"Aku sangat membencimu, Kak. Karena itu tetaplah hidup...." Mulutnya masih bergerak seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi suara itu tak kunjung mencapai telingaku.
Setiap hari aku selalu mencari kata yang mungkin ia akan katakan padaku. Sampai saat ini, saat tak ada lagi bagian tubuhnya yang bisa kupeluk. Gelap datang dan seperti biasanya, ia mulai menghilang. Saat detik-detik terakhir sebelum khayalanku dengannya mulai menghilang. Aku seperti mendengar penggalan kata yang belum sempat dia ucapkan.
"Ini adalah hukuman untukmu. Tetaplah hidup!!"
Setelah suara sayup-sayup itu selesai bergema. Tubuhnya menghilang sempurna dari pelukanku. Aku hanya memeluk angin dengan air mata yang terus berlinang. Kini hujan sempurna berhenti, aku terduduk sepi di tepian senja menuju malam. Aku hanya ingin mengatakan kata yang sudah biasanya kukatakan padanya.
"Aku mencintaimu, Ira."
Aku akan menantikanmu di ujung subuh. Aku akan menghabiskan waktu siang denganmu lagi pada hari selanjutnya. Selamat jalan adikku sayang. Selamat tinggal cinta pertama. Sampai jumpa besok pagi, Irawan.