Adam berdiam diri cukup lama. Ia terlihat berpikir sangat keras. Lalu ia kembali bertanya pada Tuhan, “Kalau begitu,...apa yang akan aku peroleh jikalau hanya dengan satu tulang rusukku saja, ya Tuhan?”
Maka dengan berbisik Tuhan pun menjawab Adam, “...Cerewetnya saja, Dam!”
Sontak Adam terkaget-kaget. Tapi dia memilih itu.
Oleh sebab itu kalau hari ini banyak kita dapati istri-istri yang cerewet melulu kerjaannya ya jangan heran dong ya, hahahaha, karena apa? Karena tangan dan kaki kalian masih utuh wahai bapak-bapak sekalian. Dan kakek moyang kita bernama Adam itulah penyebab awalnya yang hanya memberikan satu tulang rusuk saja ketika wanita diciptakan Tuhan.
~~~
Lalu beberapa tahun kemudian Adam akhirnya menjadi tidak tahan lagi dengan kelakuan wanita pemberian Tuhan ini. Mereka sudah hidup selama bertahun-tahun saling mengisi dan mengasihi. Tetapi oleh karena wanita ini sangat cerewet bikin pusing kepala si Adam, dan bikin cenat cenut sakit pikiran, Adam pun menjadi tidak tahan lagi.
Ia lalu berseru kepada Tuhan. “...Ya Tuhan tolonglah aku. Begini aja Tuhan, aku itu udah benar-benar tidak tahan lagi dengan wanita yang Kau berikan ini. Ambil saja dia balik padaMu...”
Tuhan berkata, “Apakah engkau bersungguh-sungguh dan yakin dengan ucapanmu itu wahai Adam?”Dengan tegas Adam menjawab, “Iya, bener banget Tuhan, yakin banget ya Tuhan, swueeeer!”
“Okelah kalau begitu...” kata Tuhan. Dan Tuhan pun mengambil Hawa dari sisi Adam, untuk selamanya.
Setelah beberapa minggu lewat, Adam terlihat mulai gelisah. Minggu pun berganti bulan, dan Adam rupa-rupanya kembali menjadi sangat tidak tahan dengan keadaannya yang kini sendirian itu. Lalu ia berseru keras kepada Tuhan, “Ya Tuhan tolong kembalikan wanita itu ke sisiku. Biarpun dia cerewat aku butuh dia, Tuhan!”
Tuhan hanya tersenyum mendengarnya. Adam merengek meminta-minta supaya permintaannya dikabulkan Tuhan. Adam berkata, “Aku mungkin memang tidak bisa hidup dengan kecerewetan istriku itu ya Tuhan. Namun aku ternyata lebih tidak bisa hidup tanpa istriku di sisiku....” Ia menangis sambil melanjutkan ucapannya dengan terbata-bata, “Aku mungkin tidak bisa hidup dengan dia namun aku lebih tidak bisa hidup lagi tanpa dia!”