Seminggu kemudian saya mendapat email yang hampir membuat saya kaget. Isi ide saya di-claim oleh seseorang dari Swedia yang mengatakan dia juga menulis ide yang sama persis! Saya jelaskan singkat, ide bisa saja sama, bung! Terus kenapa? Nothing wrong with it. Toh dunia tidak selebar daun belimbing. Itu.
Tulisan inipun saya anggap, secara jujur saya akui, adalah 'plagiasi'. Entah dari mana saya memperolehnya namun ini adalah plagiat adanya hehehe. Utamanya saya memplagiasi tulisan ini dari pikiran saya. Cinta datang dari pandangan mata bukan? Dari mata turun ke hati. Ide datang dari mata saya juga, dari apa yang saya baca dan lihat, lalu ia turun ke dalam hati, dan terus turun ke tangan yang kemudian mengerakkan jemari ini untuk ketak ketik ketuk.... lantas lahirlah sebuah tulisan aneh bin ajaib seperti ini. Siapa nyana tulisan ini terlahir melalui proses yang seperti itu. Yang pasti, tulisan ini tidak lahir oleh karena "bisikan imaginasi roh sesat penunggu makam".
Frasa itu tiba-tiba saja menggelinding dalam benak saya, tidak sekalipun saya cek di Google, atau belum saya cek sampai saat ini. Coba dicek apakah sudah pernah ada atau belum? Kalaupun sudah, apa saya dapat dikatakan memplagiat seseorang? Padahal kalimat itu terlahir secara spontan, tanpa embel-embel lain. Gila ya? Hehehe... jangan sampai gila beneran deh.
Itu bukan plagiasi. Percaya deh. Sebab ini tidak akan berujung dan susah membuktikan bahwa kita lebih orisinal dari yang lain bukan? Kalau demikian, apa bentuk plagiat yang murni tindakan plagiasi dan harus kita musnahkan dari muka bumi dunia kepenulisan? Itulah yang Saya istilahkan dengan sebutan “Naked Plagiarism”. Plagiat telanjang bulat inilah yang harus kita basmi.
Plagiat Telanjang (Naked Plagiarism) ini adalah suatu bentuk plagiasi paling sederhana, pembuatnya sangat amat malas dan paling kentara. Jalan pintas paling mudah yang menghalalkan segala cara. Itulah Copy+Paste. Hanya mencomot dari sumber berbeda dan memasangnya disini, lalu membubuhkan namanya sebagai penulisnya, membuang nama orang yang sesungguhnya penulis asli tulisan tersebut. Tidak butuh sekolah untuk melakukannya dan hanya butuh tak lebih dari 10 menit untuk mewujudkannya.
Ada lagi tingkatan dibawahnya yaitu Plagiat Setengah Telanjang (Semi Naked Plagiarism). Bentuknya sama saja Copy+Paste / salin penuh, tapi dengan sedikit perubahan dan bumbu kiri-kanan, tapi 80% hasil copy. Ini juga yang paling banyak beredar. Seperti beberapa kasus di Kompasiana ini, dimana tulisan-tulisan top markotop di sini, diambil seseorang lalu diubah dikit-dikit dan dipajang di blog lain tanpa sama sekali menyertakan nama kompasianernya pun juga nama Kompasiana. Ada juga yang memuatnya di koran-koran cetak lokal. Ini luar biasa cari gampang tentu saja.
Tulisan saya juga pernah di-semi naked-kan. Waktu itu saya dapati tulisan saya tentang “New York Kota Sejuta Pengemis” yang dirilis sebuah Majalah IndoUsa ternyata, tak lama berselang, eeh tulisan itu di muat juga di majalah lain. Isinya sama persis sampai titik-komanya. Kreatifitas sang pembajak tulisan hanyalah sekitar 5%, yaitu mengganti nama kota serta pelaku peristiwa.
Akhirnya, daripada saya berpanjang lebar menulis, sampai tangan ini terasa gatal-gatal, mulut seakan mulai berbusa, dan kepala puyeng. Saya ambil jalan pinggir saja untuk menyudahinya. Mudah-mudahan ada hikmah yang dapat kita petik, sambil meresapi apa yang dikatakan oleh Criss Jami, “When you have wit of your own, it's a pleasure to credit other people for theirs.”
Kita pelan-pelan sama-sama berjuang, lalu berperan memberantas plagiarisme. Tetapi jangan juga terlalu buru-buru dan cepat-cepat mengambil tindakan serta memberi penilaian. Orang Jawa bilang "ojo kesusu". Orang Manado bilang "ndak usah capat-capat kwa". Santai saja. Di Kompasiana ini kita sama-sama belajar kok. Marilah kita belajar untuk menghargai hasil karya orang lain, dan serempak marilah kita tidak terlalu cepat menjudge seseorang adalah plagiator. Kalau tujuannya untuk sebuah kebaikan, then why not? Iya toh?
---Michael Sendow---
“When a thing has been said and said well, have no scruple. Take it and copy it.” ― Anatole France