Aku tumbuh bersamamu, aku telah menyatu denganmu, aku bersamamu saat engkau pertama kali dilahirkan, kau manusia lemah, lembek, manja, cengeng, tidak bisa melakukan apa-apa selain berkhayal. Kau hanya seorang pemalas yang beruntung disokong Ibumu. Kini kau kehilangan itu semua.Â
Karena itu semuakah kau rela membual dengan dalih pencarian kehidupan atau banyak lagi istilah keilmuanmu yang dangkal itu? Aku bisa membaca itu semua disaat aku bergetar ketika kau marah, mungkin kau hanya melihat satu contoh yang lebih kau sukai saja. Lalu kau menemukan tantangan yang membuatmu putus asa karena tidak ada hal yang sesuai dengan apa yang kau cita-citakan. Kau mendengar satu celaan kemudian kau merendahkan diri, kau lihat......"
Maria, belum selasai tuan tadi berkata, aku tinggalkan dia, karena aku merasa dia juga membual.Â
Aku terus berlalu sambil mendengar suara bising para kafir barat (yang disebut) liberal di selilingiku.
Di tengah perjalanan, berkatalah aku, "sebenarnya aku tidak percaya pada siapapun, apapun. Aku hanya terlihat polos tanpa otak, dan untukmu tuan segumpal daging yang masih ingin bising, aku tancapkan lakban hitam ini pada mulutmu. Biarkan saja aku mencari jalan yang aku nyaman dan membuat aku paham apa semua maksud yang terselubung yang ada di dunia ini. Dunia yang hanya sebatas kekuasaan, harta, ketamakan, dan kerakusan ini."
Maria,
Demikian keluh kesah serta pergulatanku dengan tuan segumpal daging (hati) dalam mencari arti dunia aku suratkan untukmu.Â
Semoga kau tidak bosan membacanya, dan kau bisa menceritakan sedikit keadaan di California. Ceritakan juga tentang kondisi masyarakatmu yang terkenal ke penjuru dunia sebagai bangsa yang berbudaya itu.
Jika kau memiliki kesempatan di liburan musim dinginmu nanti, pergilah menghangatkan diri ke Indonesia.Â
Sebelum kututup dengan salam aku lampirkan lirik Madonna yang sering engkau nyanyikan "I'm not religious but i fell so move, make me want to pray, pray with you be here" lalu aku sambung "you silly thing".Â
Sekian.