Mohon tunggu...
Pendidikan

Teknologi dan Suara Hati

30 Agustus 2018   01:21 Diperbarui: 30 Agustus 2018   01:25 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita hidup dikelilingi oleh beragam jenis mahluk hidup yang tinggal di muka bumi ini. Salah satu contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering menemukan beragam spesies tumbuhan---flora---yang berbeda-beda tersebar di seluruh muka bumi ini.

Indonesia juga merupakan salah satu Negara yang menyumbang banyak sekali ragam spesies flora dan fauna. Flora, secara etimologi, berarti 'alam tumbuhan' dalam bahasa latin. Kata 'alam' dalam definisi tersebut berarti semua aspek tentang dunia tumbuhan.

Tumbuhan dan hewan sudah ada lama bahkan mulai dari saat terbentuknya bumi. Salah satu jenis tumbuhan yang sudah ada sejak lama adalah Lychnothamnus barbatus.  Lychnothamnus barbatus merupakan tumbuhan yang sudah ada sejak zaman pra-sejarah, pada zaman dinosaurus. Tumbuhan tersebut bahkan pernah sudah dinyatakan punah.

Walaupun pada tahun 1990-an sudah dilakukan pencarian di habitat lokal dari Lychnothamnus barbatus, seperti di Eropa, India, China, Papua Nugini, dan Australia tumbuhan itu tetap tidak ditemukan. Lalu akhirnya pada tahun 1996, orang-orang dari Australia telah menemukan populasi dari Lychnothamnus barbatus. 

Tumbuhan memiliki peran yang sangat vital di kehidupan manusia. Mulai dari menjadi sumber pangan bagi manusia, sebagai bahan material bangunan, sebagai obat-obatan, membersihkan udara, memberikan suplai oksigen, dan masih banyak lagi. Maka dari itu manusia melestarikan tumbuhan dengan cara penanaman ulang. Namun terkadang hasilnya tidak sesuai ekspektasi.

Kelemahan dari reproduksi tanaman secara generatif adalah, kemungkinan bahwa tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan induknya. Selain itu proses reproduksi secara alami ini juga membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu, telah dilakukan penelitian dan percobaan yang mencari tahu bagaimana cara untuk mendapatkan bakal tumbuhan baru yang berkualitas dan memiliki sifat yang diinginkan.

Pastinya semua orang ingin memperoleh bibit tanaman baru yang lebih baik dengan kuantitas yang banyak serta waktu yang lebih singkat. Maka dari itu banyak orang yang menggunakan metode kultur jaringan sebagai alternatifnya. Kultur jaringan adalah suatu teknik untuk memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tertentu dari sebuah tanaman dalam kondisi yang steril sehingga bagian-bagian tersebut dapat memberbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

Tujuan dari penggunaan kultur jaringan adalah untuk memperoleh bibit tanaman yang lebih baik, memiliki sifat seperti induknya dengan waktu yang lebih cepat dan jumlah yang lebih banyak. Memperbanyak tanaman dengan teknik seperti ini juga membuat tanaman terbebas dari penyakit karena dalam proses kultur jaringan, dilakukan pengisolasian sel (aseptik : proses penumbuhan jaringan tanaman pada kondisi bebas dari kontaminasi mikroba) karena itu kultur ini sering disebut kultur in vitro yang berarti 'di dalam kaca' dalam bahasa lain.

Disebut in vitro karena sel tersebut dikembangkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Contoh-contoh media yang biasa digunakan adalah padatan gel seperti agar yang terdapat campuran nutrisi di dalamnya (contoh media padat) dan media cair yang terdapat nutrisi yang sudah dilarutkan di dalamnya. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi sedang bergerak tergantung pada kebutuhan.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Matthias Jakob Schleiden, seorang ahli anatomi tumbuhan dari Jerman, sel mempunyai kemampuan otonom bahkan sel juga mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah sifat atau kemampuan dari sebuah sel yang darimanapun sel tersebut diambil, sel itu dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna.

Proses kultur jaringan untuk mendapatkan individu baru dapat dilakukan dengan cara mengisolasi protoplas atau dengan mengisolasi kloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukan kedalam protoplas tanaman yang lain sehingga terjadi hybrid somatic yaitu terjadinya penggabungan sifat-sifat dari dua spesies atau genus yang tidak dapat digabungkan secara seksual maupun aseksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun