Mohon tunggu...
Bintang Mezakh Pamungkas
Bintang Mezakh Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi = Menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pendidikan terhadap Kemiskinan

10 Juli 2023   12:43 Diperbarui: 10 Juli 2023   12:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan teknis atau spesifik seringkali membutuhkan pendidikan formal yang sesuai. (Carnevale, A. P., Smith, N., & Strohl, J. (2013).Selain itu pendidikan yang berkualitas baik dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Program pendidikan yang fokus pada perkembangan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri atau sektor tertentu seringkali meningkatkan peluang kerja lulusannya.(Acemoglu, D., & Author, D. H. (2011)

 2. Pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat Pengangguran

Pengangguran kerap kali menjadi suatu masalah di dalam sebuah negara. Terlebih lagi bagi negara berkembang yang sedang berjuang meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Tidak terkecuali yang dialami oleh indonesia, hingga tahun 2019 lalu menurut badan pusat statistik tingkat pengangguran di indonesia sebesar 5,28 % atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,34 persen. Pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pengangguran baik di tingkat pusat maupun ditingkat provinsi namun hal tersebut sangat sulit untuk bisa diatasi dan hasilnya di indonesia tingkat pengangguran mengalami naik turun disetiap tahunnya.

Secara umum pengangguran dapat dianggap sebagai orang yang sudah tidak bekerja atau tidak memiliki pekerjaan dan tidak ikut andil di dalam kegiatan produksi. Sementara itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak punya pekerjaan, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak atau sedang mempersiapkan usaha mandiri.

Selain itu yang termasuk dalam kategori ini ialah mereka yang telah bekerja namun karena sesuatu hal berhenti dari pekerjaan tersebut atau diberhentikan dan sedang berusaha Kembali untuk mendapatkan pekerjaan (BPS). Suatu usaha mencari pekerjaan ini tentu tidak terbatas dalam seminggu ataupun sebulan pencarian, jadi seseorang yang berusaha dalam mendapatkan pekerjaan dan permohonannya telah dikirim lebih dari seminggu yang lalu tetap dianggap sebagai para pencari kerja. Menurut Afrida (2003:135), pengangguran adalah suatu masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di setiap negara. Begitu pentingnya masalah ini sehingga pada setiap perencanaan pembangunan ekonomi masyarakat selalu berperan dalam tujuan menurunkan angka pengangguran. 

Tentunya keadaan ini normalnya tidak diinginkan oleh seluruh orang, sebab dengan menjadi pengangguran berarti tidak adanya kantong-kantong pemasukan yang di dapat secara mandiri guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dan normalnya keadaan ini bukanlah suatu keadaan yang diinginkan melainkan keadaan karena keterpaksaan.

Kurangnya angka lapangan kerja yang memadai menjadikan banyak dari angkatan kerja yang seharusnya produktif menjadi pengangguran. Terlebih lagi hal itu diperparah dengan kondisi indonesia saat ini yang mana jumlah dan pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Hal tersebut membuat kondisi tidak sebandingnya jumlah angkatan kerja dan jumlah pekerjaan yang ada. Menurut Sukirno (2011: 327) Pengangguran merupakan masalah yang kompleks karena disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dan memiliki beberapa efek buruk terhadap perekonomian, politik, sosial dan pendidikan.

Kemenaker pernah menyebutkan bahwa pengangguran terbuka banyak yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Seseorang disebut sebagai pengangguran terbuka ketika ia tidak memiliki pekerjaan dan tidak bekerja sama sekali. Dengan kata lain lulusan perguruan tinggi banyak yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran terdidik/intelektual). Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran ternyata ada berbagai hal yang turut menjadi pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran. Bahkan persaingan global menyebabkan pengangguran ketika lulusan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari berbagai universitas di negara lain memiliki peluang yang sama untuk melamar kerja di suatu perusahaan.

Dengan demikian, apakah kuliah dan mendapatkan pendidikan formal yang lebih tinggi itu akan sia- sia? Justru ada keterkaitan yang erat antara pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat perekonomian suatu wilayah. Coba lihat tingkat pendidikan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Penduduk di negara-negara maju cenderung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah sekolah.

Sejalan dengan Teori Human Capital yang telah disinggung sebelumnya, pendidikan meningkatkan kapabilitas mental dan keterampilan teknis secara umum sehingga meningkatkan produktivitas. Pada gilirannya, semakin produktif angkatan kerja maka semakin baik tingkat perekonomian suatu negara. Ketika perputaran roda ekonomi semakin baik, semakin besar pula kesempatan kerja. Di Asia misalnya, pengaruh tingkat pendidikan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat di negara-negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan.

3. Korelasi antara Pendidikan dan Penghasilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun