Mohon tunggu...
Mia Rosmayanti
Mia Rosmayanti Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Menulislah dan jangan mati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehidupan Seekor Kunang-Kunang

24 Juni 2024   12:17 Diperbarui: 24 Juni 2024   12:28 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Shino | @mumu__161

Aku segara meraih handuk yang tergantung di pintu kamarku yang mulai berjamur dan warna cat yang memudar. Aku keluar membantingnya dengan begitu keras, menahan jerit dan berlari ke kamar mandi. Tanganku memutar keran yang licin karena mulai berlumut, memenuhi bak mandi yang mulai menguning, lalu membenamkan diriku ke dalamnya. 

Air di sekitarku menjadi merah. Aku bisa melihat ada benang-benang merah keluar dari seluruh tubuhku. Aroma bau besi yang amis yang memuakkan merebak di kamar mandi ini. Aku akan melepaskan semuanya. Aku akan melepaskan diri dan membiarkanku terbang dengan bebas. Tidak ada yang boleh mengikatku lagi, tak peduli dengan sehelai rambut, sepintal benang, seikat rantai, ataupun sebilah pisau. Aku tak akan membiarkanmu mengikatku lagi.

Aku akan hidup meskipun kau coba bunuh berkali-kali. Aku akan melawan, meskipun yang bisa kukeluarkan hanyalah suara erangan tertahan. Karena itu, tumbuhlan. Tumbuhlah rumput liar dalam diriku. Biarkan duri-duri ini melindungimu saat aku menutup mataku. Izinkan aku tidur sebentar saja dan memimpikan kehidupanku sebagai seekor kunang-kunang yang begitu kurindukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun