Dengan menertawakan diri sendiri serta orang lain, tensi dan amarah yang dipendam karena pembentukan persepsi atas stereotip akan perlahan reda. Melalui ruang komedi, perbedaan seketika melebur menjadi satu dalam kerangka tawa dan refleksi pribadi.
Tuntutan refleksi dalam standup comedy sama halnya dengan tuntutan refleksi dalam segala pengetahuan yang sempat diterima. Tanpa refleksi pengetahuan terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar, pengetahuan yang diterima tidak akan memberi dampak. Pun tawa tanpa refleksi hanya menimbulkan rasa senang sementara.Â
Karena refleksi, seperti halnya di dunia pendidikan, dapat menuntun kepada perubahan yang nyata. Sedangkan tanpa refleksi, materi komika hanya sekedar memunculkan tawa atau amarah berlebih.
 Melalui refleksi, tertawa tidak selalu dipahami sebagai tindakan mengejek atau merendahkan suatu hal. Karena dalam dunia alternatif, tertawa juga berarti sadar atas hal-hal yang tak pernah dibahas dan tanda tergesernya batas hegemoni secara perlahan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H