Mohon tunggu...
Mia Hs
Mia Hs Mohon Tunggu... wiraswasta -

Born this way

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Hati Seluas Samudera" Syarat Penumpang Angkot Jakarta

20 Maret 2012   15:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:42 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13322548641998680920

3. Penodongan/perampokan

Meskipun frekuensinya jarang, namun sekali terkena akibatnya fatal. Paling tidak secara mental trauma, bahkan nyawa bisa jadi taruhannya. Teman saya sampai hari ini tidak mau naik mikrolet lagi karena pernah mengalami penodongan didalam mikrolet jurusan Kp. Melayu-Gandaria. Modus ini umumnya dilakukan ketika kondisi angkutan sepi, atau kebanyakan wanita. Biasa dilakukan secara kolektif, dimana penumpangnya tidak naik secara bersamaan. Walaupun naik secara terpisah, namun umumnya mereka mengambil posisi yang selalu sama, 2 orang duduk dipojok kiri dan kanan, 1 atau 2 orang duduk didekat pintu, 1 orang duduk di samping sopir. Posisi ini dimungkinkan untuk meghindari penumpang yang nekad meloncat atau menyembunyikan barang-barang pribadi mereka. Sedangkan yang duduk disamping sopir bertugas mengancam agar sopir tidak berbuat macam-macam, misalnya menghentikan laju kendaraan atau lebih parah lagi membelokkan ke kantor polisi. Yang mengejutkan, beberapa kejadian ini justru sopir angkot termasuk anggota komplotan.

4. Pemerkosaan

Baru-baru ini Jakarta digegerkan dengan maraknya kasus perkosaan di mikrolet, seorang pedagang sayur diperkosa di angkot M26 jurusan Melayu-Bekasi (tapi operasi kriminalnya di depok). Kejadian ini tidak berselang jauh dengan kasus pemerkosaan di Angkot D-02 jurusan Ciputat-Pondok labu.

FAKTOR KENYAMANAN

Kenyamanan adalah barang langka jika Anda bepergian menggunakan kendaraan umum di Jakarta.

1. Sopir ugal-ugalan dan Tarif Asal-asalan

Sudah menjadi pemandangan umum, mikrolet berjalan zig-zag atau berhenti memalang saat menaikkan atau menurunkan penumpang. Saya sering menemukan sopir mikrolet mengendarai mobilnya sambil kebut-kebutan dengan mikrolet lain, kadang sambil mengobrol tertawa-tawa di HP hingga tidak jarang penumpang yang hendak turun harus menggedor langit-langit mikrolet dengan sekuat tenaga karena sopir tidak mendengar. Tarif mikroletpun kadang tergantung suasana hati sopir, bukan sekali dua kali saya harus perang urat saraf dengan sopir karena ongkos yang saya bayar dianggap kurang, padahal itu jumlah yang sama yang saya bayar setiap hari. Suatu kali saya pernah harus terbirit-birit turun dari mikrolet, karena sopir dan penumpang saling baku hantam. Apalagi kalau bukan masalah selisih tarif, penumpang marah karena sopir meminta lebih dari tarif yang biasanya, sedangkan sopir tidak terima dengan kata-kata kasar yang dilontarkan penumpang, jadilah mereka berkelahi. Alih-alih dapat tambahan uang diluar tarif resmi, sopir justru mengalami kerugian karena semua penumpang turun dan tidak ada yang membayar ongkos kendaraan.

2. Asap rokok

Walaupun sudah ada larangan merokok di angkutan umum, asap rokok masih mengepul di dalam mikrolet. Uniknya lagi, kegiatan terlarang ini justru dilakukan oleh sopir, biasanya tangan kiri memegang setir, sementara tangan kanan asyik bersandar di jendela sambil memegang rokok. Penumpang protes? Sopir bisa dengan galaknya membentak.

3. "Ngetem" (Menunggu Penumpang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun