Mohon tunggu...
Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger - Product Photographer

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Pulang karena Terlalu Sayang

9 Mei 2021   20:38 Diperbarui: 9 Mei 2021   20:50 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diminta menuliskan surat untuk sanak saudara di kampung itu rasanya nyess saja gitu. Namun, apa boleh buat, semoga surat ini menjadi pelipur lara seperti tahun kemarin. 

*** 

Dear, Mama dan Adik-adikku... 

Kakak sudah lama sekali ya tak pulang. Tiga tahun sejak 2019 lalu. Dan sekarang 2021 masih saja belum bisa pulang dulu. 

Bukan tak mau pulang, kakak hanya terlalu sayang. Tak ingin kemudian menyesal datang. Apalagi hanya untuk sepiring rendang.

Kakak dan keluarga kecil di sini punya rindu. Terus-menerus menemani hari yang kelabu. Namun percaya bahwa semua pasti berlalu. Kita semua berkumpul lagi seperti dulu. Entah kapan, ditahanlah dulu. 

Coba redakan rindu dengan video call. Walau terbayang masakan mama dengan bahan bunga kol. Makan bersama dan pasti lebih asik karena ngobrol.


"Berdamai dengan Keadaan." 

Ini kalimat mama yang menguatkan. Motivasi untuk terus menjaga kesehatan. Sebab virus yang tak kunjung punah ini makin meresahkan. Bahkan sempat kakak tidak bisa tidur karena memikirkan anak dan suami yang tak bisa dikecualikan.

Maafkan kakak ya, Ma... Dik...

Semua karena sayang, tak ingin menyesal di belakang

Sesaknya rindu biar ditahan

Karena semua sudah kehendak Tuhan

Dear, Mama

Bagaimana makam bapak ya? Sudah lama tak kesana. Sekadar mencabuti rumput di sekitarnya. Sungguh kakak rindu membasahinya, mengirimkan doa dan sembari angin bertiup sepoi-sepoi. Ya, pohon bambu di sana masih rimbun 'kan, Ma? Kasihan saja jika makamnya terlalu terik terkena sinar matahariNya. 

Ma, maafkan kakak ya karena seolah tak pernah bahagia jika dihubungi. Terkadang kakak menghindar karena merasa tak pernah berbakti. Namun, mama pasti percaya bahwa semua ini takdir yang harus dilalui. 

Oiya, Mama sekarang sibuk dengan tanaman ya? Kakak pernah dikirimi foto sama adik-adik betapa bahagianya mama merawat mereka. Teruslah seperti itu, Ma. Sibukkan pada yang mama bisa. Jika rindu, lihat saja potret keluarga. Do'akan kami tetap menjadikanmu sebagai do'a yang tak pernah putus di setiap akhir salat dan ibadah lainnya. 

Dear, Adikku Fika

Bagaimana kabar anakmu? Kakak belum pernah bertemu. Bahkan harus absen di hari pernikahanmu. Maafkan kakak ya karena ini bukan kakak punya mau. Serahkan semua sama ketetapaNya. Kakak sayang hingga tak pulang di hari bahagia. Namun, do'a kakak selalu ada. 

Fik... Jadi ibu yang dibanggakan Kyrie ya. Kelak kamu akan bersyukur ketika bibir anakmu tak pernah putus berdo'a. Ya, melantukan do'a pada Rabb-nya yang menghadirkanmu dalam kehidupannya. 

Jangan mengeluh karena lelah yang terasa. Jika benar-benar letih, istirahatlah dan bahagiakan kembali dirimu. Jangan pernah membuatnya terluka. Kelak manisnya akan selalu menghiburmu. 

Dear, Adikku Dilla 

Terima kasih sudah selalu ada ketika mama butuh teman. Maafkan karena akhirnya kamu harus LDM dengan istri demi menemani mama. Tak apa ya, jagoan? Ya, kamu jagoan almarhum bapak selamanya. Selalu tegas dengan sikap bahkan berani melangkah dengan risiko dan bisa diandalkan.

Salam sama istrimu, ya Dik. 

Bahagia melihat kalian duduk di pelaminan dulu. Meskipun sekarang belum diberi amanah anak, coba latihan dengan ponakan yang ada. 'Kan banyak tuh yang bisa diasuh, haha. 

Tetap sabar dan berusaha ya. Setiap pasangan punya lama perjuangannya sendiri-sendiri dan jangan pernah putus asa. 

Dear, Adikku Deli

Maafkan karena selalu merepotkanmu. Kakak masih ingat Lebaran lalu menangis tak bisa pulang dan sekarang terulang lagi, huhu. Betapa bahagianya baak melihatmu sekarang, Dik. Pasti di alam sana bapak bangga dengan pencapaianmu saat ini. Kakak kalah tetapi bahagia. Meskipun sesekali minder ketika Lebaran yang lupa tahun keberapa. Bodoh ya, Kakak... sama adik sendiri minder. 

Dear. semuanya... 

Selamat Lebaran dengan bahagia walau tak bersua. Jangan ada air mata karena semua sudah kehendakNya. Meskipun kalian paling tahu kalau kakak pasti yang duluan menangis karena sudah begini adanya. 

Jangan lupa sematkan do'a untuk almarhum bapak, ya. Sampaikan rindu ini ketika ziarah ke sana. Fotoin juga deh kalau bisa. 

Mama, jaga kesehatan. Adik-adikku, bantu jaga mama, ya. 

Selalu ada rindu untuk kalian di sana. Maafkan tak pulang. Sekali lagi, karena kakak terlalu sayang. 

Salam... 

*** 

Well, surat yang mungkin terbaca oleh mereka. Biarkanlah tulisan ini menemui takdirnya. Kelak jika saya sudah tiada, semoga surat ini tetap jadi bukti bahwa saya sangat menyanyangi mereka meskipun jauh. Diam yang senantiasa melantunkan do'a, itulah saya. Sebab, sampai saat ini masih sering minder ketika berkumpul dengan mereka. 

Padahal saya sangat percaya bahwa itu semua hanya perasaan saja. Saya percaya mereka menerima apa pun kondisi kakaknya. 

Salam...  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun