Peran dan tanggung jawab dalam praktik Pembelajaran Siklus 1-4 adalah:
- Guru sebagai subjek praktik baik
- Siswa sebagai objek praktik baik
TANTANGAN
Tantangan Siklus 1:
- Kemampuan anak yang kurang dalam mengenal bentuk-bentuk geometri sehingga anak belum mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
- Dalam pemberian stimulasi khususnya dalam mengenal dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri, guru hanya menggunakan LKA dan papan tulis karena seharusnya guru menggunakan berbagai media yang lebih menarik dan bervariasi.
- Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan kurang variatif.
- Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam mengenalkan bentuk-bentuk geometri melalui benda-benda yang ada disekitarnya.
Tantangan Siklus 2:
- Kemampuan anak yang kurang dalam mengenal angka sehingga anak belum mampu membilang menggunakan benda dengan tepat.
- Dalam pemberian stimulasi khususnya dalam membilang angka, guru menggunakan LKA, bernyanyi-nyanyi dan papan tulis karena seharusnya guru menggunakan berbagai media yang lebih menarik dan bervariasi.
- Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan monoton.
- Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam mengenalkan lambang bilangan melalui benda-benda yang ada disekitarnya.
Tantangan Siklus 3:
- Kemampuan anak yang kurang dalam mengenal huruf sehingga anak belum mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat.
- Dalam pemberian stimulasi khususnya dalam mengenal huruf guru hanya menggunakan metode ceramah, LKA dan papan tulis karena seharusnya guru menggunakan berbagai media yang lebih menarik dan bervariasi.
- Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan kurang variatif.
- Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam mengenalkan huruf menggunakan permainan-permainan yang menarik bagi anak.
Tantangan Siklus 4:
- Anak belum mampu menghias donat dari playdough dengan terampil
- Guru dalam memberikan stimulus yang cenderung monoton, hanya dengan cara menunjukkan LKA dan papan tulis.
- Anak yang merasa jijik saat memegang playdough, plastisin atau slim
- Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan monoton.
- Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam kegiatan menghias menggunakan playdough
AKSI
Aksi Siklus 1:
- Guru mendata anak yang belum mengenal dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
- Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Solusinya guru membuat media papan roda geometri dan stik geometri untuk mengenalkan bentuk-bentuk geometri dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
- Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu anak satu per satu disuruh memutar papan roda geometri lalu anak disuruh menyebutkan bentuk geometri yang telah didapatkan di papan roda geometri sesuai di panahnya. Kemudian anak mengambil stik geometri sesuai bentuk geometri dan warnanya. Anak disuruh mengelompokkan bentuk geometri yang telah didapatkan di tempat yang telah tersedia. Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang agar anak dapat mengelompokkan bentuk-bentuk geometri sesuai bentuk dan warnanya.
- Dengan media papan roda geometri anak dapat belajar sambil bermain dengan senang.
Aksi Siklus 2:
- Guru mendata anak yang belum mampu membilang biji jagung dengan tepat.
- Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Solusinya guru membuat media gelas hitung dan kartu angka untuk mengenalkan angka dan membilang biji jagung dengan tepat.
- Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu anak satu per satu disuruh berjalan melewati tanaman jagung dan menyebutkan angka yang telah dilewati, lalu anak mengambil kartu angka dan menyebutkan angka berapa yang telah didapatkan, kemudian anak mengambil biji jagung dan membilang biji jagung sesuai angka yang telah diambil di kartu angka lalu memasukkan biji jagung kedalam media gelas hitung.
- Dengan media gelas hitung anak dapat belajar sambil bermain dengan senang.
Aksi Siklus 3:
- Guru mendata anak yang belum mampu mengenal huruf dan menyusun huruf menjadi kata dengan tepat.
- Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Solusinya guru membuat media tutup botol huruf untuk mengenalkan huruf agar anak mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat.
- Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu guru mengenalkan huruf a-z menggunakan media tutup botol huruf kemudian anak diajak membuat mainan televisi dari kardus bekas susu. Setelah mainan televisinya jadi, anak disuruh menyusun huruf yang ada di tutup botol bekas menjadi kata televisi.
- Dengan media tutup botol huruf anak dapat belajar sambil bermain dengan senang.
Aksi Siklus 4:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!