaan multinasioanl (MNC) menjadi indikasi awal. Selain itu kemunculan organisasi ekonomi seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 1995 juga menjadi tanda bahwa globalisasi muncul. Kehadiran WTO sendiri merupakan bibit dari tersebarnya wacana perdagangan bebas(Globalisasi ekonomi). Dari segi politik globalisasi mulai tumbuh pesat setelah tumbangnya Uni Soviet. Bahkan Fukuyama mengungkapkan runtuhnya Uni Soviet adalah akhir dari pertarungan ideologi dan demokrasi liberal ini menjadi akhir dari evolusi ideologi umat manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa dari segi politik, berakhirnya perang dingin dengan runtuhnya Uni Soviet adalah awal dari menghegemoninya ideologi neoliberalisme yang tidak bisa dilepaskan dengan globalisasi.

Kemajuan teknologi juga tidak bisa dilepaskan dari globalisasi. Kemajuan tekologi dalam sistem produksi, komunikasi, dan media lain sangat mempengaruhi wacana globalsasi. Teknologi membuat manusia tak memiliki batas teritorial untuk ia akses. Jika kita telusuri lagi dari segi ekonomi, negara penggagas WTO – Amerika, Kanada,Jepang, dan Uni Eropa-  adalah negara dengan sistem demokrasi liberal. Selain itu 4 aktor penggagas WTO tersebut juga memiliki MNC yang bercokol di beberpa negara, terutama negara berkembang. Selain itu, menurut penulis ,adanya wacana perdangan bebas ini adalah cara negara yang sudah mapan secara ekonomi dapat menguasai negara yang masih rentan secara ekonomi. Negara yang belum bisa berproduksi secara mandiri hanya akan menjadi pasar untuk berjualan oleh negara yang secara ekonomi sudah mapan.

Globalisasi dan Neo Liberalisme

            Sejarah awal kemunculan globalisasi secara politik di dukung dengan runtuhnya Uni Soviet menjadi titik penting pembahasan. Hal tersebut menandakan bahwa ada kemenangan ideologi liberal. Globalisasi dan neoliberalisme nampaknya tidak bisa dipisahkan. Neoliberalisme berbeda dengan liberalisme konservatif ala Adam Smith. Menurut neoliberalisme mekanime pasar tidak hanya dipakai untuk mengatur ekonomi negara tetapi juga ekonomi global. Menurut Hayek , pasar bebas tidak selalu beroperasi sempurna, akan tetapi keuntunganya lebih besar dari pada kerugianya.[5] Sejak kemunculanya fenomena dan wacana globalisasi tidak pernah netral. Ada ideologi yang dibawa oleh wacana globalisasi ini. Kemenangan ideologi liberal ini telah menjadikan inspirasi bagi pengambil kebijakan di negara dunia ketiga dengan pandangan neoliberal.

            Parahnya banyak pengambil kebijakan yang latah dan menerima saja ide dan pandangan dari ideologi yang sedang disebarkan lewat istilah globalisasi ini (baca:neoliberalisme). Padahal globalisasi yang telah menciptakan pasar bebas dan persaingan bebeas telah memunculkan persoalan yang serius. Para penentang globalisasi –terutama globalisasi ekonomi- dari World Sosial Forum(WSF) menyebutkan bahwa globalisasi ekonomi bertanggung jawab atas kemiskinan di negara dunia ketiga, kerusakan lingkungan di berbagai belahan dunia, dan kehancuran modal sosial di berbagai negara.

            Munculnya perusahaan multinasional juga menjadi ancaman bagi demokrasi sebuah negara. Pasalnya MNC menjadi aktor yang cukup berkuasa yang mempertinggi ketimpangan dalam distribusi pendapatan dan kemiskinan. Dibidang politik, pengaruh perusahan multinasional merambah kepada kebijakan politik yang diambil. Pasalnya dengan sumber daya (uang) yang mereka miliki sering kali bisa melakukan lobi-lobi pada pejabat pemerintahan. Akibatnya kebijakan yang diambil tidak akan merugikan perushaan multinasional akan tetapi justru palah merugikan masyarakat.

            Dari analisis sejarah awal munculnya globalisasi dan pertarungan ideologi, globalisasi bukan sekadar hal yang tidak sengaja ada. Akan tetapi dibalik globalisasi ini ada ideologi, gagasan, dan pandangan yang menyertainya. Tak lain, didalam kata globalisasi ini juga terselip kepentingan negara-negara yang berideologi liberal untuk menguasai dan menghegemoni negara lain. Kebutuhan akan pasar, dan sumber daya untuk bahan produksi hanya menjadi alasan sampingan saja. Dibalik itu semua, globalisasi membawa ideologi yang akan mengubah cara pandang masyarakat.

            Bekerjanya struktur ideologi dibalik globalisasi adalah sebuah keniscyaan. Slogan globalisasi yang membawa kesjahteraan dunia hanyalah slogan politik dan doktrin semata. Faktanya bekerjanya globalisasi justru memarginalkan negara-negara dunia ketiga karena investasi hanya mengalir di negara-negara kaya. Globalisasi hanya akan menguntungkan negara yang  memiliki kekuatan secara ekonomi dan menguasai pengetauan untuk membuat teknologi produksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun