Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memberangus Plagiarisme, Plagiator, dan Plagiasi?

1 Februari 2016   19:40 Diperbarui: 3 Februari 2016   15:34 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: Michael/Kompasiana"][/caption]Saya setuju dan sepakat! Namun itu tidak mudah. Itu juga tidak serta merta dapat dipukul rata ke apapun yang (bisa jadi) kita anggap sebagai sebuah bentuk plagiat. Bagaimana bila umpamanya ada sebuah judul tulisan yang hampir sama atau bahkan sama persis? 'Who cares' kata orang Amerika. 

Sejak jaman dulu, ketika bahkan Kompasiana masih bayi, masalah plagiarisme sudah kadung menjadi 'hot news' di rumah sehat ini. Masalah ini timbul tenggelam bagaikan tanpa akhir. Memang ini pokok bahasan enak untuk dikunyah barangkali yah?

Plagiarism atau plagiasi berasal dari bahasa latin "Plagiarius" yang berarti penculik atau "Plagium" yang berarti menculik. Plagiator adalah pelakunya. Plagiasi dapat diartikan sebagai mencuri karya orang lain dan mengakui sebagai miliknya. Namun kegiatan ini semakin meluas maknanya dan mendapat sorotan tajam dalam hal apapun.

Saya menuliskan pendapat saya tentang "persamaan" dan "plagiat murni" bertahun-tahun silam di rumah sehat ini, dapat dibaca di sini: Plagiat atau kesamaan belaka?

Di Kompasiana, plagiarisme susah dibendung apalagi diberangus. Oleh karenanya hanya dengan kesadaran Kompasianer sendirilah, yang memungkinkan hal itu untuk tidak terus terjadi. Maka, benteng pertahanan melawan ‘budaya plagiarisme’ secara utuh bukan melulu ada di pihak admin kompasiana melainkan di tangan setiap penulis.

Ada dua kelompok berseberangan dalam menilai plagiarisme. Ada yang mengatakan begini, bahwa di planet ini tidak ada satupun yang luput dari plagiarisme. Silakan cari saja kalau ada. Siapa menemukan apa. Apa ditemukan oleh siapa, lalu kemudian ada yang mengaku bahwa penemuan itu sudah ada sebelumnya. Ini menulis itu, dan yang itu ditulis oleh si anu, eh ternyata anunya yang lain sudah terlebih dahulu menulisnya, dan seterusnya dan sebagainya.

Hemat kata, di bawah kolong langit ini semua tindakan bisa dianggap sebagai bentuk-bentuk plagiasi? Baik secara halus tak kentara maupun yang terang benderang kentara banget (bahkan ada yang kebangetan). Kelompok ini mengatakan bahwa Kita tidak lahir dengan pengetahuan, kita mesti belajar dari dunia luar, dunia sekitar untuk memperolehnya, itupun adalah tindakan plagiasi. Setiap kata, setiap frase, bahkan setiap 'tarikan nafas' kita adalah plagiasi. Anda kurang percaya, silakan telusuri di google. Manusia di muka bumi ini sudah menyentuh angka 7 miliar, demikian pulalah plagiasi menjadi amat lumrah dan niscaya tak terelakkan, apapun bentuknya itu. Gampangkah membuktikan semua itu? Tentu tidak.

Kelompok satunya lagi bersikukuh bahwa plagiasi adalah 'dosa' besar. Dan, oleh karenanya, dosa itu harus dibasmi sampai ke akar-akarnya. Plagiasi dapat ditelusuri, ditelaah, diperiksa seksama, lalu 'diadili'. Ia tidak layak hidup di dunia ini, apalagi dalam dunia kepenulisan. They don't deserve any room here. Not even a tiny room. Pokoknya, basmi tuntas tas tas tas! Tidak boleh ada tawar menawar. Jangan ada yang coba-coba membelanya. No way!

Saya tidak hendak membahas kelompok mana yang paling benar. Sebab menurut Saya kedua-duanya ada benarnya, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Yang jelas bagi Saya, bentuk kesamaan gaya bertutur dalam menulis (similarity of writing’s style), kesamaan ide (similarity of idea) atau kesamaan karakteristik menulis (similarity of characteristic) adalah BUKAN suatu bentuk plagiasi. Demikian juga kemiripan sebuah judul tulisan.

Untuk mempermudah, ambil contoh ketika saya sedang menulis skripsi kala itu, lalu di kemudian waktu secara tidak terduga saya dipanggil sekertaris Lab. Manajemen di fakultas Saya. Kepala lab menunjukkan sesuatu yang mau tidak mau membelalakkan mata saya, bagaimana mungkin ada judul skirpsi yang sama persis dengan apa yang sudah saya ajukan. Kita tidak saling kenal, dan tidak saling tahu. Lalu kemudian siapa sebetulnya yang dapat dikatakan memplagiasi siapa? Tidak ada.

Saya juga pernah punya pengalaman yang benar-benar unik. Kala itu Saya masih bekerja di suatu perusahaan di negeri Paman Sam. Nah, kala itu saya sempat menggelontorkan ide yang intinya begini, yaitu bagaimana kalau seandainya semua perusahaan raksasa di dunia internet dan computer seperti Google, Yahoo, Microsoft, IBM, dan sebagainya itu bersatu padu menggalang dana yang super dahsyat untuk lalu kemudian dipergunakan mengentaskan kemiskinan. Fight against poverty.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun