7. Neurobiologis dalam kecanduan
Pusat dibalik proses kecanduan pada proses neurokimiawi adalah peran obat-obatan dalam mengaktifkan “jalur kesenangan”. Mesocorticolimbic dopamine pathway (MCLP) adalah pusat aktivasi obat psikoaktif pada otak. MCLP terdiri dari akson atau sel neuronal pada bagian tengah otak yang dikenal sebagai “ventral tegmental area” dan menghubungkan pusat otak lainnya seperti nucleus accumbens dan frontal korteks. Sistem neuronal ini terkait dengan beberapa fungsi seperti kontrol emosi, memori, dan kepuasan. Alkohol memproduksi euphoria dengan menstimulasi area ini pada otak. Riset memperlihatkan bahwa stimulasi elektrikal MCLP memproduksi kebahagiaan yang besar (Liebman & Cooper, 1989; Littrell, 2001).
8. Kerentanan genetik
Kemungkinan predisposisi genetik dalam membangun permasalahan penggunaan alkohol telah banyak diteliti. Banyak ahli telah setuju bahwa genetika mungkin berperan penting dalam membangun sensitivitas penggunaan alkohol (Mustanski, Viken, et al., 2003; Plomin & DeFries, 2003). Sebuah review dari 39 studi pada keluarga dari 6.251 pengguna alkohol dan 4.083 bukan pengguna melaporkan hampir 1/3 pengguna memiliki setidaknya satu orang tua yang memiliki masalah alkohol (Cotton, 1979). Riset pada anak yang memiliki orang tua kandung pengguna alkohol namun diadopsi oleh keluarga yang tidak menggunakan memberikan informasi lainnya, dimana mereka tidak terpengaruh lingkungan keluarga kandungnya. Goodwin dan kolega (1973) menemukan bahwa anak-anak tersebut cenderung memiliki permasalahan dengan alkohol di akhir 20 tahunan dibandingkan dengan anak yang memiliki orang tua kandung bukan pengguna alkohol.
9. Pengaruh genetika dan belajar
Ketika bicara tentang hal ini, kita tidak hanya bicara tentang pewarisan genetik, tetapi juga faktor belajar yang juga memiliki peran penting. Ketika seseorang memiliki predisposisi genetis atau kerentanan biologis dalam penggunaan alkohol, seseorang tersebut tetap harus terekspos alkohol pada tingkat tertentu untuk memunculkan perilaku pengguna alkohol ini.
Prevensi
Metode psikologis yang dilakukan untuk treatment dan prevensi untuk masalah alkohol bisa dilakukan untuk orang dewasa maupun remaja. Prevensi berfokus pada perkembangan masalah dan mengurangi efek yang muncul dari masalah tersebut. Sedangkan treatment biasanya berfokus untuk menghentikan atau mengurangi efek dari masalah penggunaan alkohol yang telah dilakukan.
Sebagai penanganan untuk gangguan ini, terdapat tiga macam prevensi yaitu:
1. Prevensi primer
Adanya pemberian dukungan pada pembuatan aturan pelarangan penyalahgunaan alkohol yang dibuat oleh berbagai pihak. Selain itu, dari sisi lingkungan dapat diciptakan lingkungan yang dapat membuat generasi muda tidak mengkonsumsi alkohol. Seperti tidak memberikan contoh untuk menyalahgunakan alkohol dan memberikan pengetahuan tentang bahayanya, yang bisa dimulai dari lingkungan keluarga.