Mohon tunggu...
Mia Rosmayanti
Mia Rosmayanti Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Menulislah dan jangan mati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Dari Surga

26 Juni 2020   01:20 Diperbarui: 26 Juni 2020   01:45 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia terlihat membuka bekapan tangannya. Dengan wajah sembab dan dadanya yang naik turun terlalu cepat, napasnya kini makin tersendat. Bibirnya masih mengatup kuat tapi dia tidak akan bertahan lama.

Dia tidak bisa lagi menahannya. Dia akan segera meledak dalam hitungan 3... 2... 1...

"AAAAAAAAAAAAAAAAA....." Teriaknya tanpa kendali.

Ia terus berteriak-teriak  seperti itu. Tangannya mengepal kuat, lalu meraih apa saja yang bisa diraihnya lalu melemparnya ke segala arah. Memukul-mukul lantai, menjambak-jambak rambut, bahkan sesekali menyekik lehernya sendiri hingga jatuh terduduk karena mulai kehilangan kesadaran beberapa saat.

Gelas berisi teh yang sudah berubah menjadi dingin itu dilemparnya asal, tepat menghantam jendela kaca rumahnya.

Saat itu orang-orang mulai berdatangan, mencekengkram tangannya kuat-kuat untuk menyuruhnya berhenti. Tidak bisa, gadis itu justu makin memberontak. Meskipun begitu, tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan orang-orang dewasa. Seorang wanita berusia 40-an kini terlihat memeluknya dengan erat. Tanpa suara, tanpa air mata, hanya memeluknya dengan sangat kuat seolah takut anak perempuannya itu akan dibawa ke suatu tempat.

Aku bergidik ngeri. Apakah keluarga ini punya semacam aturan untuk tidak boleh menangis atau semacamnya?

Sebaiknya aku segera pergi setelah menaruh surat ini untuk seorang gadis menyedihkan di hadapanku ini. Aku tidak tahan melihat orang yang terlihat sangat kesakitan seperti itu.

Jika aku seorang malaikan pencabut nyawa, mungkin aku akan dengan senang hati membantunya dengan cara mencabut nyawanya sekarang juga, tapi tidak bisa. Aku hanya bertugas mengantarkan surat-surat dari surga, itu saja. Aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain tugasku.

Terlalu menyakitkan...

Di dunia ini banyak sekali orang-orang mati yang tetap hidup dan bersemayan abadi dalam kehidupan orang-orang yang mencintainya, begitu pula sebaliknya. Tidak sedikit orang yang hidup dengan jiwa yang sudah terlalu lama mati. Beberapa orang dengan jiwa mati ini kebanyakan tidak akan merasakan apapun dalam hidupnya, kecuali kesedihan dan kehampaan yang berkepanjangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun