"Saya ingin kamu bergabung di sekolah kami. Tidak perlu khawatir soal biaya. Kami akan memberikan beasiswa penuh untukmu," ujar Pak Ahmad.
Air mata Melati langsung mengalir. Ia menatap ibunya, yang juga terlihat terkejut tetapi bahagia.
"Terima kasih, Pak. Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh," kata Melati sambil menggenggam tangan Pak Ahmad dengan erat.
Hari pertama Melati di sekolah adalah hari yang tidak akan pernah ia lupakan. Meski ia sempat merasa canggung karena usianya lebih tua dari teman-temannya, semangat belajarnya membuatnya cepat beradaptasi. Gurunya sering kali memujinya di depan kelas, dan teman-temannya pun mulai menghormatinya.
Melati kini tidak hanya belajar untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk ibunya dan orang-orang di kampungnya. Ia ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.
Senja di Desa Mekar Sari semakin indah di matanya. Bagi Melati, senja bukan lagi tanda berakhirnya hari, tetapi awal dari mimpi-mimpi baru yang siap ia wujudkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI