Setelah memahami tantangan di atas, berikut beberapa solusi yang saya rekomendasikan untuk mengoptimalkan penerapan wa'd:
Standarisasi Regulasi: Organisasi internasional seperti AAOIFI perlu memperkuat panduan akuntansi terkait wa'd agar dapat diterapkan secara universal.
Edukasi Praktisi: Perbankan dan lembaga keuangan syariah perlu melatih tenaga ahli yang memahami konsep wa'd secara mendalam.
-
Pengawasan Ketat: Otoritas keuangan harus memastikan bahwa wa'd digunakan dengan benar dan sesuai prinsip syariah.
Inovasi Produk: Produk keuangan berbasis wa'd perlu dirancang dengan hati-hati agar tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam.
Kolaborasi Global: Negara-negara dengan sistem ekonomi syariah harus saling bekerja sama untuk menyelaraskan aturan terkait wa'd.
Pemanfaatan Teknologi: Teknologi blockchain atau smart contract dapat menjadi solusi untuk memastikan kejelasan dan akuntabilitas dalam penerapan wa'd. Dengan teknologi ini, semua janji dapat dicatat secara permanen dan transparan, sehingga mengurangi potensi penyalahgunaan.
Penutup
Wa'd adalah salah satu konsep yang menarik dalam ekonomi syariah. Meskipun terlihat sederhana, penerapannya membutuhkan pemahaman mendalam agar sesuai dengan prinsip Islam. Saya, Michael, percaya bahwa dengan regulasi yang baik, edukasi, dan kolaborasi, wa'd dapat menjadi instrumen yang efektif untuk memperkuat sistem keuangan syariah. Tentu saja, ini membutuhkan peran aktif semua pihak, baik ulama, regulator, maupun praktisi keuangan. Dengan demikian, wa'd dapat benar-benar memberikan manfaat yang adil, transparan, dan berkah bagi semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI