Mohon tunggu...
Mia Syafa
Mia Syafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sekarang sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Ampel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Aliran Progresivisme dalam Dunia Pendidikan

19 Juni 2024   04:55 Diperbarui: 19 Juni 2024   05:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Progresivisme

Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju[1]. Aliran progresivisme ini mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan pendidik hanya sebatas sebagai fasilitaor, pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik. 

Adapun tujuan dari aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah praktik pendidikan yang selama ini terkesan otiriter menjadi demokratis dan lebih menghargai potensi dan kemampuan anak, serta mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik[2]. 

Dengan menerapkan aliran progresivisme dalam pendidikan, harapannya dapat membahwa perubahan dan kemajuan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas, sehingga mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Menurut bahasa ALIRAN istilah progresivisme berasal dari kata progresif  yang artinya bergerak maju. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata progresif diartikan sebagai ke arah kemajuan; berhaluan ke arah perbaikan sekarang; dan bertingkat-tingkat naik. Dengan demikian, secara singkat progresif dapat dimaknai sebagai suatu gerakan perubahan menuju perbaikan. Sering pula istilah progresivisme dikaitkan dengan kata progres, yaitu kemajuan.  

Artinya progesivisme merupakan salah satu aliran yang menghendaki suatu kemajuan, yang mana kemajuan ini akan membawa sebuah perubahan. Pendapat lain menyebutkan bahwa progresivisme sebuah aliran yang mengingikan kemajuan-kemajuan secara cepat. 

Menurut Gutek (1974:138) progresivisme modern menekankan pada konsep 'progress'; yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan lingkungannya dengan menerapkan kecerdasan yang dimilikinya dan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul baik dalam kehidupan personal  manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial. Dalam konteks ini, pendidikan akan dapat berhasil manakala mampu melibatkan secara aktif pembelajaran, peserta didik sehingga dalam mereka mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal kehidupannya.

aliran progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu membawa perubahan pada diri peserta didik menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan serta dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, progresivisme sangat menghendaki adanya pemecahan masalah pendidikan.

B. Implementasi Aliran Filsafat Progresivisme Dalam Konteks Pendidikan

Implementasi filsafat progresivisme dalam pendidikan sangat penting karena mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi situasi nyata dalam kehidupan dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang relevan[3]. Progresivisme menekankan pembelajaran melalui pengalaman langsung dan mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis saja, tetapi juga mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi efektif yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja modern yang dinamis.

Pendekatan progresivisme mendorong kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa dengan melibatkan mereka secara aktif dalam membangun pengetahuan sendiri, seperti melalui pembelajaran berbasis proyek dan kegiatan praktis. Selain itu, progresivisme mengakomodasi minat dan kebutuhan individu dengan menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran sesuai dengan gaya belajar dan potensi masing-masing siswa. Melalui pembelajaran kolaboratif, diskusi, dan kegiatan kelompok, progresivisme juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional seperti kerjasama, empati, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dengan menekankan pada pembelajaran melalui pengalaman nyata dan pemecahan masalah, progresivisme membantu siswa mengembangkan rasa ingin tahu, kemandirian, dan keterampilan belajar sepanjang hayat yang diperlukan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan di masa depan, sehingga menjadi pembelajar seumur hidup.

Berikut beberapa contoh penerapan filosofi progresivisme dalam konteks pendidikan sehari-hari:

1. Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)

Siswa ditugaskan mengerjakan proyek kehidupan nyata, seperti merancang dan membangun prototipe teknologi sederhana, membuat film dokumenter tentang masalah lingkungan lokal, atau pengembangan usaha kecil. Melalui proyek ini, siswa belajar sambil melakukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam cara yang praktis.

2. Kunjungan lapangan (field trips)

Guru mengajak siswa mengunjungi tempat-tempat seperti pabrik, museum, kebun binatang atau pusat ilmu pengetahuan. Ini memberikan pengalaman belajar praktis dan kontekstual terkait dengan materi kursus. Siswa dapat mengamati, berinteraksi, dan belajar dari sumber dunia nyata.

3. Simulasi dan role play (Simulasi dan role play)

Guru membuat situasi simulasi atau role play yang mencerminkan permasalahan atau tantangan dunia nyata. Contohnya termasuk simulasi negosiasi perdamaian, berperan sebagai ilmuwan, atau simulasi menjalankan bisnis. Ini membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, komunikasi dan empati.

4. Pemanfaatan Teknologi

Guru menggunakan teknologi seperti komputer, perangkat lunak, aplikasi dan media digital untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan kontekstual. Misalnya membuat video dokumenter, mengembangkan aplikasi, atau mengikuti kursus virtual.

5. Penilaian Portofolio

Mahasiswa wajib membuat portofolio yang memuat karyanya, seperti proyek, laporan, video, atau produk kreatif lainnya. Portofolio ini digunakan sebagai bagian dari penilaian otentik untuk mengevaluasi kemajuan dan pencapaian siswa secara keseluruhan.

6. Diskusi dan debat

Guru memfasilitasi diskusi dan debat kelas tentang isu-isu penting dalam kehidupan nyata, seperti isu-isu sosial, politik, atau etika. Ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang, dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif.

Melalui contoh-contoh ini, pembelajaran menjadi lebih relevan, bermakna, dan melibatkan siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalani hidup secara realistis.

Kesimpulan

Progresivisme adalah sebuah pandangan filsafat pendidikan yang menekankan perlunya perubahan praktik pendidikan menuju arah yang lebih maju. Tujuannya adalah untuk mentransformasi sistem pendidikan yang bersifat otoriter menjadi lebih demokratis, dengan menghargai potensi setiap anak didik serta melibatkan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan progresivisme dalam dunia pendidikan dipandang sangat penting untuk membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dalam menghadapi situasi nyata dalam kehidupan, seperti kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang efektif. Progresivisme mendorong kemandirian dan inisiatif belajar pada diri siswa dengan mengikutsertakan mereka secara aktif dalam membangun pengetahuan sendiri melalui pembelajaran berbasis proyek, aktivitas praktis, diskusi kelompok, dan kegiatan-kegiatan kolaboratif lainnya. Berbagai metode seperti pembelajaran berbasis proyek, kunjungan lapangan, simulasi peran, pembelajaran kolaboratif, pemanfaatan teknologi, penilaian portofolio, serta diskusi dan debat merupakan beberapa contoh penerapan progresivisme di dunia pendidikan. Secara umum, progresivisme bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih relevan, bermakna, dan melibatkan siswa secara aktif dalam membangun pengetahuan serta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan kehidupan nyata.

 

REFERENSI

 

Burhan, Agus. "Madzhab Filsafat Progresivisme Dalam Pendidikan." As-Salam: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman 8, no. 1 (2023): 11--22.

 

Fadlillah, Muhammad. "Aliran progresivisme dalam pendidikan di Indonesia." Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran 5, no. 1 (2018): 17--24.

 

Ibrahim, Ruslan. "Filsafat progresivisme perkembangan peserta didik." Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan 10, no. 1 (2018): 151--66.

 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun