Mohon tunggu...
Michelle Mabelea Rieupassa
Michelle Mabelea Rieupassa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Menulis artikel mengenai dunia jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

TV ONE Ciptakan Reporter AI Pertama di Indonesia: Inikah Langkah Awal Masa Depan Jurnalisme?

22 Oktober 2023   00:15 Diperbarui: 24 Oktober 2023   01:46 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest @Vecteezy

Di era teknologi yang terus maju, cara kita mendapatkan berita di Indonesia mengalami perubahan besar. Sekarang, berita tidak hanya bisa diakses melalui media cetak atau televisi, tetapi juga melalui dunia digital. 

Situs web berita dan platform media sosial telah menggantikan koran pagi, dan masyarakat memiliki peran dalam membuat berita melalui media sosial dan blog pribadi mereka. Kecepatan internet yang lebih cepat juga membuat pengalaman menjelajahi berita online lebih lancar. 

Sementara analisis data membantu kita mendapatkan informasi yang lebih dalam dan relevan. Semua perubahan ini telah membuka pintu untuk cerita-cerita yang lebih menarik dan informatif.

Munculnya kecerdasan buatan (AI) telah membawa angin segar dalam dunia jurnalisme Indonesia, membuka lembaran baru yang penuh inovasi dan potensi. 

Artificial intelligence (AI) menurut John McCarthy (2007), merupakan suatu ilmu dan teknik dalam menciptakan mesin yang bersifat cerdas, terutama dalam menciptakan program atau aplikasi komputer cerdas.

Teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah langkah maju dalam menciptakan komputer, robot, atau aplikasi yang dapat beroperasi dengan kecerdasan mirip manusia. 

Dalam era digital yang terus berkembang, AI telah memasuki dunia jurnalisme, mengubah cara berita dibuat, dianalisis, dan disampaikan. Dari menyaring berita hingga menganalisis data secara mendalam, AI menjadi mitra penting bagi para jurnalis, membantu mereka memahami informasi dengan lebih cepat dan akurat. Analisis data yang dilakukan AI juga membuka peluang untuk cerita-cerita berita yang lebih dalam dan relevan.

Dunia jurnalisme Indonesia mengalami perubahan besar dengan hadirnya Presenter AI, seorang jurnalis buatan yang menggunakan kecerdasan buatan. Presenter AI tidak hanya mengubah cara berita dibuat, tetapi juga mengubah cara kita melihat siapa yang dapat memberikan berita. 

Dengan kecepatan dan ketelitian analisisnya, Presenter AI menjadi mitra penting bagi jurnalis manusia. Mereka bekerja sama dalam menyusun berita, membawa informasi dengan akurat dan efisien.

Dengan keahlian analisis data secara langsung, Presenter AI dapat mengumpulkan informasi mendalam dari ribuan artikel, laporan, dan sumber daya online. Presenter AI bekerja tanpa henti, tanpa prasangka, dan tanpa terikat waktu, menjadi alat yang tak pernah lelah dalam mencari dan menyampaikan berita.

Kehadirannya memungkinkan jurnalis manusia untuk berkonsentrasi pada membuat cerita-cerita yang menginspirasi, menghibur, dan mendidik, sementara Presenter AI bertanggung jawab atas analisis data dan pelaporan berbasis fakta. 

Dengan kecepatan dan akurasi yang sulit dipertandingkan oleh manusia, Presenter AI membantu memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada pembaca adalah akurat, dapat dipercaya, dan relevan.

TV ONE mencuri perhatian publik dengan menjadi saluran televisi pertama di Indonesia yang memperkenalkan inovasi baru. Mereka memperkenalkan Presenter AI pada tanggal 21 April 2023. 

Karni Ilyas, Pemimpin Redaksi TVOne, mengumumkan bahwa dirinya yang muncul di layar saat itu adalah hasil karya mesin, menjadikannya sebagai presenter avatar pertama di Indonesia.

 TVOne mengklaim dirinya sebagai media pertama yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, menandai terobosan teknologi yang mengagumkan.

Latar belakang gebrakan yang dibawa TV One ini berakar dari keyakinan bahwa AI harus dikawal oleh media untuk mencegah potensi berita bohong atau kebenaran palsu, ungkap Karni Ilyas salah satu presenter terkenal TV One dalam bentuk avatar itu.

TvOne mengenalkan tiga presenter AI terbaru mereka sebagai pembawa acara berita. Tiga presenter AI tersebut adalah Nadira, Sasha, dan Bhoomi.

Nadhira mengenakan hijab dan memiliki kulit berwarna kecoklatan. Sasya memiliki rambut hitam dengan panjang sebahu dan aksen berwarna coklat, dengan warna kulit lebih terang. Sedangkan Bhoomi, presenter yang baru saja diperkenalkan pada hari Selasa, 25 April 2023, memiliki ciri khas rambut keriting, warna rambut hitam legam, dan kulit berwarna kecoklatan. Hingga saat ini sudah terhitung 11 total presenter AI yang sudah diciptakan oleh TV ONE.

Menurut TV One, penggunaan AI memungkinkan pengambilan informasi yang cepat dan tepat. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi biaya produksi serta memperluas jangkauan siaran ke daerah-daerah yang sulit diakses oleh manusia. 

Namun, penonton tidak perlu khawatir karena presenter manusia masih akan tetap menjadi tuan rumah utama dalam program berita TV One. AI akan digunakan terutama untuk berita-berita yang bersifat mendesak dan padat, seperti berita urgensi dan ringkasan berita.          

Melihat pada langkah-langkah inovatif yang diambil dalam dunia jurnalisme, masa depan tampaknya telah tiba dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI) yang memasuki panggung utama. 

Seiring teknologi terus berkembang, AI mengemuka sebagai kekuatan yang akan membentuk lanskap jurnalisme di masa depan.

Namun, di tengah kemajuan ini, tetap ada pertanyaan dan tantangan yang mengemuka. Bagaimana kebebasan pers akan dipertahankan dalam era AI yang semakin terintegrasi? Bagaimana etika dalam penggunaan teknologi ini akan ditegakkan?

Sementara AI membawa potensi luar biasa dalam mendapatkan dan menyajikan informasi secara cepat, kita tetap harus menjaga keseimbangan antara teknologi dan kebermanfaatan manusia. Sementara AI mungkin menjadi alat, esensi jurnalisme tetap berakar pada kepekaan, kecermatan, dan intuisi manusia.

Oleh karena itu, sembari menyambut masa depan yang penuh dengan potensi, kita juga harus menjaga esensi dan integritas jurnalisme sebagai penjaga kebenaran dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun