Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menunggu Brazil Menjuarai Copa America 2016

13 Juni 2016   15:25 Diperbarui: 24 Juni 2016   16:56 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk pemain depan, menurut saya nampaknya Brazil kali ini agak kurang menggigit. Menurunkan Gabriel (pemain club Santos), Hulk, serta Jonas yang bermain di Benfica tentu tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan penyerang Brazil di era sebelumnya. Bahkan, bisa jadi kekuatan penyerang Brazil kali ini masih kalah jauh dibanding Argentina, rival terberat mereka. Saya sih sangat merindukan penyerang Brazil muncul kayak di tahun 70-an, pada masanya Pele, Rivelino, Gerson, Tostao, dan Jairzinho. Itu baru luar biasa. Sekarang Brazil kekurangan pemain penyerang.

Ya sudahlah, apapun itu, tinggal bagaimana Dunga menerapkan taktik cantik dia, misalnya dengan mengoptimalkan permainan lapangan tengah, sembari memaksimalkan kekuatan pertahanan supaya tidak kebobolan di menit-menit terakhir. Lagi-lagi, sangat disayangkan memang pasukan Brazil kali ini tanpa Neymar. Kalau seumpamanya Neymar ada, saya yakin pola penyerangan Brazil akan lain. Ia memang bisa jadi belum sebanding Messi dan Ronaldo, tetapi kemampuannya hampir setara mereka, jadi sangat disayangkan kali ini Brazil tanpa Neymar.

Brazil Harus Buat Kejutan demi Kejutan

Sepakbola adalah permainan penuh kejutan dan keajaiban. Ini fakta. Banyak kejadian tak terbayangkan yang hadir di lapangan sepak bola, dan sulit diramalkan sebelum terjadi. Saya sendiri terkejut minta ampun tatkala Brazil bisa kalah 1-7 dari Jerman. Sebegitu mudahnya mereka takluk. Tak pelak ini menjadi catatan buruk sepanjang sejarah Brazil. Ya namun itulah sepakbola. Lapangan sepakbola adalah lapangan penuh jebakan dan keterkejutan.

Tidak ada yang dapat menduga dengan tepat apa yang akan terjadi di lapangan sebelum peluit ditiup wasit menandakan usainya pertandingan tersebut. Spanyol adalah tim terbaik sebelum piala dunia, lalu kemudian tiba-tiba mereka harus langsung out pada putaran pertama. Siapa sangka. Banyak orang terkejut. Para fansmerana dan menangis. Ajaib. Tapi itulah kenyataannya. Jadi, apapun pandangan orang dan rasa khawatir berlebihan saat ini tentang kekuatan tim Brazil, saya koktetap meyakini Brazil akan bisa tembus sampai final nanti, dan mudah-mudahan bisa juara. Kawan saya banyak yang meragukan Brazil, tetapi saya tetap optimis. Brazil masih akan membuat banyak kejutan lainnya.

Ada beberapa pengamat yang meyakini bahwa menurunnya kegiatan persepakbolaan nasional atau lokal di Brazil adalah penyebab utama gagalnya tim Brazil berjaya di tingkat internasional akhir-akhir ini. Apalagi pada piala dunia lalu, permainan tim Brazil tak disangkal sangatlah mengecewakan. Mereka terlihat seperti kehilangan roh dan semangat bermain, tidak sebagaimana Brazil yang kita saksikan di tahun 80-an, 90-an dan awal 2000-an.

Apalagi saat ini club-club besar Brazil seperti ‘dipaksa’ untuk rela melepas pemain-pemian terbaik mereka yang banyak dibeli club-club Eropa, meskipun tentu saja dibayar dengan harga mahal. Ada pula sedikit pergeseran, dimana pemain-pemain hebat Brazil rupa-rupanya cenderung mulai lebih memilih opsi untuk pergi ke club-club di Asia. Ini tentu saja menjadikan stok pemain hebat Brazil dalam negeri jelas mulai berkurang.

Saya mencatat nama-nama seperti Ricardo Goulart, Everton Ribeiro dan juga Diego Tardelli adalah merupakan pemain-pemain papan atas yang meninggalkan kampung halaman mereka berangkat menuju Asia. Hal-hal seperti inilah yang membuat sang legenda sepakbola dunia asal Brazil Pele suatu ketika akhirnya harus buka suara. Ia meminta Brazilian Football Confederation (CBF)untuk melakukan sesuatu demi mempertahankan pemain-pemain terbaik negeri itu untuk tetap bermain di Brazil. Pele pun berkata, "The biggest problem today is the best players play outside(of Brazil)". Itu.

Kalau kita melihat susunan pemain Brazil saat ini, maka memang kegundahan itu cukup beralasan. Kalau nggak salah, hanya ada 4 pemain nasional Brazil yang bermain tim nasional berasal dari club-club di Brazil, selebihnya bermain di club-club di luar Brazil. Ritme dan gaya Brazil perlahan-lahan tergantikan dengan cara dan gaya permainan Eropa, atau juga Asia. Makanya, tentu tak terlalu mengherankan bila melihat gaya permainan tim Brazil yang agak berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Banyak yang harus dikoreksi memang dari cara permaianan tim Brazil yang ‘lari’ dari ‘pakem’ gaya bermain Brazil yang sesungguhnya. Tetapi siapa tahu, justru dengan tampilan tak terduga Brazil ini justru akan menciptakan kejutan-kejutan lainnya, sebagaimana terkejutnya tim Haiti dihajar Brazil kemarin itu.

Bisakah Brazil Juara?

Apakah Brazil bisa menorehkan tinta emas di Copa America ini dengan pasukan yang tidak lengkap, dan tidak hadir dengan ‘the dream team’ yang mereka miliki? Sangat bisa. Nothing is impossible. (Tapi apa daya, barusan tadi saya menyaksikan kekalahan Brazil dari Peru.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun