Mohon tunggu...
Mfaaqihh
Mfaaqihh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta

mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Teori AIDA dalam Kampanye Iklan Digital

8 Juli 2024   20:03 Diperbarui: 8 Juli 2024   20:10 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihttps://idseducation.com/digital-advertising/ 

Nama  : Muhammad Faqih (Mahasiswa FISIP UMJ) (Prodi Ilmu Komunikasi)

NIM    : 23010400181

 

Aplikasi Teori AIDA dalam Kampanye Iklan Digital

Oleh:

Memahami Teori AIDA

Dalam dunia periklanan, teori AIDA merupakan kerangka yang telah lama digunakan untuk memahami dan mengarahkan perilaku konsumen. AIDA sendiri adalah singkatan dari Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), dan Action (Tindakan). Teori ini pertama kali diperkenalkan Tahun 1898 Oleh  oleh Elmo Lewis dan tetap relevan hingga saat ini, terutama dalam kampanye iklan digital yang semakin mendominasi pasar.

Berdasarkan pandangan Kotler dan Keller, Rumus AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu metode yang paling sering digunakan untuk merancang iklan secara keseluruhan, dan dapat diterapkan pada berbagai bentuk iklan. Rencana ini melibatkan beberapa langkah: menarik perhatian (Attention), meningkatkan minat terhadap produk (Interest), membangun keinginan untuk memiliki produk (Desire), dan mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian (Action). Menerapkan model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) membantu menjelaskan perubahan sikap dan perilaku dalam kerangka tindakan. Menurut Kotler dan Kelleradalah metode yang menekankan bahwa sebuah pesan harus mampu menarik perhatian, menumbuhkan ketertarikan, menciptakan keinginan, dan mendorong tindakan  (Nia Kania Kurniawati1, 2022).

Iklan Digital di Abad 21

 

Sumber : https://idseducation.com/digital-advertising/

Iklan digital adalah jenis promosi yang diterapkan melalui platform digital seperti internet, media sosial, dan perangkat seluler. Format iklan ini meliputi banner, video, konten sponsori, dan lainnya yang diarahkan secara khusus kepada audiens berdasarkan karakteristik demografis, perilaku, dan preferensi mereka. Salah satu keunggulan iklan digital adalah kemampuannya untuk menilai dan mengevaluasi hasil kampanye dengan lebih akurat, serta kemampuannya untuk menyesuaikan pesan dan mengincar audiens secara real-time. Iklan digital juga memfasilitasi interaksi langsung antara merek dan konsumen, menciptakan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih erat dan relevan dengan audiens mereka.

 

Attention: Menarik Perhatian di Dunia Digital

Langkah pertama dalam teori AIDA adalah menarik perhatian audiens. Dalam konteks digital, ini berarti membuat konten yang cukup menarik untuk menghentikan pengguna dari kegiatan mereka dan memperhatikan iklan. Salah satu cara yang efektif adalah menggunakan visual yang menarik, seperti gambar berkualitas tinggi atau video yang menonjol di antara konten lain di media sosial. Selain itu, judul yang menarik dan penggunaan warna yang sesuai dapat membantu menarik perhatian pengguna.

 

Interest: Membangun Minat melalui Konten yang Relevan

Setelah berhasil mendapatkan perhatian audiens, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan minat mereka. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan konten yang relevan dan menarik bagi target audiens. Konten yang edukatif, informatif, atau menghibur cenderung lebih efektif dalam membangun minat dibandingkan dengan konten yang hanya berfokus pada penjualan. Misalnya, sebuah perusahaan fashion dapat membuat konten tentang tren mode terbaru atau tips styling untuk menarik minat audiens mereka. Penggunaan influencer atau testimonial dari pelanggan juga dapat membantu meningkatkan minat dengan menunjukkan bukti sosial bahwa produk atau layanan tersebut memang bernilai.

 

Desire: Membangkitkan Keinginan Melalui Pesan Emosional

Langkah ketiga dalam teori AIDA adalah membangkitkan keinginan. Pada tahap ini, pemasar harus fokus pada bagaimana membuat audiens merasa bahwa mereka membutuhkan produk atau layanan yang ditawarkan.  Dalam kampanye iklan digital, ini bisa dilakukan dengan menceritakan kisah yang menginspirasi atau menunjukkan bagaimana produk atau layanan dapat memecahkan masalah yang dihadapi audiens. Gambar dan video yang menunjukkan pengalaman positif dari penggunaan produk juga dapat membantu membangkitkan keinginan.

 

Action: Mendorong Tindakan dengan Call to Action yang Jelas

Tahap terakhir dari teori AIDA adalah mendorong audiens untuk mengambil tindakan. Dalam konteks iklan digital, ini berarti membuat audiens melakukan tindakan yang diinginkan. Untuk mencapai ini, pemasar harus menyertakan call to action (CTA) yang jelas dan menarik. CTA yang efektif biasanya singkat dan langsung ke poin, serta menggunakan kata kerja yang kuat seperti "Beli Sekarang," "Daftar Hari Ini," atau "Pelajari Lebih Lanjut." Penempatan CTA juga penting; sebaiknya ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat oleh audiens. Selain itu, menawarkan insentif seperti diskon atau penawaran khusus dapat mendorong audiens untuk segera mengambil Tindakan (Poetra & Christantyawati, 2017).

 

Contoh Nyata

Dapat diamati dari pendekatan periklanan yang diterapkan oleh Telkomsel, yang mempromosikan kelebihan produknya sehingga menarik minat masyarakat untuk mengadopsi produk Telkomsel.Penerima pesan informasi harus melewati tahapan dalam Teori AIDA. Tahap pertama, Perhatian (Attention), pentingnya bahwa konten atau media yang dipilih harus mampu memikat perhatian penonton. Telkomsel menggunakan televisi dan media sosial untuk mengiklankan produknya. Tahap kedua, Minat (Interest), berkaitan upayanya untuk menarik perhatian dan menumbuhkan minat lebih lanjut dari konsumen, Telkomsel memanfaatkan selebriti sebagai daya tarik utama dalam promosi produknya. Ini dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan pengaruh dan popularitas selebriti guna meningkatkan ketertarikan dan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Tahap ketiga, Keinginan (Desire), Artinya, data atau materi yang dipakai perlu dapat menginspirasi orang untuk tertarik memiliki atau menikmati produk tersebut. Dengan memanfaatkan televisi, semua orang dapat melihat iklan yang dikeluarkan oleh Telkomsel. Pada tahap terakhir, 'Tindakan' Atau Action berarti bahwa informasi atau media yang digunakan harus bisa meyakinkan calon pembeli untuk segera melakukan pembelian  (Apriandi et al., 2023).

Referensi

 

  • Apriandi, N. D., Soleh, A., & Irwanto, T. (2023). The Effect Of Application Of Aida (Attention, Interest, Desire And Action) On Telkomsel Card Purchase Decisions In Bengkulu City. Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Bisnis Digital, 2(2). https://doi.org/10.37676/jambd.v2i2.4379
  • Nia Kania Kurniawati1, N. W. W. (2022). Penerapan Attention, Interest, Desire, Action (AIDA) Terhadap Komunikasi Pemasaran Kerajinan Tangan. https://doi.org/10.5281/ZENODO.6753835
  • Poetra, R. R., & Christantyawati, N. (2017). Model AIDA: Pola Penggunaan Media Sosial dalam Meningkatkan Kepuasan Penjualan di Toko Online Goldies Hijab. Jurnal Komunikasi Profesional, 1(1). https://doi.org/10.25139/jkp.v1i1.170

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun