Mohon tunggu...
Miftachul Khawaji
Miftachul Khawaji Mohon Tunggu... Seniman - Guru

Tukang gambar dan kadang suka nulis.. 👨‍🎓Islamic History and Civilization 2016

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syekh Ihsan Jampes dan Irsyadul Ikhwan: Toleransi dan Moderasi di Tengah Kontroversi Rokok

23 Mei 2023   07:43 Diperbarui: 23 Mei 2023   08:16 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak diragukan lagi, salah satu karya Syekh Ihsan yang paling fenomenal adalah kitab Sirajut Thalibin yang merupakan syarah dari kitab Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali. Di samping itu, ada pula karangan beliau yang cukup menarik untuk dikaji, yaitu kitab Irsyadul Ikhwan li bayani syurbil qohwah wad dukhan.

Kitab Irsyadul Ikhwan ini merupakan sebuah kitab yang mengupas tentang kopi dan rokok ditinjau dari segi hukum Islam. Ada dua kemungkinan alasan Syekh Ihsan menulis kitab ini. Pertama, kopi dan rokok memang sering dijadikan teman setia para santri ketika belajar maupun berdiskusi. Selain itu, kopi dan rokok juga merupakan teman setia Syekh Ihsan tatkala beliau asyik membaca dan menulis karya-karyanya di malam hari. Kedua, di daerah Kediri dan sekitarnya kala itu ada beberapa pabrik kopi dan rokok. Yang paling besar adalah pabrik rokok Gudang Garam. Dapat dikatakan, bahwa kitab Irsyadul Ikhwan ini ditulis sebagai wujud kepekaan Syekh Ihsan Jampes terhadap keadaan sosial di sekitarnya.

Sebagaimana tradisi intelektual pesantren pada umumnya, banyak kitab maupun risalah yang ditulis berdasarkan setting sosial maupun budaya di sekitar lingkungan pesantren, dimana dalam hal ini pesantren sering disebut sebagai pusat jaringan intelektual sekaligus pusat transmisi Islam di Nusantara.

Kitab ini sejatinya merupakan adaptasi puitik dari kitab Tadzkiratul Ikhwan fi Bayanil Qahwah wad Dukhan karangan KH. Ahmad Dahlan Semarang, yang kemudian disusun menjadi bait-bait syair yang diberi penjelasan. Hal inilah yang menunjukkan salah satu kelebihan Syekh Ihsan dalan dunia sastra, dimana dengan syair-syair indah ini, isi dan maksud dari risalah tersebut dapat lebih mudah dinikmati oleh pembacanya.

Tidak terlalu tebal, hanya berisikan empat bab, dan tidak lebih dari 50 halaman. Di balik kesederhanaannya ini, Syekh Ihsan mampu menuangkan gagasan-gagasannya yang bernilai sastra tinggi juga terkandung nilai-nilai yang menarik untuk dijadikan bahan kajian di era ini. Kitab ini memuat seluk beluk kopi dan rokok, mulai dari sejarah, polemik, hingga hukum mengkonsumsinya dari sudut pandang fikih.

Kitab Irsyadul Ikhwan
Kitab Irsyadul Ikhwan


Nilai Moderasi dan Toleransi dalam Kitab Irsyadul Ikhwan

Menjadi seorang intelektual tentunya berbeda daripada sekedar menjadi manusia awam. Seorang awam cenderung hanya melihat pada kepentingan sesaat, maka tidak demikian halnya dengan seorang intelektual. Kaum intelektual dituntut untuk memiliki pemikiran yang visioner dan luas. Ia tidak boleh gegabah dalam melihat segala sasuatu, serta harus mampu mencari manfaat-manfaat yang lebih besar atas suatu hal yang ada di sekitarnya. Karena salah satu tugas kaum intelektual adalah menggunakan ilmunya untuk kemaslahatan yang besar, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kehidupan di sekitarnya.

Agar dapat mewujudkan tujuan dari ilmu tersebut, maka seorang intelektual diharuskan dapat hidup menyatu dengan masyarakat, dapat membaca keadaan di sekitarnya, serta dapat memberi solusi terhadap suatu permasalahan yang ada. Hal inilah yang dilakukan oleh Syekh Ihsan dalam penulisan kitab Irsyadul Ikhwan ini, dimana kopi dan rokok tidak dapat dilepaskan dari tradisi yang sangat kental di sekitar tempat tinggal beliau.

Tradisi minum kopi yang biasanya juga ditemani rokok ini memang merupakan kebiasaan yang sudah mengakar di daerah sekitaran Jawa Timur seperti Kediri, Nganjuk, Tulungagung dan Blitar. Terutama di kawasan pesantren, dimana tradisi ngopi merupakan suatu hal yang sudah sangat akrab dijumpai di antara kebiasaan para santri. Ditambah dengan banyak dijumpainya pabrik-pabrik rokok di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun