Mohon tunggu...
Sekolah Islam Az Zahra Lampung
Sekolah Islam Az Zahra Lampung Mohon Tunggu... Penulis - Publikasi dan Informasi

Informasi Seputar Sekolah Islam Az Zahra Bandar Lampung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Aroma Surga di Desa Rigis Jaya, Sebuah Pesan dari Secangkir Kopi

6 November 2022   19:36 Diperbarui: 6 November 2022   19:38 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kain ecoprint buatan warga Kampoeng Kopi Rigis Jaya

Nyambai atau Cambai berasal dari bahasa Lampung yang berarti daun sirih. Sirih adalah perlambang sifat keterbukaan masyarakat Lampung, sesuai dengan makna dan fleksibilitas daun sirih dalam ritual adat yang berlaku di masyarakat Lampung.

Tari ini pada masa lampau dianggap begitu agung karena hanya disuguhkan pada para bangsawan maupun para tamu yang berkunjung ke istana kerajaan atau Lamban Gedung. Sedangkan dalam upacara perkawinan, Tari Nyambai adalah bagian penting dari upacara Nayuh atau Penayuhan.

Pada perkembangan selanjutnya ketika Islam sudah mulai masuk ke Lampung, Tari Nyambai kemudian mengalami pergeseran baik dalam hal fungsi maupun gerak tariannya.

Tarian Nyambai sebagai tarian muda mudi (Muli Mekhanai) berkenalan dan mencari jodoh, gerakan tariannya menjadi lebih sedikit, dan lebih mengutamakan keseragaman gerak antara kaki dan tangan dalam tiap kelompok penari yang saling berhadapan.

Tari Nyambai yang hanya menggunakan alat musik rebana dan kulintang sebagai pengiringnya ini akan mengikuti tiap syair-syair yang berisi petuah-petuah bijak dalam bahasa Lampung.

Pada bagian akhir tarian, selendang tapis yang dibawa penari perempuan akan dikenakan kepada penari laki-laki yang menjadi pilihannya.

Tari Nyambai
Tari Nyambai

Festival Kopi di Kampoeng Kopi

Berbagai daya tarik di Rigis Jaya ini, mulai dari eco print, lukisan ampas kopi, Tari Nyambai dan berbagai keunikan kopi itu kemudian dikemas dalam festival tahunan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat bertajuk Festival Kopi.

Konsepnya menarik banyak wisatawan, ekonomi warga pun otomatis bertumbuh terlebih setelah pandemi Covid-19.

Dari Kampoeng Kopi inilah kemudian, gairah masyarakat Rigis Jaya dan masyarakat Lampung Barat sebagai salah satu daerah yang kaya akan destinasi wisata mulai pulih.

Angka kunjungan wisatawan mancanegara pun mulai menunjukkan tren peningkatan. Tingkat okupansi hunian home stay di rumah-rumah warga pun kian baik, terlebih di akhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun