Mohon tunggu...
Miftah Fauzi Sobar
Miftah Fauzi Sobar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Jakarta

Berpikir dan berjiwa besar adalah jalan ninjaku menuju masa depan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap Konflik di Palestina pada Masa Pemerintahan Soekarno

26 Oktober 2021   21:32 Diperbarui: 26 Oktober 2021   21:48 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan yang diambil oleh Soekarno dalam mendukung keamanan dan perdamaian di Palestina terlihat dengan aturan yang Soekarno buat. Yang mana Soekarno beserta Pakistan menolak keras diikut sertakannya Israel dalam konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1953, selain itu juga Soeakrno dengan tegas tidak memberikan visa kepada kontingen Israel pada Asian Games IV tahun 1962 dikarenakan Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan Soekarno lebih mementingkan perasaan Palestina.

Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menskors keanggotaan Indonesia dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Namun, Soekarno justru malah memerintahkan Komite Olimpiade Indonesia keluar dari IOC pada Februari 1963. Soekarno terus melawan dengan sikap dan aksi yang nyata, Soekarno membentuk GANEFO pada tahun 1963, yang menjadi pertanda kebesaran bangsa Indonesia dan pertanda ketidaktergantungan pada kekuatan-kekuatan dunia yang ada.

Semasa pemerintahan Soekarno juga, Indonesia aktif mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Tidak hanya ditingkat pemerintahan, rakyat Indonesia juga aktif mendukung kemerdekaan Palestina dan bangsa-bangsa lain seperti Aljazair dan Afrika Selatan. 

Melalui OISRAA (Organisasi Indonesia untuk Setiakawanan Rakyat Asia-Afrika) yang berdiri pada tahun 1960 dan tergabung dalam AAPSO (Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika). Hingga saat presiden Soekarno lengser dan digantikan oleh Jenderal Soeharto pada tahun 1966, Soekarno tetap pada pendiriannya dalam hal perjuangan rakyat Palestina melawan Israel. 

Dalam Pidatonya pada hari ulang tahun republik Indonesia yang yang ke-21, ia mengatakan bahwa kita harus bangga bahwa kita adalah satu bangsa yang konsekuen terus, bukan saja berjiwa kemerdekaan, bukan saja berjiwa anti imperialism, tetapi juga konsekuen terus berjuang menantang imperialism. 

Itu pulalah sebabnya kita tidak mau mengakui Israel. Dari sini pun, penulis bisa menyimpulkan bahwa kebijakan-kebijakan yang Soekarno berikan untuk membantu keamanan dan perdamaian di Palestina sangat tinggi dan patut untuk diapresiasi. 

Dia sangat gigih dalam membantu penegakan pemerintahan Palestina yang aman dan tentram. Sehingga dari aksi-aksinya tersebut mampu membuat perasaan rakyat Palestina terbantu atas apa yang Soekarno lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun