2. Pendekatan Partisipatif
Salah satu inovasi utama program ini adalah melibatkan warga sebagai fasilitator. Mereka yang sudah memiliki kemampuan membaca dan menulis dilatih menjadi tutor untuk membantu tetangga mereka. Hal ini tidak hanya menumbuhkan rasa kebersamaan tetapi juga mempercepat proses pembelajaran.
3. Penggunaan Teknologi Sederhana
Meskipun Desa Harapan tidak memiliki infrastruktur digital yang memadai, program ini memanfaatkan teknologi sederhana seperti ponsel pintar dan video edukasi. Materi pembelajaran dikirim melalui grup WhatsApp, dan warga diajarkan menggunakan aplikasi sederhana untuk membaca berita atau mencari informasi.
4. Pemberdayaan Perempuan
Program ini memberikan perhatian khusus pada perempuan, mengingat mereka adalah kelompok yang paling terpinggirkan. Selain kelas literasi, perempuan juga dilatih keterampilan praktis seperti kerajinan tangan dan pengelolaan keuangan rumah tangga, sehingga mereka tidak hanya melek huruf tetapi juga mandiri secara ekonomi.
5. Kemitraan dengan Sekolah dan Relawan
Program ini juga melibatkan siswa dari sekolah menengah setempat sebagai relawan. Para siswa ini membantu mengajarkan warga desa dengan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, seperti menggunakan lagu dan permainan edukasi.
Dampak Positif yang Dihasilkan
Dalam tiga tahun pelaksanaan program, hasil yang dicapai sangat mengesankan. Tingkat buta aksara di Desa Harapan turun drastis dari 35% menjadi 10%. Berikut adalah beberapa dampak positif yang telah dirasakan:
1. Peningkatan Kesejahteraan Warga