Mohon tunggu...
Mia Olivia
Mia Olivia Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Jadi-jadian

Suka masak dan menulis, apalagi jika menulisnya di pinggir pantai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Lampu Jalan

28 Juni 2024   23:34 Diperbarui: 28 Juni 2024   23:36 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            " Iya, tadi yang aku suruh beli nasi goreng, " suara perempuan yang tadi menyuruhnya muncul.

            " Dia melihat mayat si bangsat itu, " kata perempuan bersuara laki-laki tadi.

            " Hah? Waduhhh, ngapain kau lihat-lihat ke dalam, nak? Bodoh sekali. Sial sekali nasibmu hari ini, " kata si perempuan tadi dengan wajah sangat datar sambil menyalakan rokoknya.

            " Ya tidak apalah meski anak-anak ada yang bisa dijual juga kok hahahaha! Anak begini lagian mati satu tidak akan ada yang mencari, orangtuanya pasti punya selusin anak begini. "

            Anak itu sangat ketakutan sampai terkencing di celana dan menangis terus terusan. Ia tidak bisa mengeluarkan suara apa-apa, tenggorokannya tercekik. Ia bergantian melihat kedua orang itu, yang satu menatapnya dengan mata melotot dan perempuan yang satunya, yang hampir ia gunakan sepuluh ribu tadi untuk membelinya itu, menatapnya dengan sangat biasa saja. Serasa mimpi, ia merasa tenggorokannya sakit luar biasa, sakit yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya dan ada rasa dingin yang menancap. 

Tidak butuh waktu lama sampai anak itu kehilangan kesadarannya dan akhirnya terjatuh, tak bernyawa lagi. Nasi goreng dengan bungkusan hitam masih ia pegang dengan erat, begitupula kembalian dari nasi goreng itu, uang sepuluh ribu yang sekarang sudah berwarna kecokelatan karena berlumuran darah.

            Jalanan kembali sunyi. Kedua perempuan itu menghilang setelah memasukkan dua jasad ke dalam kantong besar dan membawanya jauh ke dalam bekas kuburan. Lampu jalanan tetap menyala, sampai pagi nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun