Mohon tunggu...
Muhammad Faqih El Fahmi
Muhammad Faqih El Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Yuk Pahami Gejala Anemia untuk Hidup Bahagia

24 November 2024   23:56 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin, pada wanita remaja hemoglobin normal adalah 12-15 g/dl dan pria remaja 13-17 g/dl (Adriani, 2017). World Health Organization (WHO) (2017) menyebutkan anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis seseorang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok dan tahap kehamilan. Penyebab anemia umumnya karena kekurangan pengetahuan tentang anemia, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A. Peradangan akut dan kronis, infeksi parasit, kelainan bawaan yang mempengaruhi sintesis hemoglobin,kekurangan produksi sel darah merah dapat menyebabkan anemia (Siska, 2017).

Anemia merupakan masalah serius yang dihadapi banyak wanita muda. Hasil Riskesdas 2007, 2013 dan 2018, didapatkan data ada peningkatan jumlah anemia pada remaja putri yaitu 6,9 %, 18,4%, dan 32%. Upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut sudah dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah (TTD), dimana cakupan TTD sejumlah 48,52%, cakupan di Papua Barat mencapai 64,48% (Kemenkes, 2018). 

Berdasarkan data tersebut, dapat kita cermati bersama bahwa penyakit anemia merupakan penyakit yang serius. Perkembangan mengenai penderita anemia semakin tahun semakin tinggi persentasenya. Segala upaya pemerintah yang salah satunya adalah pemberian TTD masih belum menjawab tingginya persentase penderita anemia sampai saat ini. Maka dengan ini dapat dikatakan bahwa untuk menekan meningkatnya persentase penderita penyakit anemia adalah dengan metode pencegahan. Metode pencegahan memiliki peran yang efektif dalam menekan meningkatnya angka penderita anemia. Salah satu bentuk metode pencegahan yang dapat dilakukan adalah mengenalkan kepada masyarakat tentang gejala dan jenis penyakit anemia. Hal tersebut dapat membantu wanita untuk lebih aware dan mengerti tentang penyakit anemia dan dapat mendeteksi dini agar tidak terjadi keparahan. Berikut jenis-jenis anemia beserta gejalanya:

  1. Anemia Ringan

Berdasarkan WHO, anemia ringan merupakan kondisi dimana kadar Hb dalamdarah diantara Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl. Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia ringan yaitu ketika kadar Hb diantara Hb 8 g/dl - <11 g/dl. Jumlah sel darah yang rendah dapat menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan seluruh tubuh sehingga muncul tanda dan gejala serta dapat memperburuk kondisi medis lainnya. Gejala anemia yang mungkin muncul :

  • Kelelahan

  • Penurunan energi

  • Kelemahan

  • Sesak nafas ringan

  • Palpitasi

  • Tampak pucat (Damayanti, 2017)

      2. Anemia Sedang

  • Kelelahan yang lebih berat.
  • Pusing atau sering merasa lemas.
  • Detak jantung yang lebih cepat atau tidak teratur.
  • Sesak napas selama aktivitas ringan.
  • Pucat lebih jelas pada kulit atau bagian dalam kelopak mata

       3. Anemia Berat

Menurut WHO anemia berat merupakan kondisi dimana kadar Hb dalam darah dibawah < 6 g/dl. Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia berat yaitu ketika kadar Hb dibawah < 5 g/dl. Beberapa tanda yang mungkin muncul pada penderita anemia berat yaitu:

  • Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk, 
  • Denyut jantung cepat
  • Tekanan darah rendah
  • Frekuensi pernapasan cepat
  • Pucat atau kulit dingin
  • Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
  • Murmur jantung
  • Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu (Damayanti, 2017)

Macam-macam anemia

     1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Disebabkan oleh kekurangan zat besi, yang diperlukan untuk memproduksi hemoglobin. Hal ini sering terjadi karena kehilangan darah (menstruasi berat, luka), kekurangan zat besi dalam makanan, atau gangguan penyerapan zat besi.

     2. Anemia Pernisiosa
Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, yang penting untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Beberapa orang tidak dapat menyerap B12 secara efektif karena gangguan autoimun atau masalah pencernaan.

     3. Anemia Aplastik
Kondisi langka dan serius di mana sumsum tulang tidak mampu memproduksi cukup sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit. Hal ini dapat disebabkan oleh paparan bahan kimia, radiasi, infeksi virus, atau kondisi autoimun.

     4. Anemia Hemolitik
Terjadi ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang dapat diproduksi oleh sumsum tulang. Penyebabnya bisa berupa kelainan genetik, gangguan imun, atau reaksi obat tertentu.

     5. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Jenis anemia genetik di mana hemoglobin abnormal menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti sabit, yang mengurangi kemampuan mereka untuk membawa oksigen. Sel ini mudah pecah dan dapat menyebabkan anemia kronis.

     6. Anemia Kronis
Disebabkan oleh penyakit jangka panjang seperti kanker, penyakit ginjal, atau peradangan kronis, yang memengaruhi produksi sel darah merah.

Penyebab Anemia

  • Rendahnya asupan zat gizi (Zat besi, Asam Folat, Vitamin B12 dan Vitamin A) yang penting untuk pembuatan darah, dan zat gizi lainnya yang terkait dengan masa pertumbuhan.
  • Meningkatnya pengeluaran zat gizi (antaralin : perdarahan akut karena luka, perdarahan karena cacingan atau absorbs besi yang menurun akibat banyaknya cacing di usus).
  • Rusaknya/pecahnya sel darah merah, antara lain kerana Malaria, Thalassemia, atau penyakit karena sebab lainnya misalnya TBC.

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia

  1. Pola Makan Bergizi Seimbang
  2. Mengkonsumsi makanan kaya zat Besi yang bersumber hewani (daging, unggas, ikan).
  3. Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan absorbsi zat besi, seperti jeruk, vitamin C dan makanan hewani (daging, ikan, unggas)
  4. Tidak mengkonsumsi teh, kopi atau susu bersamaan dengan saat makan atau segera setelah makan karena akan menghambat penyerapan zat besi dari makanan yang dikonsumsi.  Jika ingin mengkonsumsi minuman teh, kopi atau susu sebaiknya beri jeda sekitar 2 jam sebelum atau sesudah makan.
  5. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
  6. Mencegah terjadinya/mengobati penyakit penyebabnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aliffa Izzara, W., Yulastri, A., Erianti, Z., & Yulianti Putri, M. (2023). Penyebab, Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri (Studi Literatur). In Jurnal Multidisiplin West Science (Vol. 02, Issue 12).

Attaqy, F. C., Kalsum, U., Syukri, M., Studi, P., Kesehatan, I., & Kedokteran, F. (n.d.). DETERMINAN ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) PERNAH HAMIL DI INDONESIA.

Fajriyah, N. N., Laelatul, M., Fitriyanto, H., Muhammadiyah, S., Pekalongan, P., Raya, J., No, P., & Pekalongan, K. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri. In Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK): Vol. IX (Issue 1).

Indriasari, R., Mansur, M. A., Srifitayani, N. R., & Tasya, A. (n.d.-a). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terkait Pencegahan Anemia pada Remaja Sosial-Ekonomi Menengah ke Bawah di Makassar. https://doi.org/10.20473/amnt.v6i3.2022.256

Indriasari, R., Mansur, M. A., Srifitayani, N. R., & Tasya, A. (n.d.-b). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan terkait Pencegahan Anemia pada Remaja Sosial-Ekonomi Menengah ke Bawah di Makassar. https://doi.org/10.20473/amnt.v6i3.2022.256

Nuryanti, Y., Mansa, G., Pratiwi, N., Iii, P. D., Manokwari, K., Sorong, K., Sabang, J., 24, N., Putih, P., Timur, M., & Manokwari, K. (n.d.). PEMANFAATAN BAHAN LOKAL UNTUK MEMPERBAIKI ANEMIA PADA REMAJA PUTRI. http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan

Sumarni, N., Arum Rukmasari, E., & Rosidin, U. (n.d.). BAHAYA ANEMIA DAN PENCEGAHANNYA PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 1 GARUT.

Yulita Alfiani, N., Sutadi Lanyumba, F., & Wahyu Balebu, D. (2020a). Persepsi Remaja Putri tentang Anemia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Luwuk Timur (Students Perception of Anemia in Vocational School 5 East Luwuk). Public Health Journal, 11(2). https://journal.fkm-untika.ac.id/index.php/phj

Yulita Alfiani, N., Sutadi Lanyumba, F., & Wahyu Balebu, D. (2020b). Persepsi Remaja Putri tentang Anemia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Luwuk Timur (Students Perception of Anemia in Vocational School 5 East Luwuk). Public Health Journal, 11(2). https://journal.fkm-untika.ac.id/index.php/phj

Yulita Alfiani, N., Sutadi Lanyumba, F., & Wahyu Balebu, D. (2020c). Persepsi Remaja Putri tentang Anemia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Luwuk Timur (Students Perception of Anemia in Vocational School 5 East Luwuk). Public Health Journal, 11(2). https://journal.fkm-untika.ac.id/index.php/phj

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun