Berikut beberapa contoh penerapan filosofi progresivisme dalam konteks pendidikan sehari-hari:
1. Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning)
Siswa ditugaskan mengerjakan proyek kehidupan nyata, seperti merancang dan membangun prototipe teknologi sederhana, membuat film dokumenter tentang masalah lingkungan lokal, atau pengembangan usaha kecil. Melalui proyek ini, siswa belajar sambil melakukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam cara yang praktis.
2. Kunjungan lapangan (field trips)
Guru mengajak siswa mengunjungi tempat-tempat seperti pabrik, museum, kebun binatang atau pusat ilmu pengetahuan. Ini memberikan pengalaman belajar praktis dan kontekstual terkait dengan materi kursus. Siswa dapat mengamati, berinteraksi, dan belajar dari sumber dunia nyata.
3. Simulasi dan role play (Simulasi dan role play)
Guru membuat situasi simulasi atau role play yang mencerminkan permasalahan atau tantangan dunia nyata. Contohnya termasuk simulasi negosiasi perdamaian, berperan sebagai ilmuwan, atau simulasi menjalankan bisnis. Ini membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, komunikasi dan empati.
4. Pemanfaatan Teknologi
Guru menggunakan teknologi seperti komputer, perangkat lunak, aplikasi dan media digital untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan kontekstual. Misalnya membuat video dokumenter, mengembangkan aplikasi, atau mengikuti kursus virtual.
5. Penilaian Portofolio
Mahasiswa wajib membuat portofolio yang memuat karyanya, seperti proyek, laporan, video, atau produk kreatif lainnya. Portofolio ini digunakan sebagai bagian dari penilaian otentik untuk mengevaluasi kemajuan dan pencapaian siswa secara keseluruhan.