Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menghargai Perempuan dan Menghadapi Istri yang Cerewet

23 September 2016   18:26 Diperbarui: 26 September 2016   07:18 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dia sudah menjadi istri Anda, maka yakinilah bahwa perempuan itulah yang akan mendampingi hidupmu sampai masa putih rambutmu, sampai ketika ajal datang menjemputmu. Karena itu, Anda harus berusaha menciptakan sistem komunikasi yang lancar dan baik selama hidupmu, di sepanjang tahun, di setiap hari-harimu. 

Paling tidak, dengan komunikasi yang baik Anda akan menjadi lebih tau kenapa sampai istrimu marah-marah atau sering cerewetin dirimu. Bisa jadi karena dia capeklah, inilah atau itulah. Atau justru karena Anda sendiri yang sudah kurang perhatian dan sebagainya. Untuk mengetahui semua itu maka jalan komunikasi harus benar-benar efektif. Ingat, komunikasi adalah jembatan untuk mempertemukan dan bahkan kalau bisa menyatukan persepsi dan pemahaman.

Belajar mendengar dengan lebih baik

Sebuah penelitian menyebutkan istri yang pendiam justru memiliki risiko kematian 4 kali lebih cepat dibandingan istri yang cerewet atau ekspresif. Istri yang memilih diam atau menyimpan segala persoalannya sendiri akan lebih sering mengalami gangguan jantung dan penyakit kronis lainnya. 

Mereka butuh seseorang untuk mendengar segala macam pergumulan batin dan persoalan hidup yang ia alami. Kalau bukan suami yang mendengarkan seluruh keluhan dia terus siapa lagi? Bukankah suami adalah orang terdekat yang dapat ia ajak sharing pendapat atau sekedar berbagi rasa.

Menjadi pembicara yang baik menurut saya tidak terlalu sulit, tetapi untuk menjadi pendengar yang baik dan setia itu tidak gampang. Ada berapa banyak di antara kita yang karena saking sibuknya lalu kemudian menisbikan kesempatan mendengarkan istri kita dengan lebih baik lagi? Kita harus menjadi pendengar yang baik bagi istri yang kita cintai.

Tepati apa yang pernah Anda janjikan pada istri Anda

Banyak penyebab istri menjadi cerewet adalah oleh karena suami sangat jarang menepati janjinya. Kalau belum cukup uang untuk ke Bali jangan berjanji bulan depan akan jalan-jalan ke Bali. Kalau belum ada waktu pas untuk ke Manado, jangan janjikan bahwa minggu depan pasti ke Manado. 

Kalau gaji belum naik, jangan janjikan tahun ini sudah akan beli rumah dan mobil, beli ini dan itu. Jangan pernah menjanjikan sesuatu ke istri kita bila janji itu tidak bisa kita tepati, kalau tidak mau kena semprot dan dicereweti sang istri.

Janji adalah utang, maka hati-hati ketika berjanji, dan jangan obral janji yang tak dapat Anda tepati. Itu.

Hargai dan berikan waktu lebih untuk istri Anda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun