Mohon tunggu...
M Fajarun Amin
M Fajarun Amin Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Manusia

Menginginkan Indonesia Raya Lahir Batin selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sudah Cocok-kah Iqbal Mainkan Karakter Si Jantan Tulen Minke?

29 Juni 2019   13:41 Diperbarui: 30 Juni 2019   14:04 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang sudah bisa menebak. Segala keadilan yang diadilkan dalam sistem yang diciptakan kolonial, mestilah selalu merugikan pribumi. Tidak boleh tidak. Hakim pun menjadi subjektif, hilang objektifitas kehakimannya dan cenderung pada Ir. Maurits Mellema membela kepentingannya dan kepentingan status sosial keunggulan Eropa atas Pribumi. Semua mesti membuktikan kesalahan Pribumi. Dan hanya Pribumi saja yang boleh disalahkan dan dilecehkan. Makhluk kelas rendahan. Pikirnya.

Robert tidak muncul karena takut atas Darsam yang akan menebasnya. Sang Nyai dan Minke sajalah yang keras menolak pelecehan kemanusiaan dalam mahkamah mencari keadilan. Nyai yang kokoh kepribadiannya itu pun, mengalami kegentaran juga menghadapi tekanan - tekanan dari pengadilan dan pemberitaan media yang tidak berpihak pada pribumi. 

Minke yang seorang terpelajar sejaligus jurnalis dengan nama Max Havelaarnya pun. Punya keyakinan. Pribumi pun bisa melawan. Kita akan lawan Ma, sekuat yang kita mampu. Segala risiko baik buruk Minke siap menanggungnya. Ia ingat kata-kata gurunya saat di H.B.S. Seorang terpelajar, haruslah sudah adil sejak dalam pikiran, apalagi perbuatannya. Mengingat hal itu, Minke. Melakukan tanding opini yang berimbang, informasi yang begitu keji terus beredar merendahkan martabat keluarga Nyai dan Keluarga Ayahandanya selaku Bupati B. Yang mengatakan Anak Bupati B menikahi perempuan di bawah umur menurut hukum Belanda. Tapi benar secara Islam dan Adat.

Putusan sidang Pun keluar. Annelis dipaksa ambil alih asuh oleh kakak kandungnya sendiri. Ir. Maurits Mellema dan menolak hukum Islam dan adat. Tidak mengakui Minke sebagai suaminya Annelis. Secara tidak langsung. Ir. Maurit ingin mengambil seluruh harta milik Ayahnya yang sebenarnya ialah buah kerja keras Nyai dan Annelis saja. Tidak Robert juga tidak Mr. Mellema yang hilang. 

2 tahun lamanya. Annelis mesti diasuh di Belanda menurut putusan Sidang Pengadilan. Nyai ontosoroh tidak memiliki hak sedikitpun, karena berstatus hanya seorang Gundik / wanita simpanan. Sebab, watak Iblis Ir. Maurits tersebut, tidak sampai 3 bulan. Annelis dikabarkan meninggal dunia karena sakit parah di sebuah tempat penitipan, bukan rumah Ir. Maurits Mellema selaku kakak kandungnya sendiri yang dalam putusan sidang bersedia menjaganya lahir batin sebagai pengganti Ayah Kandungnya sendiri. Minke pun marah besar pada Eropa juga seluruh keturunannya sampai Kiamat tiba.

                                    0o-dw-o0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun