Ketika waktu kita sudah banyak tersita di luar sana, baik untuk pekerjaan maupun untuk pergaulan, jangan sekali-kali kita lupa memberikan waktu yang cukup untuk istri kita. Waduh, kalau Anda cuekin istri Anda pas pulang ke rumah atau malah langsung molor tanpa ba be bu be bo....kasihan istri Anda lah. Bisa jadi, keesokan paginya mulutnya sudah siap-siap untuk cereweti hari Anda.
Minimal sediakan waktu untuk makan malam bersama kek, lalu bercengkerama, lalu nonton berita bersama kek. Apalagi hari hari ini banyak berita politik tentang Ahok didukung PDIP, nah ajaklah dia nonton bareng sambil diskusi tanyain dia dukung siapa gitu lho hehehehe....yang paling penting, sediakanlah waktu untuk dia.
Kalau di atas ada istilah diam itu emas (silent is gold), maka kali ini ada istilah bahwa waktu adalah emas (time is gold), bukan uang ya. Jadi sediakan ‘emas’ itu untuk istri Anda. Percayalah, hampir semua wanita pasti suka emas (baca: waktu) Anda. Apalagi bila itu Anda berikan tanpa paksaan namun dengan penuh kerelaan dan kesukacitaan. Apik tenan. So sweet....
Jaga istrimu karena belum tentu Anda dapat hidup tanpa dia
Saya akan menceritakan sebuah cerita fiksi tentang penciptaan manusia pertama di bumi ini, oleh Tuhan Allah. Namanya fiksi ya tetap fiksi lah yah. Tetapi cerita ini menarik.
Begini. Pada waktu Tuhan menciptakan manusia pertama, yaitu Adam, seminggu setelah penciptaan tersebut Tuhan lalu melihat wajah Adam selalu saja bermuram durja dan murung. Maka bertanyalah Tuhan, “Hei Adam...kenapa wajahmu murung dan bermuram durja seperti itu? Dam ...Adam...happy dong, kamu kan sudah saya kasih dunia beserta segala isinya...”
Adam tercenung, tetapi dengan suara lirih ia berkata, “Tuhan aku kesepian. Aku tidak punya teman hidup yang dapat ku ajak bicara, ajak berkomunikasi, dan becandaian dalam hidup ini...”
Lalu Tuhan berpikir sejenak, kemudian berkatalah Tuhan ke Adam, “Oke..baiklah. Aku akan menciptakan seorang wanita untukmu. Dia ini akan menjadi istrimu dan akan hidup bersamamu selamanya.”
Lalu Tuhan melanjutkan, “...Wanita inilah yang akan memasak untukmu. Ia akan mencuci pakaian kotormu. Ia akan membesarkan anak-anak tanpa penah merepotkanmu. Ia juga akan menjadi pendamping yang setia bagimu. Ia akan cerewet demi kebaikanmu, membersihkan rumah, menyapu halaman, belanja ke pasar terdekat. Semuanya.”
Adam kaget dan secara spontan ia bertanya kepada Tuhan, “Ya Tuhanku, kalau begitu apa dan berapa harga yang harus aku bayar untuk mendapatkan wanita sempurna seperti itu untuk menjadi istriku?”
Tuhan berpikir sebentar, dan menjawab dengan tegas, “Engkau akan membayarnya dengan satu kaki dan satu tanganmu!”