Mohon tunggu...
M Fajarun Amin
M Fajarun Amin Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Manusia

Menginginkan Indonesia Raya Lahir Batin selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Praktik Manajemen Organisasi

24 Juni 2019   06:11 Diperbarui: 30 Juni 2019   15:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ismkmi official

MAZHAB / SENI MANAJEMEN DARI ZAMAN KE ZAMAN.


Thanks to Allah Swt. Tuhan YME.
-----------------------------

Zaman berubah, Ilmu pengetahuan berubah, pemimpin di kelompoknya pun berubah dan hal - hal yang semula dipersepsikan rigid dan lestari pun terus mengalami proses (e/r)volusi diri secara pasti. 

Sulit memang untuk membendung dan menolaknya. Mengutip sedikit pesan khas yang cukup paling populer dari John F. Kennedy salah satu tokoh inspiratif dunia, pernah mengatakan " THE CHANGE IS THE LAW OF LIFE". 

Semua akan mengalaminya dalam tiap proses yang dilalui baik suka ataupun tidak, dan baik siap ataupun tidak. Semua akan mengalaminya. Hanya soal waktu.

Manusia yang menyandang gelar kehormatan sebagai makhluk emosional, sosial dan intelektual sebagai pembeda antara manusia dengan binatang, niscaya selalu memiliki karakteristik yang menarik untuk dibahas dalam setiap diskusi - diskusi resmi atau non resmi. 

Dengan sifat keunikannya tersebut itulah kiranya tidak pernah ada rasa jemu untuk membahasnya dari berbagai sudut pandang yang mendorong pencerahan. Dalam perspektif filsafat manusia tentang proses2 yang terjadi dalam siklus kehidupannya sejak dalam kandungan hingga wafat.  

Ternyata semua ialah tentang upaya mengamati, menginternalisasikan atau memahami [inovasi] yang kemudian dieksekusi melalui penetapan prioritas bertindak sebagai kesatuan serangkaian output belajar / berpikir.

Idealnya, begitulah tahapan yang terjadi. Manusia selalu menjadi subjek kunci pembelajar, pembelajar, pembelajar dan pengajar dalam konsep universitas kehidupan. Artinya. semua murid, semua guru. Kemudian, yang menariknya lagi ialah timbul pertanyaan kecil, kalau semua murid dan semua guru, terus untuk apa diadakannya pembelajaran di Lembaga - lembaga pendidikan resmi? 

Jawaban paling rasional, ialah dalam konteks segala aktifitas intelektual yang sangat abstrak. Agar bisa memahami maksud dan menjamin mutu aktifitas penalarannya maka perlu adanya standardisasi pengetahuan. Tapi, sangat disayangkan. 

Lembaga pendidikan yang seharusnya mendorong aktifitas intelektual komplit, belakangan ini mulai bergeser kepada aktifitas memesinkan pola pikir dan tindakan manusia.

Ketika, tidak memiliki kuasa untuk melawan kuatnya sistem yang bekerja. Akhirnya tunas - tunas harapan Bangsa akan menjadi objek nyata yang dikenal dengan sebutan manusia, namun sejatinya jiwa dan pola pikirnya dipenjarakan secara paksa atas kepentingan pihak yang lebih berkuasa atas pihak yang lemah. 

Jelas,ini adalah upaya terstruktur, sistematis dan massif yang menciderai hak azasi manusia untuk berkembang dan melampaui puncak aktualisasi dirinya.

Hal yang dipaparkan di atas, sering sekali terjadi pada siapa pun, kapan pun dan dimana pun.

Kemudian muncul kembali pertanyaan, mengapa hal itu bisa sampai terjadi?

Analisis2 kecil pun coba dilakoni untuk menjawab pertanyaan tersebut, satu hari berlalu, dua hari  berlalu, tiga hari berlalu dan seterusnya. Barulah didapatkan sebuah sintesa objektif dari sebuah buku yang berjudul "MENJADI SENIMAN ORGANISASI ; Seni Mengelola Industry Health Care" Karangan Prof. dr. Ahmad Sujudi, M.H.A. [Menteri Kesehatan RI, 1999 - 2004] yang cukup banyak mengupas tentang hal - hal mendasar dalam memahami dan mengawal produktifitasnya organisasi.

Dalam bukunya, beliau menjelaskan banyak hal menarik dalam organisasi. Karena organisasi berasal dari kata organ, organism dan / atau organize yang mengandung makna luas yakni tempat perkumpulan orang - orang yang memiliki kesamaan pandang dalam usaha bersama meraih dan melampaui visi atau tujuan organisasi. 

Diskursu2 tentang organisasi banyak terjadi dimana - mana. Mengupas tantangan, faktor - faktor yang menghambat kemajuan, faktor leadership pemimpinnya, dan juga faktor desain tubuh organisasi yang bersangkutan.  

Rasanya, aroma seni tidak bisa terlepas dari apa yang namanya organisasi/tindakan kelompok. Seni adalah keharusan yang menjadi faktor penting dalam suksesnya organisasi. 

Seni bukanlah menjadi tanggung jawab pemimpin semata, semua berperan sesuai porsi dan passionnya dengan prinsip saling menghormati yang tinggi pada sesama. 

Bagaimanapun kerasnya berusaha, kalau tidak didukung oleh ketepatan keputusan dalam mengelola organisasi tentu akan berakibat fatal dalam jangka panjang. Olehnya, keputusan - keputusan strategis, ideologi dan paradigma decision maker menjadi faktor sangat penting dalam menentukan organisasi.  

Memadukan antara filsafat administrasi karangan Prof. Siagian dengan Filsafat manajemen dari Prof. dr. Ahmad Sujudi, M.H.A. Didapatkan 6 mazhab / aliran manajemen atau upaya mengelola sumberdaya yang menjadi rujukan oleh siapapun dari zaman ke zaman.

1. Filsafat Mekanik.

Pemimpin yang menganut filsafat atau ideologi ini dalam mengelola organisasinya. Umumnya, membunuh nilai - nilai kemanusiaan. Hanya berfokus pada capaian target yang ambisius. 

Memerintah seenaknya, mempekerjakan manusia di atas ambang batas yang rasional dalam bekerja, menekan orang lain dengan paksaan [punishment]. Semua elemen harus bekerja sesuai irama yang sesuka hatinya, yang berdampak pada memesinkan manusia.

Lazimnya kasus ini terdapat pada pemimpin berideologi otoriter secaran pikiran dan tindakan atau karakteristik khas yang berada pada pemimpin yang timpang insight dan timpang keberaniaan bertindak dalam komunikasi.

Misalnya; Perusahaan komersial milik individu atau grup yang mempekerjakan buruh lepas dalam aktifitas bisnisnya dalam waktu harian. Ya kalo kamu sakit, atau meninggal sekali pun kan sudah saya bayar harian keringatmu itu. Yang penting, maksimalkan efisiensi. Selesai urusan kita.  

2. Filsafat Sistem.

Salah satu aliran filsafat manajemen yang hampir memiliki kemiripan dengan Filsafat Mekanik. Model paradigma ini cukup populer dalam bentuk organisasi apapun yang berorientasi atau berkiblat pada sebuah siklus yang bekerja Input - Proses- Output (IPO). Untuk menghasilkan suatu produk / karya. Terdiri dari berbagai subsistem - subsistem yang kompleks dalam kesatuan makrosistem.

Umumnya, pemimpin yang bersangkutan masih berideologi semi otoriter [memaksa pada pencapaian kerja yang ditetapkannya]. Fungsi kontrol sangat kuat dalam laporan - laporan yang bersifat administratif harus segera dirampungkan dan dilaporkan secara periodik.    

3. Filsafat Human.

Dalam filsafat ini, lebih maju dan lebih manusiawi dibanding teori atau aliran [mazhab] filsafat manajemen organisasi sebelumnya yang dipaparkan. Aliran ini sangat menghargai humanisme value dalam bekerja. 

Karena, pemimpinnya paham dan menyadari sifat - sifat dan juga tentang kebutuhan - kebutuhan hidup manusia. Filsafat ini menolak keras tentang upaya memesinkan manusia untuk memperjuangkan kepentingan pemimpinnya secara pribadi / kelompok.

Menanam dan menancapkan motivasi dasar perjuangan menjadi hal penting untuk mempertebal mental petarung, membakar semangat dan berakibat pada tingginya produktifitas manusia - manusia yang bekerja di dalam organisasi yang bersangkutan. Mengaitkan teori motivasi dengan tingkat kebutuhan manusia.

4. Filsafat Budaya.

Organisasi merupakan fenomena budaya. Tidak bisa dibantahkan oleh alasan apapun, setelah mendiskusikan tentang pentingnya memanusiakan manusia dalam berinteraksi pada suatu wadah. 

Unsur - unsur mengenai nilai sosial - budaya yang mengakar dan tumbuh di masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam aktifitas adopsi - inovasi [imitasi] nilai budaya organisasi yang diterapkan. 

Misalnya, masyarakat yang heterogen [kota - kota besar] memiliki karakteristik unik dengan sifat individualistik yang tinggi, kemudian masyarakat yang bercirikan homogen [desa - desa] memiliki kesadaran akan kolektifitas pada pimpinan / menggantungkan pada tokoh yang dihormatinya. 

Bagaimanapun juga, organisasi harus memiliki adekuatnya budaya kerja yang mendukung pada pencapaian visi misi dan tujuan organisasi dngan mempertimbangkan latar belakang dari subjek dalam organisasi ybs.

5. Filsafat Arena.

Organisasi lahir sebagai sebuah KESEPAKATAN. Dalam konteks besar kecilnya ruang lingkup organisasi. Semua organisasi akan lahir setelah mendapatkan kesepakatan bulat dari pihak - pihak eksekutif yang mewakili kelompoknya. 

Dalam analogi ARENA, para eksekutif melakukan upaya dialogis / interaksi kepada pihak lain secara inklusif [terbuka] untuk mencapai kesepahaman gerak bersama. 

Sangat kental dengan benturan kepentingan antar kekuatan dan pengaruh yang berada dalam organisasi yang bersangkutan. interaksi ini pun bersifat dinamik dan terus - menerus, walaupun kesepakatan telah tercapai.

Dalam perspektif ini, organisasinya dipimpin oleh seorang figur yang sangat demokratik. Juga organisasi adalah suatu sistem politik [political system] yang menjadi tempat bertarungnya leadership, debat gagasan, bermunculannya konflik - konflik, juga pendekatan politik para elit.

Umumnya, terjadi di Lembaga tinggi Perwakilan Rakyat RI [DPRD, DPD, DPR dan MPR RI] dan lembaga lainnya yang serupa.

6. Filsafat Adaptasi.

Menyambut hari kemudian yang tidak menentu. Dinamika dalam hidup bermasyarakat yang memiliki segudang keunikannya. Organisasi sebagai platform intelektual harus bergerak dan mencari solusi untuk menjawab tantangan zaman. Maka tidak ada kata lain, bagi organisasi untuk mampu menyesuaikan posisi pada waktu yang berlangsung. 

Konsep - konsep lama, belum tentu relevan sepanjang hayat. Olehnya, upaya inovas2 sangat penting dalam menjaga eksistensi Learning Organization agar selalu survive dengan menggunakan metode manajemen strategis yang tepat.

Dari aliran yang dipaparkan di atas. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing. Olehnya, tidak pernah ada yang sempurna dalam dunia ini selain diri-Nya yang maha Kuasa dgn sifat Maha Sempurna-Nya. 

Akhir kata, semoga ini bisa menjadi manfaat bagi pembacanya dan menjadi amal baik untuk orang - orang yang berperan hingga rampungnya tulisan sederhana ini. Bila terdapat hal yang kurang nyaman, Penulis dengan penuh rasa hormat memohon maaf atas serba-minusnya.

Ditulis untuk yg berhati lapang dan kepribadian yg mau menerima.

Depok, 24 Juni 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun