Mohon tunggu...
Michelle Aryanto
Michelle Aryanto Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Tingkatkan rasa penasaran anda

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenalis SARS, "Kakaknya" Corona

1 April 2020   07:13 Diperbarui: 1 April 2020   07:34 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana SARS bisa menular?

Cara utama penyebaran SARS adalah melalui kontak dekat dari orang-ke-orang. Virus yang menyebabkan SARS dianggap paling mudah ditularkan oleh tetesan pernafasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penyebaran tetesan dapat terjadi ketika tetesan dari batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi didorong jarak pendek (sekiar 1 meter)  melalui udara dan disimpan pada selaput lendir mulut, hidung, atau mata orang yang berada di dekatnya. Virus ini juga dapat menyebar ketika seseorang menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi dengan tetesan infeksi dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau matanya. Selain itu, ada kemungkinan bahwa virus SARS mungkin menyebar lebih luas melalui udara (airborne spread) atau dengan cara lain yang sekarang tidak diketahui.

Bagaimana cara menangani SARS?

Tidak ada perawatan yang dikonfirmasi bagi penderita SARS. Obat antivirus dan steroid kadang-kadang diberikan untuk mengurangi pembengkakan paru-paru, tetapi tidak efektif untuk semua orang.

Oksigen tambahan atau ventilator dapat diresepkan jika perlu. Dalam kasus yang parah, plasma darah dari seseorang yang sudah pulih dari SARS juga dapat diberikan. Namun, belum ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa perawatan ini efektif.

Hubungan SARS dengan Corona

Virus SARS dan Corona merupakan bagian dari keluarga virus yang sama, sama-sama coronavirus. Bedanya, SARS lebih dahulu ditemukan dan dinamakan dengan SARS-CoV. 17 tahun kemudian, sebuah virus lahir sebagai “adik” dan dinamakan dengan Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Nama ini dipilih dikarenakan virus tersebut secara genetik berhubungan dengan coronavirus yang bertanggung jawab atas terhadap outbreak SARS pada 2003. Diketahui bahwa SARS-Cov dan SARS CoV-2 berbagi 86% dari urutan genome yang sama.

Kedua penyakit sama-sama zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, tepatnya berasal dari kelelawar. Namun, selanjutnya, SARS ditularkan melalui musang, sedangkan COVID-19 ditularkan melalui ular barulah sampai ke manusia dan manusia menular ke manusia lain. 

Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan oleh kuman untuk berkembang biak di dalam tubuh seseorang hingga menimbulkan keluhan. Berdasarkan masa inkubasinya, kedua virus ini memiliki rentang waktu yang sama yaitu 1-14 hari.

Perbedaan SARS dengan COVID-19

SARS memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi (sekitar 10%) dan jumlah orang tanpa gejala atau sedikit gejala setelah infeksi cukup rendah. Jika seorang terinfeksi, maka itu terlihat sangat jelas. Jadi, pengisolasian atau pelacakan kontak dengan SARS lebih mudah dilakukan. SARS benar-benar hilang karena tindakan kesehatan masyarakat. Berbeda dengan COVID-19, jauh lebih sulit untuk menemukan dan melacak mereka yang terinfeksi. Berita baiknya, COVID-19 tidak begitu mematikan jika dibandingkan dengan SARS tetapi transmisibilitas membuatnya lebih sulit untuk dikendalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun