Mohon tunggu...
Mia Rosmayanti
Mia Rosmayanti Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Menulislah dan jangan mati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Istimewa

14 Mei 2022   10:23 Diperbarui: 14 Mei 2022   10:59 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by A Swinger of Birches via Tumblr

“Es kopi Anda sudah datang, Nona Pelanggan. Selamat menikmati.” Katanya sambil menyodorkan salah satu gelas dari nampan itu ke arahku.

Aku menerimanya, lalu menggeser gelas pertamaku yang  kosong tak bersisa, “Aku rasa kamu akan jadi pelayan paling buruk jika bekerja di kafe. Jadi kusarankan untuk tidak melakukannya atau kamu akan membuat bosmu mendapat komplain setiap hari.”

Dia menggeleng-geleng ke arahku, “Wah… aku masih takjub dengan bagaimana kamu mengatakan hal-hal seperti itu dengan begitu santainya. Kenapa aku yang begitu lembut dan penyayang ini bisa betah berpacaran dengan wanita bermulut jahat seperti ini?”

“Entahlah, aku sendiri juga heran kamu bisa bertahan sejauh ini, tapi bukankah mengatakan dirimu sendiri begitu lembut dan penyayang itu agak berlebihan?” Kataku menyipitkan mataku untuk menggodanya.

“Lihat? Kau mulai melukaiku lagi sekarang.”

Ia mengatakan hal itu sambil menyentuh dada sebelah kirinya, lalu membuat ekspresi kesakitan yang justru terlihat konyol di mataku. Dan entah bagaimana, hal itu membuat kami berdua terkekeh di waktu bersamaan.

“Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?”

Aku mengangguk-angguk kecil, sambil memainkan sedotan di gelas es kopiku, “Kau menanyakannya seolah kita tidak pernah berbicara satu sama lain. Kamu tahu bagaimana hari-hariku. Kita selalu membicarakannya setiap hari.”

“Benarkah? Tapi kenapa yang kuingat sejauh ini hanya jawaban dinginmu? Dan juga, mengatakan kabarmu baik setiap waktu, bukankah agak berlebihan juga? Seperti robot saja.” Dia cepat-cepat menyeruput minumannya setelah mengucapkan hal itu.

“Begitukah? Aku benar-benar tidak tahu sudah melakukan hal itu selama ini.” Kataku sambil memaksakan diri untuk tetap tersenyum. Sejujurnya kalimat itu sedikit membuatku tersinggung.

“Yah lupakan saja, lagi pula keberadaanmu saja sudah menjadi anugerah tersendiri. Ah, aku lupa mengatakannya padamu, hari ini kamu terlihat sangat cantik. Apakah seperti ini aura orang yang sedang berulang tahun?” Dia memiringkan kepalanya sedikit, aku tahu dia sedang memperhatikan setiap bagian dari diriku saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun