"Aku percaya." Kau kembali tersenyum dengan sangat lebar, sambil menatapku dengan sangat lekat.
Aku harus tersenyum juga kan? Aku tidak boleh menangis di hadapanmu. Aku tidak boleh membuatmu khawatir.
"Selamat tinggal. Aku mencintaimu." Kataku sembari mundur beberapa langkah. Ada sesuatu yang tiba-tiba terasa hancur berkeping-keping.
"Aku juga.... dah" Ucapmu sambil melambaikan tangan ke arahku.
Aku harus benar-benar pergi kali ini. Aku tidak akan bisa kembali lagi ke kota ini. Â Aku tidak akan kembali lagi. Tidak akan pernah.
Aku bergegas membalikkan badanku. Saat itu, semua yang kutahan lepas begitu saja. Aku mengambil langkah cepat melewati tempat pemeriksaan tiket dan masuk ke dalam peron dengan air mata yang berderai.
Saat itu, kereta sudah berada di hadapanku. Dengan pintu yang terbuka, kereta ini terlihat seperti siap membawaku pergi ke mana saja. Aku akan pergi. Begitu menaiki kereta ini, aku akan segera terbangun dan melupakan semuanya.
Aku bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih padamu tadi. Benar-benar payah. Meskipun begitu, aku sama sekali tidak berharap untuk bertemu lagi denganmu hanya untuk mengucapkan terima kasih.Â
Selamat tinggal. Aku benar-benar harus pergi kali ini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI