Mohon tunggu...
MUHAMMAD REZA SETIAWAN
MUHAMMAD REZA SETIAWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - forester I practitioners I learners I reader I traveller I adventurer !

Jalanmu mungkin tidak cepat namun percayalah rencana Allah selalu tepat! Sabar, ikhlas, ikhtiar. ~ Sajak Salaf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia dan Revolusi Mental: Kontemplasi 1945-2020

6 Februari 2021   19:50 Diperbarui: 15 Oktober 2022   10:11 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terelakkan beberapa hal yang masih menggrogoti diri bangsa ini yang belum bisa hilang dan sepertinya telah menjadi kebudayaan dan warisan bangsa. Pertama, dipandang dari segi politik fenomena yang terjadi saat ini yakni maraknya politik uang (money politic) dalam proses pemilu baik di tingkat nasional, regional, daerah hingga tingkat desa. Sadar tidak sadar tentu hal tersebut akan mempengaruhi kualitas dan integritas wakil rakyat (kepala daerah) yang terpilih nantinya.

Lainnya halnya di pemerintahan, pemerintahan yang masih amburadul, pelayanan kurang maksimal, tidak jujur, pejabat korupsi ditambah akibat rekrutmen pegawai (pelayan publik) yang tidak tranpasaran dan berkualitas, dan penegakkan hukum yang pincang, berat sebelah, tumpul ketas tajam kebawah, sehingga mengurangi wibawa hukum dan kepercayaan masyarakat terhadap hukum itu sendiri.

Kedua, dipandang dari bidang ekonomi Indonesia nyatanya masih memiliki ketergantung yang sangat kuat oleh investor/pemodal asing serta dengan impor pangan dan kebutuhan lain padahal sesungguhnya tersedia di Indonesia, sumberdaya alam kita dikuras/digali habis oleh investor, keberadaaan perusahaan semisal PT Freeport  McMoran Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT Chevron Pacific Indonesia asal Amerika (Muslimdaily.net) dan perusahaan semisal PT Sulawesi Mining Investment, PT Virtue dragon Nickel Industry, PT Anhui Conch Cement Company  asal Tiongkok (Marketeers.com) menjadi bukti nyata ekonomi Indonesia masih bergantung perusahaan besar dari luar negeri.

Selanjutnya dibukanya keran impor dari berbagai bentuk kebutuhan pangan hingga kebutuhan lainnya telah mengubah model perekonomian Indonesia, dampaknya adalah Indonesia memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap negara lain yang memiliki modal dan parahnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang lahir turut dipengaruhi oleh pelaku/aktor ekonomi. Seperti kita ketahui bersama Reformasi telah 18 tahun berlalu namun ironisnya justru tidak membawa perubahan dalam pengelolaan perekonomian Indonesia dan mungkin sama saja.

Ketiga, mulai lunturnya jadi diri bangsa, kepribadian bangsa Indonesia dan budaya-budaya Indonesia semakin memudar di tengah arus globalisasi dan arus kemajuan pengetahuan dan teknologi selama kurun waktu dari tahun 1998 hingga tahun 2012 (id.wikipedia.org) peningkatan komunikasi teknologi di kalangan masyarakat Indonesia terus meningkat hingga sekarang sehingga tidak dapat dielakkan bahwa pengaruhnya sangat besar. Selain itu, konflik agama dan sosial yang terjadi dibeberapa daerah semisal Ambon, Papua, Kalimantan dan aceh, protes dimana-mana, tidak beretika/beradab, serta lunturnya nilai sopan-santun di tatanan sosial-masyarakat dalam berkehidupan berbangsan dan bernegara.

Entah apa yang terjadi dengan bangsaku saat ini, sungguh prihatin dan miris. Indonesia dengan anugerah kekayaan sumberdaya manusia dan sumberdaya alamnya yang melimpah dibalut dengan konseptualitas revolusi mental yang masih menjadi harapan dan angan-angan.

Kedaulatan rakyat harus segera ditegakkan di seluruh penjuru nusantara sesuai amanat pancasila, sistem demokrasi harus menciptakan pemimpin yang benar bekerja untuk rakyat bukan bekerja untuk golongan atau keluarganya, sistem politik juga ikut berbenah, mewujudkan sistem politik yang transparan, bersih dari praktik korupsi, bebas dari praktik SARA, bebas dari praktik intimidasi/ancaman.

Sektor pemerintahan juga seyogyanya diisi/dihuni oleh orang-orang profesional sesuai dengan bidang Ilmu dan Pengetahuan masing-masing, berintegritas dan memiliki loyalitas serta visi dalam mengerjakan sesuatu. Penegakkan hukum harus berjalan secara transparan, jujur, dan adil sehingga marwah kelembagaan hukum di Indonesia dapat kembali merebut kepercayaan dan tingkat kepuasaan masyarakat lebih baik terhadap lembaga hukum negara.

Indonesia dengan kekayaan alamnya harus mampu dimaksimalkan, meningkatkan produksi pangan lokal dan mengelola stok pangan nasional dengan baik dan benar, mengkaji kebijakan impor dengan baik sehingga tidak cenderung merugikan rakyat, kesejahtraan petani lebih diperhatikan, memperluas lapangan pekerjaan, serta kebijakan pemerintah tidak mempersulit dan merugikan rakyat.

Tidak kalah pentingnya ialah revolusi kepribadian bangsa dan budaya Indonesia harus dilakukan secara terus menerus untuk membangun kembali karakter bangsa, menghidupkan kembali nilai-nilai luhur bangsa mulai dari kejujuran, sikap toleransi, sikap ramah dan sopan santun, sikap adab sosial-masyarakat yang mulai pudar akibat arus globalisasi dan arus kemajuan pengetahuan dan teknologi.

Implementasi Revolusi Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun