Satu dua orang mungkin akan kembali hidup saat menemukan cinta dan kebahagiaan dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya, tapi sisanya tidak. Mereka hanya akan terjebak di dalam lembah penuh derita sampai kematian yang sesungguhnya datang menjemput.
Yah... apa juga peduliku? Walau berusaha keras memikirkan banyak hal tentang kehidupan manusia, toh tidak ada yang bisa kulakukan. Aku harus melepaskan hal-hal di luar kendaliku atau aku hanya akan ikut hancur bersama mereka.
Mataku kini beranjak ke tempat burung gagak tadi berada, tapi dia sudah menghilang. Aku menggerutu dalam hati. Kenapa dia harus susah-susah menulis surat untuk kukirim kalau akhirnya dia memutuskan untuk bertemu dengan gadis itu langsung?
Benar-benar merepotkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H