Lalu dengan cara transfer protoplas dari satu tanaman ke tanaman yang lainnya. Contoh pentransferan protoplas adalah penyuntikan protoplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam tanaman tembakau albino maka tanaman tembakau albino juga akan berwarna hijau.
Kultur jaringan dibagi menjadi 5 jenis kulturalisasi yang berbeda. Terdapat kultur meristem, kultur protoplasma, kultur kalus, kultur suspensi, dan kultur anther atau kultur haploid, di mana ketiganya akan dibahas di dalam artikel ini. Kultur Meristem adalah kultur yang menggunakan meristem sebagai bagian dari tumbuhan yang digunakan untuk pengisolasian.
Untuk mengambil sampel jaringan meristem ini harus menggunakan mikroskop. Kultur meristem banyak digunakan dalam banyak tanaman. Jika teknik ini menggunakan sampel pada ujung pucuk meristem (meristem pucuk, berukuran 0,2 mm) dan dalam proses pelaksanakan diberi zat kimia untuk membunuh penyakit, maka kemungkinan besar tumbuhan yang dihasilkan adalah tumbuhan yang bebas dari patogen (tidak menyebabkan penyakit).
Melalui kultur meristem, jaringan meristem yang sebagai sumber eksplan utama, langsung membentuk tunas yang kemudian dikulturkan untuk pembentukan kalus dan dikulturkan untuk membentuk protocorm yang digunakan untuk berdifrensiasi supaya dapat membentuk akar dan tunas.
Kultur Protoplasma atau fusi protoplasma adalah proses yang terjadi secara alamiah, dengan kata lain tanpa campur tangan manusia. Fusi protoplas dengan protoplas terapi terjadi melalui sel-sel yang saling berhubungan dengan satu sama lain melalui plasmodesmata (plasmodesmata adalah saluran terbuka yang terdapat pada dinding sel tumbuhan melalui sitosol yang terhubung dengan sitosol sel lainnya).
Tujuan dari modifikasi dengan cara fusi protoplasma adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, mendapatkan tanaman yang bebas dari penyakit dan virus, dan juga mendapatkan tanaman dengan variasi somaklonal yang baik. Menurut Phil Larkin dan Bill Scrowcroft (1981), dua orang ilmuwan dari Australia, variasi somaklonal adalah variasi genetik tanaman yang dihasilkan melalui kultur jaringan atau kultur sel, yang meliputi semua variasi genetic yang terjadi pada tanaman yang diregenerasikan dari sel yang tidak berdiferensiasi protoplas, kalus ataupun jaringan.
Sumber protoplas yang digunakan umumnya adalah daun, buah, akar, nodul akar, jaringan mesofil daun karena mudah untuk diisolasi. Enzim-enzim yang digunakan untuk mengisolasi adalah sellulase, driselase, zymolase, pectiolyase, pectinase, hemisellulase, maserase. Teknik fusi protoplas saat ini diterapkan dengan cara memfusikan protoplas dengan protoplas, sub-protoplas dengan sub-protoplas.
Kultur Kalus menggunakan media bahan-bahan organic yang kompleks seperti sari pisang dan kelapa. Bagian sel yang digunakan dalam kultur kalus ini adalah batang,a akar, daun, embrio, kotiledon dan yang lainnya. Proses kultur kalus adalah dengan cara kalus yang sudah tumbuh disubkulturkan ke media baru supaya kada air dan zat hara lain tetap ada di dalamnya.
Dalam pelaksanaan Teknik kultur kalus ini harus menempatkan sampel pada daerah yang gelap tanpa cahaya karena kalus akan lebih cepat tumbuh pada keadaan gelap. Jika sampel diletakan di tempat yang ada banyak sinar matahari maka kemungkinan besar kalus yang dihasilkan juga bukan merupakan kalus yang berkualitas. Untuk memastikan tidak ada cahaya yang mempenetrasi sampel, bias dilakukan cara penutupan sampel dengan kain hitam.
Kultur Suspensi sangat berguna dalam regulasi nitrogen di dalam organ. Kultur sel ini menggunakan kalus sebagai sel yang dikembangkan, dengan cara memindahkan kalus ke media cair untuk menginduksi sel independen yang lain. Untuk regenerasi harus menginduksi munculnya tunas, setelah muncul tunas kemudian baru diinduksi pembentukan akar. Kultur Anther/Haploid disebut kultur haploid jika serbuk sari digunakan untuk sumber eksplan. Keuntungan yang didapat jika menggunakan kultur haploid adalah hibridisasi seksual dengan tanaman diploid akan menghasilkan tanaman triploid.
Semakin majunya perkembangan zaman maka teknologi dalam segala bidang secara langsung juga akan mengikuti perkembangan tersebut. Banyak hal positif yang dapat diraih dari perkembangan teknologi ini. Dalam konteks kultur jaringan, terbantu dengan sifat totipotensi yang dimiliki oleh sel sehingga kita dapat dengan mudah mereproduksi tumbuhan dengan sifat yang kita inginkan.