"Lalu, si Aelius itu bagaimana dia? Jadi mau jadi tim pemenangan?" ujar Fabius pada putranya itu.
"Ga tau, Pah. Yang penting mah jangan jadi bagian dari GK aja dia. Generasi korupsi," seloroh Corus dengan santai, menyantap jerami rebus yang disuguhkan ibunya.
Tak lama kemudian, Aelius lewat depan rumah Corus. Pagi-pagi begini, tuan pejabat sel sudah siap! Eh, mau ke mana dia?
"Gile, udah rapi aja pagi gini. Nyari apaan bos?"
"Ya, nyari suara... eh, sarapan dulu deh hehehe" ujar Aelius santai.
"Oh..."
"Nyari apa dia, 'nak?" ujar Fabius yang telinganya sudah mulai tidak peka.
"Nyari nasi kotak, Pah. Jadi pasukan nasi kotak hehehe" seloroh Aelius. Fabius pun tertawa lebar sambil menghabiskan sarapannya.
Tetiba hujan mendung, tapi tidak jadi. Pukul 11.00 siang, kampanye di lapangan pusat kota pun dibuka. Para pendukung paslon yang diusung Sel Rusa Berjuang sudah rapi memadati lapangan. Mereka memakai kaos-kaos warna merah dengan bando kepala bergambar kepala rusa hitam juga. Pukul 11.05 tepat, pasangan yang diusung Sel Rusa Berjuang pun membelah lautan rakyat dengan menaiki kereta bertenaga uap. Sontak semuanya kegirangan dan menyambut mereka. Suasana pun jadi riuh gegap gempita di tengah dinginnya hutan pagi siang itu. Sementara di pinggiran, Aelius sibuk berfoto-foto saja.
"Saudara-saudara sekalian, kalau terpilih, kami akan membagikan jerami gratis setiap hari" ujar paslon itu. Yang lain pun bersorak dan pendukung ramai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H