Mohon tunggu...
Michael Musthafa
Michael Musthafa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pengamat Budaya, Belajar di UIN Sunan Kalijaga jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Peace Leader Jogja. Tulisan selebihnya lihat di blognya: pojokmichaelmusthafa.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tentang Si Gadis Fajar

4 Desember 2018   02:32 Diperbarui: 4 Desember 2018   02:47 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mewarnai pipiku karena kesenanganku. Bukan karena ingin dilihat kamu atau untuk menghiburmu."

"Kau tak perlu berhenti mewarnai pipimu itu. Aku suka dengan kesukaanmu. Kamu menyukai mewarna pipimu dengan warna merah, aku menyukainya. Pun kau menyukai hal lain, aku juga menyukai itu."

Hening.

Kutunggu-tunggu, rupanya tak ada tanggapan darinya. Percakapan kami selesai sampai di situ. Aku masih merasa cemas. Jangan-jangan semua perkataanku tadi telah menyinggungnya. Bagaimana kalau ternyata dia benar-benar berhenti me-merah-kan pipinya sejak besok? Perubahan apa yang akan terjadi padanya? Apa akibatnya padaku?

Tetapi, aku sangat berlebihan. Keesokan harinya dan hari-hari setelahnya. Pipinya tetap merah, senyumnya tetap manis, dan dia tetap menjadi gadis yang periang. Sesekali melirik padaku dan melempari senyuman manisnya.

Paras cantinya, pipi merahnya dan senyum manisnya adalah kombinasi yang sangat sempurna. Semua itu yang selalu menjadi bunga tidurku. Sekarang tak perlu lagi putus asa dan merasa ditelan gelap. Karena sekarang sudah ada fajar yang kan selalu kujumpai.

Semoga kalian juga akan menjumpai fajar esok pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun