Ia tersenyum-senyum sendiri karena sudah mendugai Iwan memiliki indra ke enam. Tidak lama berselang akhirnya lirik lagu Iwan Fals bergaung lagi dalam pikirannya.
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Belum sampai selesai lirik lagu tersebut hingga pada bagian akhir, ia sudah dikejutkan oleh suara seorang perempuan yang hampir bertubrukan dengannya dari arah yang berlawanan. "Hati-hati, dong, kalau jalan. Mata itu dipakai, dong." Kata wanita tersebut dengan ketus sambil terus berlalu pergi.
Ya, mungkin bukan karena matanya yang tidak dipakai untuk melihat jalan. Hanya saja, pikirannya yang sedang menerawang kemana-mana menyebabkan pandangan ke depannya buyar dan hampir menabrak perempuan tadi.
Tidak jauh dari tempat tersebut, akhirnya ia sampai di persimpangan. Sekitar tiga meter setelah mengambil belokan ke kanan, maka akan sampai di sebuah kantor yang ia tuju. Setelah sekitar beberapa bulan yang ia sendiri sulit untuk mengingatnya kembali karena terlalu banyak bulan yang dilaluinya dengan status penganguran. Ia harus berhadapan dengan urusan melamar pekerjaan kantoran untuk kesekian kalinya lagi.
Pernah kawan seangkatannya yang sudah sama-sama menyelesaikan kuliah, yang setelah menyelesaikan kuliah langsung lulus dalam tes Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) berceloteh ketika mereka sedang kumpul bersama kawan-kawan lainnya.
" Bro, kasian orang tuamu. Sekian banyak uang dihabiskan untuk kuliahmu, tapi hasilnya tidak ada. Coba uang itu dipakai buat piara ternak, mereka pastinya sudah jadi juragan sapi terkaya." Sambil tertawa terbahak-bahak yang diikuti oleh tawa teman-teman lainnya.
Ia hanya tersenyum menyikapi guyonan penuh sinis dari teman-temannya. Dia hanya coba memaklumi keadaan saat itu bahwa temannya berkata demikian bukan dari ungkapan hatinya. Itu semua terjadi akibat efek dari kesekian botol alkohol yang sudah mereka teguk bersama.
Namun, walau dibicarakan di saat mereka sedang sama-sama mabuk, ternyata kata-kata itu terus terngiang dan membuatnya malu pada dirinya sendiri.
Pernah juga di suatu pagi yang memang sulit untuk ia lupakan. Ibunya berdiri di depan pintu kamar. Sambil menggedor pintu kamar ibunya berteriak " Jhon, bangun sudah! Tidak sama kayak anak lain yang bangun pagi-pagi sekali. Bagaimana bisa dapat kerja kalau bangun pagi saja tidak bisa. Pikirmu nanti ada pekerjaan yang datang bangunkan dan bilang lamarlah aku?". Kemudian sambil menghentakkan kaki di depan pintu kamar, ibunya pun pergi.
Memang ibunya tahu bahwa Jhon suka memperbaiki barang elektronik teman-temannya atau tetangganya di malam hari. Bagi Jhon, inspirasi kerja yang baik adalah malam hari.