Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dewa Itu Bernama "Digital Media"

23 Oktober 2015   17:50 Diperbarui: 23 Oktober 2015   17:58 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap artikel tentu mempunyai ‘trigger’ dan dampak sendiri-sendiri setelah ia ditayangkan atau dipublish. Semuanya mesti dicatat lengkap. Dianalisa lebih dalam lagi. Misalnya juga, apakah tulisan itu lalu kemudian di-share di media sosial? Oleh berapa banyak orang? Media sosial mana saja yang banyak mendapat ‘rating’ atas share tersebut? Kalau perlu dianalisa pula share melalui perangkat, BBM, WA, Line, dan sebagainya. Implikasinya akan sangat banyak dan beragam.

Lalu periksa apakah pengunjung masih tertarik untuk balik berkunjung lagi, dan berapa kali atau seberapa sering? Berapa lama ‘reading time’ atas tulisan tersebut? Apakah ia (pembaca) langsung enyah setelah membaca alinea pertama? Atau ia bertahan sampai titik terakhir tulisan tersebut. Dan seterusnya dan sebagainya.

Bagi media konvensional dan media cetak mungkin hal ini pastilah akan ‘kaku’ atau bahkan ‘mustahil’ diterapkan. Namun bagi media online, hal ini justru amat perlu dilakukan sebagai prasyarat utama dalam membuat analisa untuk berinovasi dan untuk dipakai sebagai ‘cermin diri’ media online tersebut untuk maju dan berkembang, tidak statis dan atau malah menurun drastis.

Bahaya kalau seumpamanya sebuah media online masih terjebak pada ‘rutinitas’ belaka. Begini maksud saya. Bisa jadi setelah wartawan atau penulisnya menayangkan sebuah berita dalam media tersebut, itu tak lebih hanyalah oleh karena sebuah tuntutan rutinitas kerja semata.

Setelah cerita dibuat, bahan itu lalu dilempar ke editor untuk diperiksa. Setelah itu editor lalu kemudian melakukan editing sampai tulisan itu benar-benar bagus dan pas untuk ditayangkan. Tulisan akhirnya sudah layak tayang. Mereka puas. Tulisan pun ‘naik cetak’ atau 'go-publish'. Setelah itu? Semuanya pulang rumah, mandi, bikin kopi, nonton MU Vs Barca mungkin, dan tidur. Ya wajar saja, toh mereka semua hanya pekerja yang dibayar upah mingguan atau bulanan. Pemilik bisnis atau pimpinan kuncilah yang harus menyikapi hal-hal seperti ini.

Besoknya kembali lagi untuk melakukan rutinitas yang sama. Begitu seterusmya. Bagaimana hasil tayang kemarin? Apakah sudah dilakukan pembedahan secara mendalam dan sedetail mungkin? Belum tentu. Analisa setelah konten ditayangkan benar-benar diperlukan.

Pentingnya “Audience Generation”

Audience generation sudah menjelma menjadi elemen kunci suksesnya media digital. Elemen kunci ini pada tataran tertentu dapat bekerja secara ‘ganas’ meraup dan menyedot pembaca atau pemirsa. Jangan anggap remeh.

Pernakah Anda menyimak serial video “Flip the Script,” yang dibuat oleh Mic dan dibawakan oleh jurnalis terkenal Elizabeth Plank? Serial tersebut bercerita tentang budaya dan isu-isu gender yang sangat mengundang minat. Video-video tersebut berdurasi sekitar 3 – 7 menit saja, dan ditayangkan di FB.

Bayangkan, delapan episode ditayangkan dan hanya dalam waktu 2 bulan sudah meraup 33 juta views. Salah satu episodenya meraup tak kurang dari 16 juta views (saat terakhir saya lihat). Bisa dilihat di sini: 33 juta views.

Kenapa bisa begitu? Saya yakin ini terjadi adalah oleh karena hasil dari amatan data dan analisa audiens secara mendalam, yaitu mereka telah menelusuri ‘sesuatu’ yang potensial untuk disukai dan bakalan disasar para ‘penikmat konten’. Produsernya jeli melihat dan cepat bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun