Mohon tunggu...
MEYTA ASWINDADEWI
MEYTA ASWINDADEWI Mohon Tunggu... Guru - TK DHARMA WANITA PERSATUAN GOMBANG

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice

15 Desember 2022   08:39 Diperbarui: 15 Desember 2022   08:59 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TUJUAN YANG INGIN DICAPAI:

  • Meningkatkan kemampuan aspek perkembangan kognitif anak usia dini
  • Meningkatkan kemampuan aspek perkembangan bahasa anak usia dini
  • Meningkatkan kemampuan aspek perkembangan seni anak usia dini

SITUASI

Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah pada PPL Siklus 1-4 yaitu :

Situasi Siklus 1:

Ada 12 anak di kelompok A. Dari 12 anak terdapat 10 anak yang belum mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan percaya diri. Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini sangat berpengaruh untuk ke jenjang selanjutnya. Perkembangan mengenal bentuk-bentuk geometri anak usia dini adalah perkembangan anak dalam menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri, membedakan benda-benda yang berbentuk geometri, membedakan ciri-ciri bentuk geometri, mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segi empat, dan persegi panjang). Mengenalkan bentuk-bentuk geometri bisa menggunakan cara bermain sambil belajar.

Situasi Siklus 2:

Ada 12 anak di kelompok A, tetapi yang masuk hanya 11 karena yang 1 sedang sakit. Dari 11 anak yang masuk, terdapat 9 anak yang belum mampu membilang biji jagung sesuai lambang bilangan dengan tepat. Kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun yaitu membilang dan menyebutkan urutan bilangan dari 1 sampai 10, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) 1 sampai 10. Hal ini penting untuk dilakukan karena mengenal lambang bilangan pada anak usia dini sangat penting untuk ke jenjang selanjutnya. Pengenalan lambang bilangan pada anak akan merangsang perkembangan kognitifnya, sehingga anak akan mampu mengolah dan menggunakan lambang bilangan tersebut pada kehidupan sehari-hari.

Situasi Siklus 3:

Ada 10 anak di kelompok B. Dari 10 anak, terdapat 8 anak yang belum mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat. Mengenal huruf termasuk salah satu langkah penting dalam proses pembelajaran pada anak usia dini. Mengajari anak mengenal huruf bisa menggunakan berbagai macam mainan atau alat peraga yang dikombinasikan, bisa menggunakan alat-alat sederhana dari bahan alam, atau barang-barang bekas. Disini saya menggunakan media tutup botol huruf dalam mengenalkan huruf kepada anak. Di media tutup botol huruf tersebut terdapat huruf a-z.

Situasi Siklus 4:

Ada 10 anak di kelompok B tetapi yang 1 anak tidak masuk, karena sakit. Dari 9 anak, terdapat 8 anak yang belum mampu menghias donat dari playdough dengan terampil. Media playdough merupakan salah satu bahan permainan edukatif karena dapat mendorong imajinasi anak. Media playdough merupakan bahan yang sangat cocok untuk anak kecil karena bahannya murah dan mudah di dapatkan. Berkreasi dengan media playdough merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat bentuk tiga dimensional. Kegiatan ini akan membelajarkan anak--anak bahwa mereka dapat membuat sesuatu, meningkatkan pengendalian jari tangan dan koordinasi tangan sampai mata. Pendidikan seni di TK pada dasarnya termasuk ke dalam kelompok kegiatan motorik, khususnya kegiatan motorik halus. Pembelajaran seni bermanfaat untuk mengembangkan estetika, kreativitas, dan mengekspresikan diri pada anak. Melalui permainan dengan menggunakan media playdough mampu membantu anak mengembangkan aspek perkembangan seni anak. Pembelajaran seni anak mempunyai peran penting dalam pendidikan anak usia dini.

Peran dan tanggung jawab dalam praktik Pembelajaran Siklus 1-4 adalah:

  • Guru sebagai subjek praktik baik
  • Siswa sebagai objek praktik baik

TANTANGAN

Tantangan Siklus 1:

  • Kemampuan anak yang kurang dalam mengenal bentuk-bentuk geometri sehingga anak belum mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
  • Dalam pemberian stimulasi khususnya dalam mengenal dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri, guru hanya menggunakan LKA dan papan tulis karena seharusnya guru menggunakan berbagai media yang lebih menarik dan bervariasi.
  • Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan kurang variatif.
  • Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam mengenalkan bentuk-bentuk geometri melalui benda-benda yang ada disekitarnya.

Tantangan Siklus 2:

  • Kemampuan anak yang kurang dalam mengenal angka sehingga anak belum mampu membilang menggunakan benda dengan tepat.
  • Dalam pemberian stimulasi khususnya dalam membilang angka, guru menggunakan LKA, bernyanyi-nyanyi dan papan tulis karena seharusnya guru menggunakan berbagai media yang lebih menarik dan bervariasi.
  • Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan monoton.
  • Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam mengenalkan lambang bilangan melalui benda-benda yang ada disekitarnya.

Tantangan Siklus 3:

  • Kemampuan anak yang kurang dalam mengenal huruf sehingga anak belum mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat.
  • Dalam pemberian stimulasi khususnya dalam mengenal huruf guru hanya menggunakan metode ceramah, LKA dan papan tulis karena seharusnya guru menggunakan berbagai media yang lebih menarik dan bervariasi.
  • Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan kurang variatif.
  • Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam mengenalkan huruf menggunakan permainan-permainan yang menarik bagi anak.

Tantangan Siklus 4:

  • Anak belum mampu menghias donat dari playdough dengan terampil
  • Guru dalam memberikan stimulus yang cenderung monoton, hanya dengan cara menunjukkan LKA dan papan tulis.
  • Anak yang merasa jijik saat memegang playdough, plastisin atau slim
  • Metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat membosankan dan monoton.
  • Kurangnya bimbingan dari guru dan orang tua dalam kegiatan menghias menggunakan playdough

AKSI

Aksi Siklus 1:

  • Guru mendata anak yang belum mengenal dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
  • Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  • Solusinya guru membuat media papan roda geometri dan stik geometri untuk mengenalkan bentuk-bentuk geometri dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
  • Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu anak satu per satu disuruh memutar papan roda geometri lalu anak disuruh menyebutkan bentuk geometri yang telah didapatkan di papan roda geometri sesuai di panahnya. Kemudian anak mengambil stik geometri sesuai bentuk geometri dan warnanya. Anak disuruh mengelompokkan bentuk geometri yang telah didapatkan di tempat yang telah tersedia. Kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang agar anak dapat mengelompokkan bentuk-bentuk geometri sesuai bentuk dan warnanya.
  • Dengan media papan roda geometri anak dapat belajar sambil bermain dengan senang.

Aksi Siklus 2:

  • Guru mendata anak yang belum mampu membilang biji jagung dengan tepat.
  • Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  • Solusinya guru membuat media gelas hitung dan kartu angka untuk mengenalkan angka dan membilang biji jagung dengan tepat.
  • Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu anak satu per satu disuruh berjalan melewati tanaman jagung dan menyebutkan angka yang telah dilewati, lalu anak mengambil kartu angka dan menyebutkan angka berapa yang telah didapatkan, kemudian anak mengambil biji jagung dan membilang biji jagung sesuai angka yang telah diambil di kartu angka lalu memasukkan biji jagung kedalam media gelas hitung.
  • Dengan media gelas hitung anak dapat belajar sambil bermain dengan senang.

Aksi Siklus 3:

  • Guru mendata anak yang belum mampu mengenal huruf dan menyusun huruf menjadi kata dengan tepat.
  • Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  • Solusinya guru membuat media tutup botol huruf untuk mengenalkan huruf agar anak mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat.
  • Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu guru mengenalkan huruf a-z menggunakan media tutup botol huruf kemudian anak diajak membuat mainan televisi dari kardus bekas susu. Setelah mainan televisinya jadi, anak disuruh menyusun huruf yang ada di tutup botol bekas menjadi kata televisi.
  • Dengan media tutup botol huruf anak dapat belajar sambil bermain dengan senang.

Aksi Siklus 4:

Langkah-langkah yang dilakukan :

  • Guru mendata anak yang belum mampu menghias donat dari playdough dengan terampil
  • Guru dan teman sejawat berkoordinasi dalam mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  • Solusinya guru membuat media playdough agar anak mampu menghias donat dari playdough dengan terampil
  • Cara menstimulasi yang dilakukan guru yaitu guru mengajak anak membentuk donat karakter dari playdough. Guru memberi kebebasan anak dalam membentuk donat. Anak membuat donat diberi lubang dan ada yang tidak dilubangi. Dengan media playdough anak dapat membentuk donat karakter dan menghiasnya dengan senang.

REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

 Refleksi Hasil dan Dampak Siklus 1

  • Dampak dari aksi tersebut anak yang tadinya belum mampu mengenal bentuk-bentuk geometri dan belum mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat setelah dilakukan praktik baik menjadi anak mampu mengenal bentuk-bentuk geometri dan mengelompokkan bentuk geometri dengan tepat.
  • Penggunaan media papan roda geometri dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometri dengan tepat.
  • Media papan roda geometri sangat menarik dan mudah digunakan sehingga anak-anak tidak kesulitan dalam melakukan kegiatan.
  • Langkah yang dilakukan sangat efektif, ini terbukti melalui media papan roda geometri, anak dapat mengenal bentuk-bentuk geometri dan mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri sesuai bentuk dan warnanya dengan tepat
  • Setelah dilakukan praktik baik 8 anak mengalami perkembangan menjadi anak mampu mengelompokkan bentuk-bentuk geometri sesuai bentuk dan warnanya dengan tepat dan baik dan 2 anak berkembang sesuai harapan. Jadi dari pelaksanaan praktik baik ini anak yang mengalami perkembangan sangat baik sebanyak 83% dan berkembang sesuai harapan sebanyak 17%.

Refleksi Hasil dan Dampak Siklus 2

  • Dampak dari aksi tersebut anak yang tadinya belum mampu membilang biji jagung dengan tepat setelah dilakukan praktik baik 7 anak mengalami perkembangan menjadi anak mampu membilang biji jagung dengan tepat dan baik dan 2 anak berkembang sesuai harapan. Jadi dari pelaksanaan praktik baik ini anak yang mengalami perkembangan sangat baik sebanyak 82% dan berkembang sesuai harapan sebanyak 18%.
  • Penggunaan media gelas hitung dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membilang biji jagung dengan tepat.
  • Respon anak-anak sangat baik dan mereka menyukai dengan kegiatan yang dilakukan.
  • Langkah yang dilakukan sangat efektif, ini terbukti melalui media gelas hitung dan biji jagung, anak dapat membilang dengan tepat. Di praktik baik ini guru juga bekerja sama dengan orang tua dalam mengenalkan lambang bilangan dengan benda-benda disekitarnya saat dirumah.
  • Faktor yang menjadi keberhasilan yaitu semua langkah-langkah yang diatas terlaksana dan subjek dan objek praktik baik ini sangat berperan aktif.

Refleksi Hasil dan Dampak Siklus 3:

  • Dampak dari aksi tersebut 8 anak yang tadinya belum mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat setelah dilakukan praktik baik 6 anak mengalami perkembangan menjadi anak mampu menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat dan baik dan 2 anak berkembang sesuai harapan. Jadi dari pelaksanaan praktik baik ini anak yang mengalami perkembangan sangat baik sebanyak 80% dan berkembang sesuai harapan sebanyak 20%.
  • Penggunaan media tutup botol huruf dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf dan menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat.
  • Media tutup botol huruf sangat menarik dan mudah digunakan sehingga anak-anak tidak kesulitan dalam melakukan kegiatan.
  • Respon anak-anak sangat baik dan mereka menyukai dengan kegiatan yang dilakukan. Langkah yang dilakukan sangat efektif, ini terbukti melalui media tutup botol hurif, anak dapat menyusun huruf menjadi kata televisi dengan tepat. Di praktik baik ini guru juga bekerja sama dengan orang tua dalam mengenalkan huruf melalui benda-benda disekitarnya saat dirumah

Refleksi Hasil dan Dampak Siklus 4:

  • Dampak dari aksi tersebut 8 anak yang tadinya belum mampu menghias donat dari playdough dengan terampil setelah dilakukan praktik baik 8 anak mengalami perkembangan menjadi anak mampu menghias donat dari playdough dengan terampil dan 1 anak berkembang sesuai harapan. Jadi dari pelaksanaan praktik baik ini anak yang mengalami perkembangan sangat baik sebanyak 89% dan berkembang sesuai harapan sebanyak 11%.
  • Respon anak-anak sangat baik dan mereka menyukai dengan kegiatan yang dilakukan. Anak- anak senang melakukan kegiatan ini, karena kegiatan ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
  • Langkah yang dilakukan sangat efektif, ini terbukti melalui media playdough, anak mampu menghias donat dari playdough dengan terampil. Di praktik baik ini guru juga bekerja sama dengan orang tua dalam membuat playdough di rumah, karena bahannya murah dan mudah didapatkan.

RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana Tindak Lanjut Siklus 1

Untuk menindaklanjuti anak masih mengalami kesulitan dalam mengelompokkan bentuk- bentuk geometri, guru berencana untuk mengunakan permainan kotak pintar dimana anak nanti dapat mengambil dan menancapkan stik geometri ke dalam wadah sesuai bentuknya.

Rencana Tindak Lanjut Siklus 2

Untuk menindaklanjuti anak masih mengalami kesulitan dalam membilang menggunakan benda dengat tepat yaitu guru berencana menggunakan permainan kantong doraemon (celemek) dimana anak nanti dapat memasukkan benda ke dalam kantong doraemon sesuai kartu angka yang didapatkan.

Rencana Tindak Lanjut Siklus 3

Untuk menindaklanjuti anak masih mengalami kesulitan dalam menyusun huruf menjadi kata, guru berencana untuk menggunakan media papan magnet dan kartu huruf, dimana anak-anak dapat menyusun huruf di media tersebut sesuai perintah.

Rencana Tindak Lanjut Siklus 4

Untuk menindaklanjuti anak masih mengalami kesulitan dalam berkreativitas menghias menggunakan media playdough yaitu guru berencana untuk mengajak anak-anak membuat kerajinan dari kertas kokoru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun