Mohon tunggu...
Bintang Mezakh Pamungkas
Bintang Mezakh Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi = Menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pendidikan terhadap Kemiskinan

10 Juli 2023   12:43 Diperbarui: 10 Juli 2023   12:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Pendidikan Terhadap Terjadinya Kemiskinan 

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi negara. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami stagnasi antara tahun 2014 hingga 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01%, 4,88%, 5,03%, dan 5,07%. Menurut Ozughalu (2016), risiko kemiskinan di kalangan penduduk merupakan tantangan terbesar bagi pembangunan ekonomi negara.

Kemiskinan merupakan masalah yang tidak hanya memiliki dimensi ekonomi, tetapi juga budaya, sosial, politik dan ideologis. Kemiskinan merupakan isu utama yang memerlukan perhatian khusus di semua negara dan harus terus ditanggulangi. Situasi miskin secara keseluruhan ditandai dengan kerentanan ekonomi, isolasi, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhan. Dampak yang terkait dengan jenis kemiskinan adalah (1) secara sosial ekonomi yang dibawa oleh masyarakat. (2) menurunnya produktivitas masyarakat (3) menyebabkan menurunnya partisipasi masyarakat (4) menurunnya keamanan dan ketertiban masyarakat (5) menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi penyelenggara pelayanan publik (6) ) menurunnya kualitas manusia masa depan sumber daya

Menurut Statistic Finland (2018), kemiskinan adalah kondisi dimana masyarakat miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (akses terhadap kebutuhan dasar). Pengukuran ini mengukur penduduk miskin dari sisi pengeluaran, atau konsumsi pokok makanan dan bukan makanan, diukur dalam satuan rupiah per orang. Berbeda dengan pengukuran kemiskinan menurut Bank Dunia (2016), dimana pengukuran kemiskinan menitikberatkan pada daya beli atau purchasing power parity (PPP) masyarakat.

Menurut Statistics Finland (2018), jumlah penduduk miskin di Indonesia cenderung menurun, hal ini menunjukkan bahwa program kemiskinan yang dilaksanakan berdampak positif. Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat miskin yang berdampak negatif terhadap pembangunan nasional (Kriswandari, 2016). Menurut Statistik Finlandia (2018), jumlah penduduk miskin di Indonesia tersebar di 34 provinsi, dengan Pulau Papua memiliki proporsi penduduk miskin tertinggi di Indonesia, yaitu 20,88 persen dibandingkan pulau lain (Sumatera 10,88; Jawa). 9,87; Bali dan Nusa Tenggara 14:24; Kalimantan 9,40; dan Sulawesi 12,66 persen). Namun secara keseluruhan, pulau Jawa 

ISI

1. Kaitan Pendidikan dengan tingkat kesempatan kerja

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia.Pendidikan tidak hanya menambah cara-cara melaksanakan kerja yang baik tetapi juga dalam membuat keputusan dalam pekerjaan atau dengan kata lain pendidikan memberikan pengetahuan bukan hanya yang langsung dengan pelaksanaan tugas akan tetapi juga merupakan dasar untuk pengembangan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi lulusan pendidikan seseorang, maka semakin tinggi juga kemampuan dan kesempatan untuk bekerja (Yos Merizal, 2008).

Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam lingkungan intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Semakin tingginya lulusan pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga kemampuan kerja (the working capacity) atau produktivitas seseorang dalam bekerja. Pendidikan formal merupakan persyaratan teknis yang sangat berpengaruh terhadap mencapai kesempatan kerja Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui lulusan pendidikan, dengan asumsi tersedianya lapangan pekerjaan formal.Pendidikan formal juga dapat membuka pintu bagi seseorang untuk masuk ke sektor pekerjaan tertentu. 

Misalnya, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan teknis atau spesifik seringkali membutuhkan pendidikan formal yang sesuai. (Carnevale, A. P., Smith, N., & Strohl, J. (2013).Selain itu pendidikan yang berkualitas baik dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Program pendidikan yang fokus pada perkembangan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri atau sektor tertentu seringkali meningkatkan peluang kerja lulusannya.(Acemoglu, D., & Author, D. H. (2011)

 2. Pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat Pengangguran

Pengangguran kerap kali menjadi suatu masalah di dalam sebuah negara. Terlebih lagi bagi negara berkembang yang sedang berjuang meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Tidak terkecuali yang dialami oleh indonesia, hingga tahun 2019 lalu menurut badan pusat statistik tingkat pengangguran di indonesia sebesar 5,28 % atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,34 persen. Pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pengangguran baik di tingkat pusat maupun ditingkat provinsi namun hal tersebut sangat sulit untuk bisa diatasi dan hasilnya di indonesia tingkat pengangguran mengalami naik turun disetiap tahunnya.

Secara umum pengangguran dapat dianggap sebagai orang yang sudah tidak bekerja atau tidak memiliki pekerjaan dan tidak ikut andil di dalam kegiatan produksi. Sementara itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak punya pekerjaan, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak atau sedang mempersiapkan usaha mandiri.

Selain itu yang termasuk dalam kategori ini ialah mereka yang telah bekerja namun karena sesuatu hal berhenti dari pekerjaan tersebut atau diberhentikan dan sedang berusaha Kembali untuk mendapatkan pekerjaan (BPS). Suatu usaha mencari pekerjaan ini tentu tidak terbatas dalam seminggu ataupun sebulan pencarian, jadi seseorang yang berusaha dalam mendapatkan pekerjaan dan permohonannya telah dikirim lebih dari seminggu yang lalu tetap dianggap sebagai para pencari kerja. Menurut Afrida (2003:135), pengangguran adalah suatu masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di setiap negara. Begitu pentingnya masalah ini sehingga pada setiap perencanaan pembangunan ekonomi masyarakat selalu berperan dalam tujuan menurunkan angka pengangguran. 

Tentunya keadaan ini normalnya tidak diinginkan oleh seluruh orang, sebab dengan menjadi pengangguran berarti tidak adanya kantong-kantong pemasukan yang di dapat secara mandiri guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dan normalnya keadaan ini bukanlah suatu keadaan yang diinginkan melainkan keadaan karena keterpaksaan.

Kurangnya angka lapangan kerja yang memadai menjadikan banyak dari angkatan kerja yang seharusnya produktif menjadi pengangguran. Terlebih lagi hal itu diperparah dengan kondisi indonesia saat ini yang mana jumlah dan pertumbuhan penduduk sangat tinggi. Hal tersebut membuat kondisi tidak sebandingnya jumlah angkatan kerja dan jumlah pekerjaan yang ada. Menurut Sukirno (2011: 327) Pengangguran merupakan masalah yang kompleks karena disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dan memiliki beberapa efek buruk terhadap perekonomian, politik, sosial dan pendidikan.

Kemenaker pernah menyebutkan bahwa pengangguran terbuka banyak yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Seseorang disebut sebagai pengangguran terbuka ketika ia tidak memiliki pekerjaan dan tidak bekerja sama sekali. Dengan kata lain lulusan perguruan tinggi banyak yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran terdidik/intelektual). Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran ternyata ada berbagai hal yang turut menjadi pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran. Bahkan persaingan global menyebabkan pengangguran ketika lulusan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari berbagai universitas di negara lain memiliki peluang yang sama untuk melamar kerja di suatu perusahaan.

Dengan demikian, apakah kuliah dan mendapatkan pendidikan formal yang lebih tinggi itu akan sia- sia? Justru ada keterkaitan yang erat antara pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat perekonomian suatu wilayah. Coba lihat tingkat pendidikan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Penduduk di negara-negara maju cenderung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah sekolah.

Sejalan dengan Teori Human Capital yang telah disinggung sebelumnya, pendidikan meningkatkan kapabilitas mental dan keterampilan teknis secara umum sehingga meningkatkan produktivitas. Pada gilirannya, semakin produktif angkatan kerja maka semakin baik tingkat perekonomian suatu negara. Ketika perputaran roda ekonomi semakin baik, semakin besar pula kesempatan kerja. Di Asia misalnya, pengaruh tingkat pendidikan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat di negara-negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan.

3. Korelasi antara Pendidikan dan Penghasilan

 Pemanfaatan sumberdaya manusia yang ada pada sektor industri, merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor industri tersebut. Berhasil tidaknya suatu organisasi kerja dalam mencapai tujuan akan tergantung pada unsur manusianya. Saat ini kebutuhan akan sumber daya manusia harus diperhatikan, perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas tenaga kerja, tantangan utama yang dihadapi industri nasional saat ini adalah rendahnya tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari- hari,

Tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu, seperti

Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD,SMP

Pendidikan lanjutan 

Pendidikan menengah minimal 3 tahun meliputi SMA atau Sederajat

Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

Perusahaan ingin kegiatan produktivitas terlaksana secara optimal.dan beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, diantaranya adalah upah, tingkat pendidikan, motivasi, pengalaman kerja, jaminan sosial, jam kerja, dan masih banyak lagi. Faktor-faktor penyebab yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah upah dan tingkat pendidikan

Untuk meningkatkan produktivitas para tenaga kerja, maka diperlukan penghargaan serta pengakuan keberadaan para tenaga kerja tersebut. Seseorang melakukan suatu pekerjaan karena mengharapkan suatu imbalan dalam bentuk 5 uang atau upah. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan (UU Tenaga Kerja No.13 Tahun 2000, Bab I, pasal 1, Ayat 30)

Simpulan dan Penutup 

Pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia dengan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan diri.Selain itu pendidikan juga dapat membuka pintu bagi seseorang untuk masuk ke sektor pekerjaan tertentu.Sehingga dalam hal ini pendidikan memiliki pengaruh terhadap tingkat kesempatan kerja.

 Pendidikan formal juga berpengaruh pada tingkat pengangguran terdidik, yang dipengaruhi oleh persaingan global. Tingkat pendidikan yang tinggi berkaitan erat dengan tingkat perekonomian suatu wilayah, dengan negara maju yang memiliki pendidikan tinggi berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan perekonomian yang lebih baik.Selain itu pendidikan juga berpengaruh terhadap upah yang diperoleh dikarenakan perusahaan atau penyedia lapangan kerja akan menyesuaikan antara upah atau balas jasa dengan produktivitas karyawan dalam bekerja. Menyinggung Teori Human Capital yang menjelaskan bahwa pendidikan meningkatkan kapabilitas mental dan keterampilan teknis secara umum sehingga meningkatkan produktivitas.Dari pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran karena pendidikan meningkatkan produktivitas seseorang. 

Dari beberapa kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan secara umum pendidikan berpengaruh terjadinya kemiskinan karena pendidikan berpengaruh pada tingkat kesempatan kerja dan upah yang akan diperoleh. Sehingga dapat dikatakan pendidikan adalah kunci dalam pengentasan kemiskinan. 

Daftar Pustaka 

Purbowati, D. (2022, May 24). Pengaruh Tingkat pendidikan Pada Angka Pengangguran. Aku Pintar. https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pengaruh-tingkat-pendidikan-pada-angka-pengangguran 

Pengaruh Tingkat pendidikan Dan Kesempatan Kerja Terhadap Pengangguran (n.d.). https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Ekonomi-Qu/article/download/4978/3574 

Subroto, G. (n.d.). Hubungan Pendidikan Dan Ekonomi:Perspektif Teori Dan Empiris. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/318 

Susanto, R., & Pangesti, I. (n.d.). Pengaruh Tingkat pendidikan Terhadap Kemiskinan di Dki Jakarta. JABE (Journal of Applied Business and Economic). https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/JABE/article/view/4183 

Ustama, D. D. (n.d.). Peranan Pendidikan Dalam Pengentasan kemiskinan. DIALOGUE. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/dialogue/article/view/417 

Purnomo, S. D., Istiqomah, I., & Suharno, S. (n.d.). Hubungan Pendidikan Dan Kemiskinan: Pendekatan Variabel Mediasi pendapatan per kapita. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/view/60673 

Hubungan Antara Pendidikan Dan Pengangguran di Indonesia. Hipwee. (2018, July 11). https://www.hipwee.com/opini/hubungan-antara-pendidikan-dan-pengangguran-di-indonesia/ 

Purnomo, S. D., Istiqomah, I., & Suharno, S. (2020). HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEMISKINAN: PENDEKATAN VARIABEL MEDIASI PENDAPATAN PER KAPITA. Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (E-journal), 539. https://doi.org/10.24843/eeb.2020.v09.i06.p04 

Ustama, D. D. (2010, October 30). PERANAN PENDIDIKAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN. Ustama | DIALOGUE. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/dialogue/article/view/417 

Susanto, R., & Pangesti, I. (2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di DKI Jakarta. Journal of Applied Business and Economic, 5(4), 340. https://doi.org/10.30998/jabe.v5i4.4183

Subroto, G. (2014). Hubungan Pendidikan dan Ekonomi:Perspektif Teori dan Empiris. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 20(3), 390--405. https://doi.org/10.24832/jpnk.v20i3.318

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun