"Eumm...... karena kamu tampan?" kataku takut-takut melirik ke arahmu.
Mendengar jawabanku, kau mendadak tertawa kecil. Akhirnya kamu tertawa, sudah lama aku tidak melihatnya. Sepertinya banyak hal yang terjadi dalam hidupmu akhir-akhir ini. Kita tidak punya banyak kesempatan untuk bertemu dan aku hampir melupakan kamu yang sedang tertawa. Melihatmu yang tertawa seperti itu, dadaku menjadi hangat dan membuatku tak bisa untuk tidak tersenyum.
"Kamu baru saja mengarang jawabannya kan?" Ucapmu dengan senyum yang terlihat sangat cocok denganmu.
"Bukan mengarang! yang benar aku memikirkannya!" Aku mengelak. Melirik dengan wajah cemberut, pura-pura merasa tersinggung.
"Memangnya menurutmu aku tampan?" Kamu menanyakan hal itu sambil mendekap wajah dengan kedua tanganmu. Menyodorkan wajah ke arahku dengan pose menggemaskan seperti itu, aku merasa tidak boleh kalah.
"Sangat. Kamu yg terbaik." Aku mengacungkan kedua jempolku ke wajahmu dengan sangat bersemangat.
"Bohong." Katamu sambil menarik wajahmu dariku.
"Eh?!" Pekikku. Aku tidak mengerti apa yang sebenernya terjadi. Aku benar-benar tidak tahu reaksi apa yang harusnya kuperlihatkan saat ini.
"Kakakku bilang aku tidak tampan." Ucapmu dengan tawa kecil yang canggung. Aku bisa melihatmu menggigit bibir bawahmu.
Melihatmu mengatakan hal itu dengan canggung, membuatku tak bisa menahan tawaku.
"Hey, seorang kakak tidak akan pernah sadar ketampanan adiknya. Kalaupun dia sadar, dia akan tetap mengatakan kamu tidak tampan untuk mengolok-olokmu. Apalagi kakakmu perempuan."